Tanjungpinang (ANTARA) - Badan Meteorokogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi banjir rob tidak berpeluang terjadi lagi di Pulau Bintan (Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan).

Prakirawan BMKG Tanjungpinang Arifah Dwi Yuliani di Tanjungpinang, Jumat, mengatakan, pasang air laut dalam dua hari ini sudah menurun, tidak seperti yang terjadi sejak 21 Januari 2023.

"Untuk pasang air laut sudah mulai menurun dibandingkan beberapa hari terakhir, dan untuk potensi rob di wilayah pesisir Pulau Bintan sudah tidak ada," kata Arifah.

Sementara prakiraan pasang air laut kembali naik terjadi pada tanggal 4 Februari 2023, namun volume air tidak setinggi beberapa hari yang lalu.

"Jika terdapat potensi rob lagi pasti akan diinfokan oleh BMKG kembali," ucapnya.

Banjir rob yang terjadi dua hari lalu disebabkan fenomena Super New Moon atau fase Bulan Baru yang bersamaan dengan jarak terdekat bulan ke bumi. Fenomena itu meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum.

"Hujan deras pada saat itu juga meningkatkan volume air sehingga air masuk ke pemukiman warga," ujarnya.

Arifah mengimbau masyarakat pesisir tetap waspada terhadap gelombang laut yang masih tinggi. Hujan yang disertai petir dan angin kencang masih terjadi pada musim angin utara.

Gelombang laut di Perairan Bintan hari ini mencapai 4 meter, sama seperti di Perairan Natuna. Tinggi gelombang laut yang disertai angin kencang di Perairan Bintan dan Natuna tersebut membahayakan keselamatan pengguna transportasi laut.

Sedangkan gelombang laut di Perairan Tanjungpinang, Batam, Lingga dan Perairan Karimun hanya 1,25 meter.

"Gelombang laut di Perairan Kepulauan Anambas mencapai 6 meter, disertai angin kencang," ujarnya.

Salah seorang warga kawasan Suka Berenang Tanjungpinang, Budi mengatakan pasang air laut masih tinggi, namun tidak separah dua hari lalu.

"Kalau sekarang air laut menggenangi jalan, tidak masuk ke dalam rumah," katanya.

Pewarta : Nikolas Panama
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024