Batam (ANTARA News) - Sekitar 100 calon penumpang mendatangi Kantor Perwakilan Maskapai Penerbangan Mandala menuntut penggantian penerbangan jurusan Batam-Padang yangg sudah dibeli.
"Kami minta tiket kami diganti dengan tiket penerbangan serupa," kata calon penumpang, Marbun, di Batam, Kamis.
Penerbangan Batam-Padang pulang dan pergi selama ini hanya dilayani Maskapai Penerbangan Mandala, sehingga calon penumpang kebingungan mencari alternatif transportasi ke Sumatera Barat.
"Kalau Mandala tutup, kami mau naik apa lagi," kata Marbun.
Marbun mengatakan, membeli dua tiket Batam-Padang yang dijadwalkan berangkat 23 Januari 2010 dengan harga Rp635.000 per orang.
Tiket itu, kata dia, dibeli untuk dua orang tuanya kembali ke Padang, setelah berkunjung di Batam.
"Tidak mungkin saya kirim orang tua saya naik kapal laut," kata dia.
Ia mengatakan jika Mandala tidak bisa beroperasi, maka harus menyediakan penerbangan pengganti.
Di tempat yang sama, calon penumpang Warsian mengatakan Mandala harus bertanggungjawab dengan menyediakan transportasi pengganti ke Padang.
"Kami mau naik apa, itu yang harus dipikirkan Mandala, karena rencana perjalanan ini telah kami susun matang-matang," kata dia.
Ia mengatakan harus tiba di Padang pada Jumat (14/1) untuk menikah
"Besok seharusnya saya menikah, harus bangaimana ini," kata Warsian.
Ia mengatakan, terpaksa membatalkan rencana menikah karena undangan sudah tersebar.
"Sampai sekarang saya tidak tahu solusinya, keluarga di sana sudah sedih," kata dia.
Sementara itu, calon penumpang lain Saparudin menuntut ganti rugi dua kali lipat.
"Saya sudah menyusun rencana, ambil cuti segala, Mandala harus bertanggungjawab," kata dia.
Hingga Agustus
Di tempat yang sama, pemiliki perusahaan perjalanan Fardeo Travel mengatakan tiket Batam-Padang sudah terjual hingga bulan Agustus 2011.
"Sampai Lebaran sudah ada yang membeli," kata dia.
Menurut dia, penerbangan Batam-Padang pulang dan pergi ramai peminat, karena hanya Mandala yang melayani perjalanan itu.
Khusus di perusahaannya, ia menghitung nilai tiket yang terjual senilai Rp21.150.000.
"Saya juga masih punya saldo di Mandala sekitar Rp3 juta," kata dia.
Berdasarkan informasi yang ia peroleh dari petugas Mandala, perusahaan itu berjanji akan mengembalikan uang tiket penumpang langsung melalui bank.
"Pihak Mandala yang akan menghubungi penumpang dan mentransfer uangnya," kata dia.
Sementara itu, seorang petugas Mandala yang tidak ingin disebutkan namanya menerangkan kepada penumpang kondisi perusahaan yang sedang pailit.
"Kami tidak tahu uangnya bisa diberikan, karena kondisi perusahaan pailit. Mandala tidak bisa beropearsi karena tidak punya uang," kata dia menerangkan kepada penumpang yang mengerumuni kantor perwakilan Mandala.(Y011/M012/Btm2)
"Kami minta tiket kami diganti dengan tiket penerbangan serupa," kata calon penumpang, Marbun, di Batam, Kamis.
Penerbangan Batam-Padang pulang dan pergi selama ini hanya dilayani Maskapai Penerbangan Mandala, sehingga calon penumpang kebingungan mencari alternatif transportasi ke Sumatera Barat.
"Kalau Mandala tutup, kami mau naik apa lagi," kata Marbun.
Marbun mengatakan, membeli dua tiket Batam-Padang yang dijadwalkan berangkat 23 Januari 2010 dengan harga Rp635.000 per orang.
Tiket itu, kata dia, dibeli untuk dua orang tuanya kembali ke Padang, setelah berkunjung di Batam.
"Tidak mungkin saya kirim orang tua saya naik kapal laut," kata dia.
Ia mengatakan jika Mandala tidak bisa beroperasi, maka harus menyediakan penerbangan pengganti.
Di tempat yang sama, calon penumpang Warsian mengatakan Mandala harus bertanggungjawab dengan menyediakan transportasi pengganti ke Padang.
"Kami mau naik apa, itu yang harus dipikirkan Mandala, karena rencana perjalanan ini telah kami susun matang-matang," kata dia.
Ia mengatakan harus tiba di Padang pada Jumat (14/1) untuk menikah
"Besok seharusnya saya menikah, harus bangaimana ini," kata Warsian.
Ia mengatakan, terpaksa membatalkan rencana menikah karena undangan sudah tersebar.
"Sampai sekarang saya tidak tahu solusinya, keluarga di sana sudah sedih," kata dia.
Sementara itu, calon penumpang lain Saparudin menuntut ganti rugi dua kali lipat.
"Saya sudah menyusun rencana, ambil cuti segala, Mandala harus bertanggungjawab," kata dia.
Hingga Agustus
Di tempat yang sama, pemiliki perusahaan perjalanan Fardeo Travel mengatakan tiket Batam-Padang sudah terjual hingga bulan Agustus 2011.
"Sampai Lebaran sudah ada yang membeli," kata dia.
Menurut dia, penerbangan Batam-Padang pulang dan pergi ramai peminat, karena hanya Mandala yang melayani perjalanan itu.
Khusus di perusahaannya, ia menghitung nilai tiket yang terjual senilai Rp21.150.000.
"Saya juga masih punya saldo di Mandala sekitar Rp3 juta," kata dia.
Berdasarkan informasi yang ia peroleh dari petugas Mandala, perusahaan itu berjanji akan mengembalikan uang tiket penumpang langsung melalui bank.
"Pihak Mandala yang akan menghubungi penumpang dan mentransfer uangnya," kata dia.
Sementara itu, seorang petugas Mandala yang tidak ingin disebutkan namanya menerangkan kepada penumpang kondisi perusahaan yang sedang pailit.
"Kami tidak tahu uangnya bisa diberikan, karena kondisi perusahaan pailit. Mandala tidak bisa beropearsi karena tidak punya uang," kata dia menerangkan kepada penumpang yang mengerumuni kantor perwakilan Mandala.(Y011/M012/Btm2)