Jakarta (ANTARA) - Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengingatkan, fenomena gempa akibat patahan multisegmen seperti di Turki pada awal Februari 2023 berpotensi terjadi di Indonesia.

"Sesar yang memiliki kemiripan dengan sesar di Turki, yaitu sesar Cimandiri, sesar ini mempunyai potensi gempa kuat yang dipicu oleh aktivitas multisegmen sesar aktif di dalam zona sesar Cimandiri," kata Dwikorta di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan di zona sesar Cimandiri itu, khususnya Kota Pelabuhan Ratu dan Sukabumi, terdapat segmen Cimandiri, Nyalindung - Cibeber dan Rajamandala yang berarah timur laut - barat daya dan menerus ke teluk Pelabuhan Ratu.

"Zona sesar utama Cimandiri ini sangat berdekatan dengan jalur sesar Citarik dan sesar Cipamingkis yang semua merupakan jalur sesar aktif. Gempa kuat dapat terjadi saling picu di zona tektonik yang aktif dan kompleks semacam ini," kata Dwikorta.

Lalu segmen sesar Palu Koro di Sulawesi Tengah. Potensi gempa kuat yang dipicu aktivitas multisegmen sesar aktif yang berdekatan dapat terjadi di zona sesar Palu Koro.

"Di zona ini terdapat segmen Palu, Saluki, Moa dan Kuleana yang berarah selatan-utara, menerus ke Teluk Palu," kata Dwikorita.

Zona segmen sesar utama Palu - Kuleana berdekatan dengan segmen sesar Palolo A dan Palolo B yang semua merupakan segmen sesar aktif.

Lalu multisegmen sesar Kumering - Semangko di selatan Sumatera.

Di zona ini, khususnya di Kota Bandar Lampung dan Kotaagung dekat segmen Kumering utara, Kumering selatan, Semangko barat dan Semangko timur berarah barat laut - tenggara dan menerus ke Teluk Semangko.

"Zona sesar utama Semangko ini dekat jalur sesar Semangko Graben dan sesar Ujung Kulon yang semua merupakan sesar aktif," kata Dwikorta 

Gempa multisegmen berpotensi di Kota Banda Aceh. Di zona ini terdapat segmen Aceh, Seulimeum yang berarah barat laut - tenggara. Ujung segmen itu menerus ke laut.




Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Fenomena gempa multisegmen berpotensi terjadi di Indonesia

Pewarta : Zubi Mahrofi
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024