Palu (ANTARA) - Wali Kota Palu Hidayat meminta bantuan Jaminan Hidup (jadup) untuk pengungsi korban gempa, tsunami dan likuifaksi di Kota Palu tidak disalurkan secara bertahap oleh Kementerian Sosial (Kemensos) RI.

"Saya sudah sampaikan kepada  Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos Rahmat Kusnadi jadup jangan disalurkan bertahap. Nanti semua data calon penerima jadup kami serahkan dan diverifikasi baru disalurkan,"katanya usai menyerahkan data awal 26.855 calon penerima jadup kepada perwakilan Kemensos di ruang kerja Wali Kota Palu Kantor Wali Kota Palu, Rabu.

Alasannya, ia tidak ingin timbul gejolak antara pengungsi yang telah menerima bantuan jadup dengan pengungsi yang belum menerima bantuan tersebut.

Ia yakin jika hal itu tetap dilakukan oleh Kemensos, besar kemungkinan akan mengakibatkan gesekan antarpengungsi bahkan sasaran utamanya adalah Pemerintah Kota Palu.

"Kalau yang 26 ribu sudah menerima jadup, nanti yang 20 ribu lagi yang datanya akan kita serahkan bertanya-tanya. Bisa menimbulkan kecemburuan antarpengungsi," katanya.

Ia menyatakan akan berusaha semaksimal mungkin agar data calon penerima bantuan jadup kemensos tahap berikutnya atau tahap terakhir segera diserahkan ke Kemensos.

Dalam pertemuan di ruang kerjanya, Rabu, Hidayat menyerahkan data tahap pertama calon penerima bantuan jadup sebanyak 26.855 jiwa Kemensos kepada Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial Rahmat Kusnadi.

"Kami besok akan bertemu dengan pihak perbankan yakni Bank Mandiri sebagai penyalur dana jadup. Data ini akan kita serahkan kepada pihak bank agar mereka verifikasi kembali data ini dengan data Dukcapil (Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil) Palu"kata Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial Rahmat Kusnadi usai menerima data calon penerima jadup dari Wali Kota Palu Hidayat di ruang kerja Wali Kota Palu.

Setelah melewati proses verifikasi kembali oleh pihak bank dan dinyatakan valid, ia mengatakan penerima bantuan jadup dalam rekening tersebut akan dibukakan rekening.

Setelah pihak bank membukakan rekening untuk mereka lanjutnya, pihak bank Mandiri akan menginformasikan kepada Kemensos agar Kemensos menginformasikan kepada Pemerintah Kota Palu siapa-siapa saja dalam data itu yang berhak menerima bantuan jadup.

"Mudah-mudahan dalam waktu dua atau tiga minggu ke depan kami sudah bisa menyalurkan bantuan jadup ini ke rekening-rekening penerima bantuan yang telah diterbitkan oleh pihak bank,"ucapnya.

Ia menyatakan salah satu persyaratan utama yang ditetapkan oleh bank, calon penerima jadup harus mempunyai NIK (Nomor Induk Kependudukan).

"Kalaupun data yang eror yah paling di bawah satu persen seperti kesalahan ketik. Tapi mudah-mudahan pihak bank menerima data itu untuk dibukakan rekening. Rekeningnya nanti atas nama istri dalam Kepala Keluarga (KK). Kalau istri sudah tidak ada maka pakai nama anak perempuan tertua,"imbuhnya.

Bantuan jadup Kemensos yang diberikan kepada pengungsi yang tinggal di hunian-hunian sementara senilai Rp10 ribu per jiwa setiap hari selama 60 hari.

Baca juga: Kemensos upayakan jadup pengungsi Palu disalurkan dalam tiga minggu
Baca juga: Kemensos minta data penerima jaminan hidup di Palu-Donggala dilengkapi
Baca juga: Pemerintah diminta segera selesaikan verifikasi penerima jamina hidup

​​​​​

Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019