Natuna (ANTARA) - Komando Distrik Militer (Kodim) 0318 Natuna menyosialisasikan pencegahan dan penanganan stunting dalam kegiatan Tentara Nasional Indonesia Manunggal Masuk Desa (TMMD) Ke-115 di Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau.
"Ini bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas di Balai Desa Tiangau Kecamatan Siantan Selatan," kata Perwira Seksi Teritorial (Pasiter) Kodim 0318 Natuna Kapten Arh Agus Sungkowo melalui keterangan tertulisnya yang diterima di Natuna, Rabu.
Ia menyampaikan kegiatan sosialisasi penanganan stunting dengan menghadirkan peserta orangtua Baduta (bayi bawah 2 tahun) dengan pemberian PMT, TPK (Tim Pendamping Keluarga).
"Yang terdiri dari Kader IMP - Bidan, Ketua TP PKK dan selaku narasumber dr Devi Agustiani dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas," kata Agus Sungkowo.
Ia juga mengatakan kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian dari program TMMD ke-115 berupa rangkaian kegiatan non fisik bidang kesehatan.
"Stunting mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak. Anak stunting juga memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya," katanya.
Hal itu juga diasampaikan dr Devi Agustiani jika ditemukan anak - anak Stunting dan ibu ibu hamil akan ada penanganan dan pemantauan oleh Dinas Kesehatan setempat.
"Untuk Baduta stunting yang akan di intervensi selama 90 hari, dan setelah 90 akan dilakukan evaluasi dan monitoring apakah sudah ada peningkatan untuk tumbuh kembang atau belum," kata dr Devi Agustiani.
"Ini bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas di Balai Desa Tiangau Kecamatan Siantan Selatan," kata Perwira Seksi Teritorial (Pasiter) Kodim 0318 Natuna Kapten Arh Agus Sungkowo melalui keterangan tertulisnya yang diterima di Natuna, Rabu.
Ia menyampaikan kegiatan sosialisasi penanganan stunting dengan menghadirkan peserta orangtua Baduta (bayi bawah 2 tahun) dengan pemberian PMT, TPK (Tim Pendamping Keluarga).
"Yang terdiri dari Kader IMP - Bidan, Ketua TP PKK dan selaku narasumber dr Devi Agustiani dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas," kata Agus Sungkowo.
Ia juga mengatakan kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian dari program TMMD ke-115 berupa rangkaian kegiatan non fisik bidang kesehatan.
"Stunting mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak. Anak stunting juga memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya," katanya.
Hal itu juga diasampaikan dr Devi Agustiani jika ditemukan anak - anak Stunting dan ibu ibu hamil akan ada penanganan dan pemantauan oleh Dinas Kesehatan setempat.
"Untuk Baduta stunting yang akan di intervensi selama 90 hari, dan setelah 90 akan dilakukan evaluasi dan monitoring apakah sudah ada peningkatan untuk tumbuh kembang atau belum," kata dr Devi Agustiani.