Tanjungpinang (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad melayangkan surat resmi kepada empat operator feri yang melayani rute Kepri - Singapura, dan sebaliknya agar melakukan penyesuaian penurunan tarif penumpang angkutan laut luar negeri/internasional.
"Permintaan ini menyusul dibukanya kembali pelabuhan utama Singapura, yaitu HarbourFront," kata Gubernur Ansar di Tanjungpinang, Jumat.
Empat operator feri yang disurati Ansar antara lain Horizon, Sindo, Majestic, dan Batam Fast.
Baca juga:
Populasi penyu di Natuna menurun
Kapal karam, 7 PMI hilang di perairan Batam
Adapun hal yang mendasarkan permintaannya tersebut, yakni Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran Pasal 35 Ayat (3) dan dalam rangka menciptakan tarif penumpang angkutan laut luar negeri yang efisien dan terjangkau bagi pengguna jasa di wilayah Kepri.
"Kita harap tarif penumpang angkutan laut luar negeri yang ditetapkan oleh penyelenggara angkutan, dapat dilakukan penyesuaian kembali berdasarkan tingkat pelayanan yang diberikan dan peraturan yang berlaku. Hal ini guna untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang akan berkunjung ke Kepri," ujar Ansar.
Ansar bahkan telah menembuskan surat itu kepada Menteri Perhubungan RI dan Direktur Jenderal Perhubungan Laut RI.
Sebagai informasi, saat ini harga tiket pulang-pergi rute Kepri-Singapura naik menjadi Rp800 ribu dari harga sebelum pandemi yaitu sekitar Rp500 ribu.
"Kalau sekarang masih Rp800 ribu untuk perjalanan 40 menit, itu belum ditambah pajak pelabuhan di Singapura dan Kepri. Mudah-mudahan mereka bisa turunkan itu," ungkap Gubernur.
Baca juga:
Pelayanan publik Pemkot Batam menjadi satu yang terbaik
Disdik Batam kembalikan kelebihan bayar pembangunan SD, sesuai rekomendasi BPK
Ansar khawatir dengan harga tiket yang demikian tinggi akan memberatkan masyarakat ataupun wisman, sehingga menyebabkan wisman memilih lokasi tujuan dengan harga tiket yang lebih murah.
Ia memberikan kesempatan para operator feri berdiskusi, sehingga untuk saat-saat seperti ini mereka bisa menurunkan harga tiket angkutan laut.
"Supaya percepatan pertumbuhan pariwisata kita lebih cepat. Kalau tiket masih relatif mahal orang bisa ke tempat lain seperti Johor dan Kuala Lumpur, atau naik pesawat ke Hong Kong dengan paket-paket tertentu dengan tiket yang sangat murah," kata Ansar menegaskan.
"Permintaan ini menyusul dibukanya kembali pelabuhan utama Singapura, yaitu HarbourFront," kata Gubernur Ansar di Tanjungpinang, Jumat.
Empat operator feri yang disurati Ansar antara lain Horizon, Sindo, Majestic, dan Batam Fast.
Baca juga:
Populasi penyu di Natuna menurun
Kapal karam, 7 PMI hilang di perairan Batam
Adapun hal yang mendasarkan permintaannya tersebut, yakni Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran Pasal 35 Ayat (3) dan dalam rangka menciptakan tarif penumpang angkutan laut luar negeri yang efisien dan terjangkau bagi pengguna jasa di wilayah Kepri.
"Kita harap tarif penumpang angkutan laut luar negeri yang ditetapkan oleh penyelenggara angkutan, dapat dilakukan penyesuaian kembali berdasarkan tingkat pelayanan yang diberikan dan peraturan yang berlaku. Hal ini guna untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang akan berkunjung ke Kepri," ujar Ansar.
Ansar bahkan telah menembuskan surat itu kepada Menteri Perhubungan RI dan Direktur Jenderal Perhubungan Laut RI.
Sebagai informasi, saat ini harga tiket pulang-pergi rute Kepri-Singapura naik menjadi Rp800 ribu dari harga sebelum pandemi yaitu sekitar Rp500 ribu.
"Kalau sekarang masih Rp800 ribu untuk perjalanan 40 menit, itu belum ditambah pajak pelabuhan di Singapura dan Kepri. Mudah-mudahan mereka bisa turunkan itu," ungkap Gubernur.
Baca juga:
Pelayanan publik Pemkot Batam menjadi satu yang terbaik
Disdik Batam kembalikan kelebihan bayar pembangunan SD, sesuai rekomendasi BPK
Ansar khawatir dengan harga tiket yang demikian tinggi akan memberatkan masyarakat ataupun wisman, sehingga menyebabkan wisman memilih lokasi tujuan dengan harga tiket yang lebih murah.
Ia memberikan kesempatan para operator feri berdiskusi, sehingga untuk saat-saat seperti ini mereka bisa menurunkan harga tiket angkutan laut.
"Supaya percepatan pertumbuhan pariwisata kita lebih cepat. Kalau tiket masih relatif mahal orang bisa ke tempat lain seperti Johor dan Kuala Lumpur, atau naik pesawat ke Hong Kong dengan paket-paket tertentu dengan tiket yang sangat murah," kata Ansar menegaskan.