Tiga putra daerah didaulat menjadi tokoh pangan lokal Indonesia

Tiga putra daerah didaulat menjadi tokoh pangan lokal Indonesia

(ANTARA)

Jakarta (ANTARA) - Tingginya prevalensi masalah gizi di Indonesia, terutama stunting membuat banyak pihak menaruh perhatian besar terhadap penemuan solusi praktis dengan pendekatan lokal yang dapat membantu pengentasannya. Stunting secara langsung disebabkan oleh tingginya prevalensi penyakit infeksi serta asupan zat gizi, terutama protein, yang tidak mencukupi yang berlangsung dalam periode yang lama (kronis). Banyak daerah di Indonesia yang memiliki potensi pangan lokal padat gizi untuk meningkatkan kecukupan asupan gizi balita di daerah tersebut, namun belum dikenal dan termanfaatkan dengan baik.

Untuk meningkatkan potensi pangan lokal di daerah mereka masing-masing, diperlukan upaya kampanye masif salah satunya dengan menghadirkan tokoh-tokoh daerah yang mampu menginspirasi dan mengubah cara pandang masyarakat akan pangan lokal.

Untuk itulah, SEAMEO RECFON, sebagai Pusat Kajian Pangan dan Gizi, setelah melalui proses seleksi kepatutan, menyematkan gelar tokoh pangan lokal yang kepada Prof. Dr. Posman Sibuea dari Sumatera Utara, PhD, DR. Suryono, MSI dari Provinsi Jambi, dan Prof. dr. Veni Hadju dari Sulawesi Selatan. Acara penganugerahan ini dilakukan melalui platform daring pada 4 November 2021 yang lalu.

Tokoh pangan lokal dari Sumatera Utara, Prof. Dr. Posman Sibuea, selain menjabat sebagai wakil rektor I Universitas Katolik Santo Thomas Medan, juga merupakan anggota Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara. Beliau aktif mengkampanyekan kedaulatan pangan untuk Sumatera Utara dengan pangan lokal. Karena kebetulan memang saya juga dipercaya di Kementerian Pertanian sebagai Pokja (anggota kelompok kerja) ahli ketahanan pangan nasional semoga dengan penghargaan ini semakin bisa didiskusikan dan dilakukan berbagai hal untuk memutus mata rantai stunting di daerah Sumatera Utara, sambut beliau atas gelar baru yang diterimanya.

Saya sangat terharu dan sebenarnya yang saya lakukan selama ini belum apa-apa. Kami tentunya akan makin bermotivasi untuk lebih membantu Provinsi Jambi bebas Stunting dengan Protein yang ada di pangan yang ada, ungkap tokoh pangan lokal dari Jambi, Dr Suryono MSi, Dr. Suryono adalah staf pengajar di Fakultas Peternakan, Universitas Jambi dan selama ini aktif mengenalkan nugget kerabang telur kepada masyarakat Provinsi Jambi, khususnya di kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Sementara tokoh pangan lokal dari Sulawesi Selatan, Prof. dr. Veni Haju yang juga merupakan guru besar Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Hassanudin, dikenal sebagai seorang tokoh yang selalu konsisten mendorong mahasiswa, pemerintah daerah dan masyarakat umum untuk mengendepankan pangan lokal dalam pemecahan masalah gizi melalui pemanfaatan daun kelor dan telur ayam. Sulawesi Selatan dikenal sebagai salah satu daerah penghasil telur ayam sehingga sangat mudah bagi seluruh lapisan masyarakat untuk dapat mengakses bahan makanan tinggi protein tersebut. Potensi yang sama juga didapati pada daun kelor yang menurut Prof. Veni merupakan pangan fungsional yang berguna untuk mendukung tumbuh kembang anak.

Penyematan penghargaan kepada para tokoh ini dilakukan secara virtual oleh perwakilan pemerintah Provinsi masing-masing. Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Jambi, Hj Hesnidar Haris, SE, dalam kesempatan ini langsung mengundang Dr. Suryono mendampingi kegiatan promosi pangan lokal yang dilakukan PKK Provinsi Jambi. Ke depannya kami akan menangkap pak Suryono sebagai mitra PKK kami, ujar Hesnidar.

Acara penganugerahan tokoh pangan lokal ini merupakan bagian dari rangkaian acara kegiatan Kampanye Pangan Lokal Padat Protein di 3 provinsi di Indonesia: Sumatera Utara, Jambi dan Sulawesi Selatan Protein yang digagas Southeast Asia Ministers of Eucation Organization Regional Center of Food and Nutririon (SEAMEO RECFON) bekerja sama dengan US Soybean Export Council (USSEC) sejak September 2021. Kegiatan ini didukung penuh oleh tiga mitra akademisi Poltekkes Medan, Universitas Jambi dan Poltekkes Makassar.

Saya berharap kerja sama yang serupa. Ini dapat terus ditingkatkan. Sementara juga terus akan mengembangkan kerja sama bersama ibu bapak semua ke pihak lain ke daerah lain. Sehingga upaya kita tidak berhenti. Dan cita-cita untuk Indonesia tangguh itu betul-betul dapat kita capai bersama-sama, tutup Prof. dr. Muchtaruddin Mansyur, direktur SEAMEO RECFON di penghujung acara.
Pewarta :
Editor : PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2024