Bintan, Kepulauan Riau (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) mengumumkan peringatan dini kepada masyarakat pesisir Kabupaten Bintan untuk mewaspadai gelombang laut yang mencapai 3,5 meter, disertai angin kencang dan hujan deras.
Prakirawan BMKG Tanjungpinang Diana Siregar di Tanjungpinang, Senin mengatakan peringatan dini disampaikan kepada publik, khususnya warga pesisir untuk berhati-hati ketika menggunakan alat transportasi laut.
"Nelayan yang menggunakan perahu kecil agar berhati-hati karena gelombang laut dapat lebih tinggi ketika muncul awan kumulonimbus," katanya.
Diana mengungkapkan cuaca buruk yang terjadi dalam dua hari ini disebabkan
Monsun Asia, angin yang bergerak dari arah barat membawa massa udara yang lebih banyak. Kondisi ini diperkirakan terjadi hingga Maret 2023.
Saat ini, kata dia kecepatan angin saat ini mencapai 30 km/jam, turun dibanding kondisi dalam sepekan terakhir yang mencapai 35 km/jam.
Cuaca lebih buruk terjadi di Perairan Kepulauan Anambas dan Natuna. Tinggi gelombang laut di Anambas mencapai 6 meter, sedangkan Natuna 7 meter.
Tinggi gelombang di Perairan Lingga 3 meter, sementara tinggi gelombang laut di Perairan Batam, Tanjungpinang dan Karimun hanya 1,25 meter.
"Namun pengguna alat transportasi laut di Batam, Tanjungpinang dan Karimum tetap harus mewaspadai munculnya awan kumulonimbus, yang menyebabkan hujan deras, angin kencang, dan gelombang tinggi," ujarnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kepri Junaidi mengatakan aktivitas kapal yang mengangkut penumpang dari Bintan ke berbagai pulau masih berjalan normal. Nakhoda kapal tidak akan mendapatkan ijin berlayar dari Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan bila cuaca buruk.
"Sampai sekarang aktivitas pelayaran antarpulau masih berjalan normal, termasuk yang berlayar dari Bintan ke Natuna dan Anambas," ucapnya.
Prakirawan BMKG Tanjungpinang Diana Siregar di Tanjungpinang, Senin mengatakan peringatan dini disampaikan kepada publik, khususnya warga pesisir untuk berhati-hati ketika menggunakan alat transportasi laut.
"Nelayan yang menggunakan perahu kecil agar berhati-hati karena gelombang laut dapat lebih tinggi ketika muncul awan kumulonimbus," katanya.
Diana mengungkapkan cuaca buruk yang terjadi dalam dua hari ini disebabkan
Monsun Asia, angin yang bergerak dari arah barat membawa massa udara yang lebih banyak. Kondisi ini diperkirakan terjadi hingga Maret 2023.
Saat ini, kata dia kecepatan angin saat ini mencapai 30 km/jam, turun dibanding kondisi dalam sepekan terakhir yang mencapai 35 km/jam.
Cuaca lebih buruk terjadi di Perairan Kepulauan Anambas dan Natuna. Tinggi gelombang laut di Anambas mencapai 6 meter, sedangkan Natuna 7 meter.
Tinggi gelombang di Perairan Lingga 3 meter, sementara tinggi gelombang laut di Perairan Batam, Tanjungpinang dan Karimun hanya 1,25 meter.
"Namun pengguna alat transportasi laut di Batam, Tanjungpinang dan Karimum tetap harus mewaspadai munculnya awan kumulonimbus, yang menyebabkan hujan deras, angin kencang, dan gelombang tinggi," ujarnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kepri Junaidi mengatakan aktivitas kapal yang mengangkut penumpang dari Bintan ke berbagai pulau masih berjalan normal. Nakhoda kapal tidak akan mendapatkan ijin berlayar dari Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan bila cuaca buruk.
"Sampai sekarang aktivitas pelayaran antarpulau masih berjalan normal, termasuk yang berlayar dari Bintan ke Natuna dan Anambas," ucapnya.