Batam (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepulauan Riau memberdayakan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah perbatasan dalam menerapkan QRIS antarnegara ASEAN.

Kepala Tim Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran dan Pengawasan Sistem Pembayaran Pengelolaan Uang Rupiah BI Kepri Taufik Ariesta di Batam, Kamis (13/4/2023) mengatakan, saat ini penerapan QRIS antarnegara telah diterapkan di Thailand, dan sedang dalam masa pembahasan intensif dengan Singapura dan Malaysia.

Ia menambahkan penerapan QRIS antarnegara sangat memberikan keuntungan bagi pelaku UMKM, hal tersebut mengingat wisman yang berkunjung ke wilayah Kepri paling banyak merupakan warga negara Singapura dan Malaysia.

"Sekarang kita sedang pembahasan intensif dengan negara Malaysia dan Singapura. Harapannya tentu penerapan QRIS di dua negara itu bisa terwujud, sehingga terealisasi tahun ini karena kalau di Kepri wisman terbanyak dari Singapura dan Malaysia, pasti itu akan memudahkan UMKM kita untuk bertransaksi," kata Taufik.

Baca juga: 289.070 orang di Kepri sudah menggunakan QRIS pada 2023

Ia menjelaskan pengguna QRIS paling banyak adalah untuk usaha mikro yang dinilai sangat membantu sisi inklusi keuangan, yang bermanfaat dalam mempercepat perputaran keuangan usaha mikro tersebut.

"Kita tahu dari data QRIS yang paling banyak itu adalah untuk usaha mikro, dan usaha mikro sendiri itu selama ini sebelum ada QRIS belum ada akses ke perbankan. Artinya itu sangat membantu sisi inklusi keuangan" ujar dia.

Lebih lanjut Taufik menyebutkan hingga tahun 2023 terdapat 289.070 pengguna QRIS di Kepri. Hal tersebut meningkat dibanding tahun 2022 sebanyak 263.000 pengguna.

Baca juga: BI blokir QRIS yang disalahgunakan untuk penipuan sumbangan di masjid

"Yang kita lakukan pastinya akan mengedukasi dan sosialisasikan kepada masyarakat baik terkait dengan bagaimana penggunaan QRIS, hingga keamanannya. Kami juga sudah menginformasikan bahwa akan ada QRIS antarnegara walaupun saat ini masih belum diimplementasikan, tapi setidaknya mereka sudah paham untuk memanfaatkan itu," kata dia.

Terkait kesiapan infrastruktur dalam mendukung penerapan QRIS antarnegara, ia menyampaikan hal tersebut perlu dipastikan dengan terhubungnya antara aplikasi Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) dengan QRIS milik merchant yang ada di negara yang dituju.

"Jadi kalau dari sisi infrastrukturnya tidak ada masalah. Tinggal infrastruktur yang paling penting itu adalah kita tau kalau sistem pembayaran itu pasti kaitannya dengan internet, sisi keamanan. Kita ingatkan kepada merchant UMKM agar bisa memantau notifikasi ketika pembayaran itu berhasil," kata Taufik.


Pewarta : Jessica Allifia Jaya Hidayat
Editor : Fery Heriyanto
Copyright © ANTARA 2025