Natuna, Kepri (ANTARA) - Tim SAR hentikan sementara pencarian seorang anak buah kapal (ABK) KM Bahagia Natuna atas nama Raden Bambang Firman Alamasyah (18) warga asal Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, yang dilaporkan hilang saat melaut di Perairan Natuna, Kepulauan Riau pada Sabtu (7/1).

"Tim SAR Gabungan berkoordinasi dengan KM Bahagia Natuna untuk menghentikan sementara proses upaya pencarian setelah penyisiran dengan hasil masih nihil dan Tim SAR memutuskan bertolak kembali ke Pelabuhan Penagi Natuna," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Basarnas Natuna, Mexianus Bekabel melalui keterangan pers yang diterima di Natuna, Senin.

Sebelumnya, upaya tindakan awal telah dilakukan oleh Basarnas dengan berkomunikasi kepada pihak KM Bahagia Natuna melalui Radio HF Frekuensi 8650.0 Khz serta berkoordinasi dengan pihak TNI, Polri, PSDKP Natuna, Polairud, unsur-unsur lain yang ada di Pulau Laut dan Pulau Serasan.

Kronologis kejadian, diketahui KM Bahagia Natuna beranggotakan delapan orang berangkat dari Tanjung Balai Karimun, Kepri menuju Laut Natuna untuk mencari ikan sejak 16 November 2022.

Kapal dengan ciri berwarna biru berbendera Indonesia sempat melakukan bongkar muat di Pelabuhan Selat Lampa Natuna pada tanggal 1 Desember 2022.

Selanjutnya diketahui pada tanggal 6 Januari 2023, pukul 23.00 WIB, KM Bahagia Natuna lego jangkar pada posisi kordinat 4°35.000'N 109°55.000'E.

Selanjutnya, pada tanggal 7 Januari 2023 diketahui bahwa seorang rekan mereka tidak lagi ditemukan berada di kapal pada pukul 04.00 WIB saat hendak melakukan pengecekan kru ABK.

Upaya pencarian sempat dilakukan oleh Tim SAR Gabungan menggunakan Alut KN SAR Sasikirana dengan kondisi gelombang 2 sampai dengan 4 meter.

"Sementara upaya koordinasi tetap di lakukan bersama dengan HNSI Natuna melalui Radio dan pihak TNI, POLRI mengingat lokasi LKP menjadi tempat sebagian dari nelayan Natuna untuk mencari Ikan," katanya menjelaskan.

Ia juga mengatakan, dari hasil koordinasi Tim SAR Gabungan dengan Nahkoda KM Bahagia Natuna saat ditemui bahwa titik lokasi jatuh korban dan waktunya dapat diperkirakan, sehingga dengan perhitungan arah arus dan gelombang Tim SAR mencoba melakukan pencarian di beberapa titik maping yang telah ditentukan namun hasilnya nihil.

"Sesuai dengan data awal kondisi gelombang maupun arus di lapangan tidak berbeda dengan prediksi data gelombang laut yang di keluarkan BMKG berkisar antara 2 sampai dengan 4 meter," ujarnya.

Meskipun pencarian dihentikan sementara, Tim SAR terus berkoordinasi dengan seluruh kapal di kawasan tersebut melalui SROP (Stasiun Radio Operasi Pantai) melalui Surat Pemapelan (Maklumat Pelayaran) sehingga apabila menemukan tanda-tanda adanya penemuan korban dapat menghubungi Basarnas di Natuna.

"Dengan kejadian tersebut, dimana saat ini wilayah kerja Kansar Natuna menangani dua operasi SAR orang hilang di Laut, kami berharap untuk seluruh pengguna jasa pelayaran atau masyarakat yang akan bekerja melaut untuk sementara waktu tidak melakukan aktifitas melaut terkait data dan kondisi cuaca aktual yang buruk, sehingga dapat mengurangi resiko kecelakaan laut maupun kondisi membahayakan manusia lainnya," imbaunya.
 

Pewarta : Cherman
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024