Menteri Trenggono dorong optimalisasi SKPT Saumlaki untuk gerakkan ekonomi lokal

Menteri Trenggono dorong optimalisasi SKPT Saumlaki untuk gerakkan ekonomi lokal

Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono saat meninjau SKPT Saumlaki Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Kamis. (ANTARA)

Saumlaki (ANTARA) - Keberadaan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di Pulau Saumlaki, Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, ditargetkan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat setempat. Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengoptimalkan program maupun penggunaan sarana dan prasarana yang ada di SKPT, agar aktivitas ekonomi terus berjalan dan tumbuh.

"Kegiatan ekonomi disini harus digerakkan, dioptimalkan terus. Kita ketahui bersama pembangunan SKPT ini sangat strategis sebagai perwujudan nyata Nawacita ke-3 yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Sejalan dengan semangat untuk mewujudkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat dan berkepentingan nasional," ujar Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono saat meninjau SKPT Saumlaki Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Kamis.

Pusat kegiatan SKPT Saumlaki ini dilakukan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Ukurlaran. KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) telah memiliki sejumlah program untuk mengoptimalkan keberadaan SKPT Saumlaki. Diantaranya peningkatan produksi, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), peningkatan dan perbaikan armada penangkapan ikan, perbaikan infrastruktur, dan penguatan pengawasan.

Adapun perkembangan pelaksanaan SKPT Saumlaki di tahun 2021 ini meliputi tahap penyusunan AMDAL, konfirmasi kesesuaian pemanfaatan ruang laut, penyiapan dokumen WKOPP (Wilayah Kerja dan Pengoperasian Pelabuhan Perikanan), lelang konstruksi dan konsultan pengawas, serta operasional Ukurlaran.

Berdasarkan data dari DJPT, Saumlaki memiliki potensi perikanan tangkap mencapai 36.500 ton/tahun. Jenis ikan yang cukup banyak ditemukan di Saumlaki adalah kerapu, kakap merah, tenggiri, udang dan lobster. Untuk jumlah nelayan di Saumlaki sendiri mencapai 11.292 orang, sedangkan kapal nelayan disana mencapai 6.885 unit yang terdiri dari perahu tanpa motor, perahu motor tempel dan kapal motor.

Tata kelola perikanan tangkap menurut Menteri Trenggono ke depannya bertujuan pada peningkatan penerimaan negara, perbaikan infrastruktur perikanan, dan penataan yang baik hingga kesejahteraan bagi para nelayan. Sejalan dengan itu, prinsip keberlanjutan tetap menjadi pegangan. Dia berharap hal tersebut dapat diterapkan di SKPT Saumlaki.

Untuk itu, KKP bergerak cepat untuk mendongkrak produktivitas perikanan tangkap di Saumlaki. Harapannya, potensi perikanan tangkap yang ada di Saumlaki bisa didorong pertumbuhannya sampai 80 persen. Hadirnya SKPT Saumlaki, yang merupakan salah satu dari 13 SKPT di seluruh Indonesia, diharapkan bisa terus mendorong kemajuan ekonomi untuk masyarakat lokal.

Sementara itu, untuk kegiatan produksi dan pemasaran produk kelautan dan perikanan, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), Pede Batlayeri mengatakan bahwa rumput laut menjadi komoditas terbesar yang diproduksi SKPT Saumlaki, yaitu sebanyak 45.001 kg sampai dengan bulan Mei 2021, lalu diikuti dengan ikan kakatua beku sebanyak 28.764 kg, dan ikan lalosi sebanyak 27.060 kg. Dan Surabaya menjadi kota dengan tujuan pemasaran terbesar untuk ikan beku dan produk ikan lainnya.

Sedangkan, untuk jenis komoditas ikan hidup didominasi oleh benih kerang mutiara, lalu kepiting bakau, lobster, kerapu, dan kelomang. Adapun kota tujuan pemasaran terbesar untuk komoditas hidup di Saumlaki ini yaitu Kota Tual, Kota Ambon, DKI Jakarta dan Kota Denpasar. 
Pewarta :
Editor : PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2024