Kota Batu, Jawa Timur (ANTARA) - Upaya pemadaman api yang dilakukan oleh Tim Gabungan Pemadam di lereng Gunung Arjuno, terkendala medan yang cenderung curam dan mempersulit petugas untuk mencapai titik kebakaran.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu Achmad Choirur Rochim mengatakan bahwa tim dengan personel 12 orang dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo telah dikerahkan untuk memadamkan api.

"Kendala, sulit menjangkau area kebakaran karena pada beberapa titik api berada di lereng yang memiliki kemiringan lebih dari 60 derajat," kata Rochim, di Kota Batu, Jawa Timur, Selasa.

Rochim menjelaskan, sebanyak 12 orang personel tersebut telah diberikan perbekalan untuk memenuhi kebutuhan selama kurang lebih tiga hari. Jauhnya lokasi titik api yang berada pada ketinggian 2.730 mdpl, mengharuskan Tim Pemadam berjalan kaki selama kurang lebih lima jam.

Titik api tersebut, merupakan hasil rambatan dari titik api pertama pada ketinggian 3.152 meter di atas permukaan laut, yang telah berhasil dipadamkan pada Senin (29/7). Diperkirakan, luasan area yang terbakar mencapai 70 hektare.

Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tahura Raden Soerjo Ahmad Wahyudi mengatakan, hingga saat ini kebakaran masih belum dapat dikendalikan. Rencananya, esok hari akan kembali mengirimkan regu pemadam dari sisi utara.

"Kebakaran masih belum dapat dikendalikan, besok pagi direncanakan akan mengirim regu pemadaman melalui Lembah Lengkean, untuk memotong aliran api dari sisi utara," kata Wahyudi.

Saat ini, tim yang diterjunkan berupaya untuk mengendalikan api dari sisi selatan via Jalur Pura.

Kebakaran yang melanda lereng Gunung Arjuno tersebut merupakan kali kedua pada pekan ini. Sebelumnya, kebakaran yang terjadi pada Minggu (28/7) telah berhasil dipadamkan pada Senin (29/7).

Namun, hembusan angin yang cukup kencang membuat bara api sisa kebakaran, kembali memunculkan api. Kebakaran yang terjadi, memiliki tipe kebakaran lantai hutan yakni bagian yang terbakar adalah, serasah dari daun cemara yang menumpuk dan kering pada saat musim kemarau.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019