Tanjungpinang (ANTARA) - Satuan Tugas Penangangan COVID-19 Provinsi Kepulauan Riau minta warga mewaspadai Omicron BN.1, subvarian COVID-19 yang sudah ditemukan di wilayah itu dan di Jakarta.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kepri Tjetjep Yudiana di Tanjungpinang, Sabtu, mengatakan, satu kasus Omicron BN.1 ditemukan di Kepri pada September 2022 berdasarkan hasil penelitian Kemenkes.
"Sampai sekarang kami belum menerima laporan kasus Omicron BN.1 lainnya. Namun jumlah kasus Omicron BN.1 itu potensial meningkat bila masyarakat tidak disiplin prokes. Apalagi mobilitas penduduk dari Kepri ke Jakarta atau sebaliknya cukup tinggi," ujarnya.
Menurut dia, orang-orang yang terinfeksi virus itu tidak selalu bergejala berat. Pasien memiliki gejala sedang dan berat setelah terinfeksi virus itu bila tidak memiliki ketahanan tubuh yang baik, dan belum mendapatkan vaksin booster.
Namun ada orang yang tidak bergejala, meski terinfeksi virus itu, karena memiliki ketahanan tubuh yang baik, dan sudah divaksinasi.
"Virus itu mirip seperti varian Omicron lainnya. Cara mencegahnya pun sama, cukup menggunakan masker saat berinteraksi dan rajin membersihkan tangan," ucap Tjetjep.
Mantan Kepala Dinas Kesehatan Kepri itu menuturkan jumlah kasus aktif COVID-19 di wilayah itu dalam setengah bulan terakhir mengalami penurun cukup signifikan. Saat ini, jumlah kasus aktif COVID-19 tinggal 84 orang, dengan rincian Batam sebanyak 22 orang, Tanjungpinang 26 orang, Kabupaten Bintan 26 orang, Kabupaten Karimun lima orang dan Kabupaten Natuna lima orang.
Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Lingga nihil kasus aktif COVID-19. Kasus kematian akibat COVID-19 masih terjadi, meski tidak signifikan.
Secara umum, menurut dia pasien yang meninggal dunia setelah tertular COVID-19 sudah lansia dan belum vaksinasi dosis booster.
"Dalam sehari rata-rata adaatu pasien COVID-19 yang meninggal dunia setelah tertular COVID-19," ujarnya.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kepri Tjetjep Yudiana di Tanjungpinang, Sabtu, mengatakan, satu kasus Omicron BN.1 ditemukan di Kepri pada September 2022 berdasarkan hasil penelitian Kemenkes.
"Sampai sekarang kami belum menerima laporan kasus Omicron BN.1 lainnya. Namun jumlah kasus Omicron BN.1 itu potensial meningkat bila masyarakat tidak disiplin prokes. Apalagi mobilitas penduduk dari Kepri ke Jakarta atau sebaliknya cukup tinggi," ujarnya.
Menurut dia, orang-orang yang terinfeksi virus itu tidak selalu bergejala berat. Pasien memiliki gejala sedang dan berat setelah terinfeksi virus itu bila tidak memiliki ketahanan tubuh yang baik, dan belum mendapatkan vaksin booster.
Namun ada orang yang tidak bergejala, meski terinfeksi virus itu, karena memiliki ketahanan tubuh yang baik, dan sudah divaksinasi.
"Virus itu mirip seperti varian Omicron lainnya. Cara mencegahnya pun sama, cukup menggunakan masker saat berinteraksi dan rajin membersihkan tangan," ucap Tjetjep.
Mantan Kepala Dinas Kesehatan Kepri itu menuturkan jumlah kasus aktif COVID-19 di wilayah itu dalam setengah bulan terakhir mengalami penurun cukup signifikan. Saat ini, jumlah kasus aktif COVID-19 tinggal 84 orang, dengan rincian Batam sebanyak 22 orang, Tanjungpinang 26 orang, Kabupaten Bintan 26 orang, Kabupaten Karimun lima orang dan Kabupaten Natuna lima orang.
Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Lingga nihil kasus aktif COVID-19. Kasus kematian akibat COVID-19 masih terjadi, meski tidak signifikan.
Secara umum, menurut dia pasien yang meninggal dunia setelah tertular COVID-19 sudah lansia dan belum vaksinasi dosis booster.
"Dalam sehari rata-rata adaatu pasien COVID-19 yang meninggal dunia setelah tertular COVID-19," ujarnya.