Ankara (ANTARA) - Menteri Komunikasi Palestina Yitzhak Sidr pada Ahad mengatakan, semua layanan komunikasi dan internet di Jalur Gaza akan terhenti Kamis pekan ini karena pasokan bahan bakar yang menipis.
 
Dalam konferensi pers, Sidr mengatakan ketiadaan layanan komunikasi akan memperburuk bencana kemanusiaan, kata kantor berita resmi Palestina Wafa.

Dia menambahkan kondisi ini akan mempengaruhi komunikasi antara Pertahanan Sipil, Bulan Sabit Merah, dan organisasi-organisasi kemanusiaan lainnya.

"Ini berarti banyak nyawa akan hilang.”

Sidr mendesak semua lembaga internasional, khususnya Persatuan Telekomunikasi Internasional, UNRWA, Bulan Sabit Merah Arab, Palang Merah, badan-badan hak asasi manusia, dan organisasi masyarakat sipil agar segera melakukan intervensi demi membawa bahan bakar masuk Jalur Gaza.

Sidr mengatakan sekitar 65 persen jalur komunikasi telah menjadi sasaran konflik itu.

Sementara itu, CEO Grup Telekomunikasi Palestina Abdel Majeed Melhem mengatakan kepada Anadolu bahwa perusahaan-perusahaan komunikasi di Gaza menggunakan berbagai sumber energi untuk mengoperasikan pertukaran dan menara-menara mereka.

“Sumber energi utama, yaitu saluran listrik langsung dari Perusahaan Listrik Gaza yang tidak aktif selama sebulan karena kehabisan bahan bakar, dilengkapi dengan energi matahari jika terjadi gangguan,” kata Melhem.

“Jika tenaga matahari gagal, daya akan secara otomatis dialihkan ke generator listrik yang digerakkan oleh bahan bakar. Jika generator kehabisan bahan bakar, daya akan secara otomatis dialihkan ke baterai penyimpan energi (UPS)."

“Pada Rabu depan, kami memperkirakan aktivasi otomatis baterai penyimpanan energi di stasiun-stasiun komunikasi dan pertukaran di Gaza, yang memiliki energi yang cukup untuk 24 jam, menyusul habisnya opsi energi lainnya,” kata dia.

Sementara itu, kelompok perlawanan Palestina Hamas pada Minggu mendesak PBB dan komunitas internasional untuk secepatnya mengintervensi agar bahan bakar dapat masuk ke Jalur Gaza demi operasional rumah sakit.

Desakan itu disampaikan dalam sebuah pernyataan merespons klaim militer Israel yang mengatakan kelompok Palestina itu telah menolak menerima BBM untuk rumah sakit Al-Shifa di Gaza.

Juru bicara militer Israel Avichay Adraee pada Ahad mengatakan dalam X bahwa pasukan Israel telah memberikan 300 liter bahan bakar kepada rumah sakit Al-Shifa, tetapi Hamas melarang RS itu untuk menerima bantuan tersebut.

Hamas membantah tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa yang dikatakan Israel adalah bohong.

"Hamas bukan pihak manajemen RS Al-Shifa, dan tidak tercantum dalam struktur pengambilan keputusan dan (Hamas) sepenuhnya tunduk kepada otoritas Kementerian Kesehatan Palestina yang mengelola urusan administratif dan teknisnya," kata Hamas.

“Apa yang diungkapkan oleh pihak administrasi Rumah Sakit Al-Shifa adalah bahwa tawaran pendudukan (Israel) untuk memasok rumah sakit dengan hanya 300 liter bahan bakar menunjukkan sikap meremehkan rasa sakit dan penderitaan pasien, bayi prematur dan staf medis yang terjebak di dalamnya.”

“Melalui tawaran ini, pendudukan (Israel) berusaha meluncurkan kampanye propaganda murahan untuk mempercantik wajah buruk mereka dan mencoba menyembunyikan kejahatan terhadap kemanusiaan, pemboman rumah sakit, pembunuhan staf medis, dan membahayakan nyawa pasien dengan menghentikan pasokan bahan bakar, air dan obat-obatan,” kata Hamas.

Kelompok tersebut meminta PBB dan komunitas internasional agar “segera turun tangan membawa bahan bakar ke Jalur Gaza untuk mengoperasikan rumah sakit, menyelamatkan pasien, anak-anak dan korban luka di dalamnya, dan menghentikan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional.”


Sumber: Anadolu

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Palestina peringatkan layanan komunikasi di Gaza bakal terhenti

Pewarta : Shofi Ayudiana
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2025