Yerusalem (ANTARA) - Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta para menterinya bungkam kepada media soal pembunuhan wakil kepala biro politik Hamas yang terbunuh di Beirut, Lebanon, demikian laporan Israeli Public Broadcasting Corporation pada Selasa.
Anggota Knesset Israel dari Partai Likud, Danny Danon, mengucapkan selamat kepada pasukan keamanan atas pembunuhan pemimpin Hamas itu.
Danon tampaknya menjadi pejabat tinggi Israel pertama yang mengakui negaranya bertanggung jawab atas pembunuhan itu.
“Saya mengucapkan selamat kepada militer Israel, Shin Bet dan Mossad serta pasukan keamanan atas kematian pejabat senior Hamas, Saleh al-Arouri di Beirut," tulis Danon dalam platform X.
Kelompok perlawanan Palestina Hamas membenarkan pembunuhan yang terjadi di ibu kota Lebanon, Beirut, itu.
Menurut Hamas, dua komandan sayap bersenjata, Brigade Al-Qassam, ikut tewas.
Kantor berita Lebanon, National News Agency sebelumnya melaporkan Arouri tewas akibat serangan drone Israel di kantor Hamas di Mecherfeh, Beirut selatan. Sedikitnya enam orang tewas dalam serangan tersebut.
Penjabat Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati melalui pernyataan pada Selasa (2/1) malam mengutuk ledakan di pinggiran selatan ibu kota Beirut dan menyebut peristiwa tersebut sebagai “kejahatan baru Israel.”
Sementara itu, kelompok perlawanan Palestina Hamas membenarkan pembunuhan wakil ketua Saleh Arouri dalam peristiwa tersebut.
Menurut Hamas, dua komandan sayap bersenjata, Brigade Al-Qassam, juga tewas.
Kantor Berita Nasional Lebanon sebelumnya melaporkan bahwa Arouri tewas dalam serangan drone Israel di kantor Hamas di Mecherfeh, Beirut selatan yang menewaskan sedikitnya enam orang.
“Ledakan ini bertujuan untuk menyeret Lebanon ke fase konfrontasi baru menyusul serangan yang terus terjadi setiap hari di wilayah selatan yang menimbulkan banyak korban jiwa dan luka,” katanya.
“Lebanon berkomitmen pada resolusi legitimasi internasional, khususnya Resolusi 1701 (PBB),'' katanya.
Akan tetapi, lanjut PM, Israel telah melanggar dan melampaui resolusi tersebut karena mereka masih belum puas dengan tingkat kematian dan kehancuran.
"Terbukti bagi semua orang bahwa keputusan perang ada di tangan Israel dan sangat penting untuk mencegah dan menghentikan agresi mereka,'' kata Mikati.
Mengenai hal ini, Lebanon berencana mengajukan keberatan mendesak kepada Dewan Keamanan PBB terhadap Israel terkait dengan serangan tersebut, demikian menurut pernyataan Kantor PM.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PM Israel minta menterinya bungkam soal pembunuhan pemimpin Hamas
Anggota Knesset Israel dari Partai Likud, Danny Danon, mengucapkan selamat kepada pasukan keamanan atas pembunuhan pemimpin Hamas itu.
Danon tampaknya menjadi pejabat tinggi Israel pertama yang mengakui negaranya bertanggung jawab atas pembunuhan itu.
“Saya mengucapkan selamat kepada militer Israel, Shin Bet dan Mossad serta pasukan keamanan atas kematian pejabat senior Hamas, Saleh al-Arouri di Beirut," tulis Danon dalam platform X.
Kelompok perlawanan Palestina Hamas membenarkan pembunuhan yang terjadi di ibu kota Lebanon, Beirut, itu.
Menurut Hamas, dua komandan sayap bersenjata, Brigade Al-Qassam, ikut tewas.
Kantor berita Lebanon, National News Agency sebelumnya melaporkan Arouri tewas akibat serangan drone Israel di kantor Hamas di Mecherfeh, Beirut selatan. Sedikitnya enam orang tewas dalam serangan tersebut.
Penjabat Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati melalui pernyataan pada Selasa (2/1) malam mengutuk ledakan di pinggiran selatan ibu kota Beirut dan menyebut peristiwa tersebut sebagai “kejahatan baru Israel.”
Sementara itu, kelompok perlawanan Palestina Hamas membenarkan pembunuhan wakil ketua Saleh Arouri dalam peristiwa tersebut.
Menurut Hamas, dua komandan sayap bersenjata, Brigade Al-Qassam, juga tewas.
Kantor Berita Nasional Lebanon sebelumnya melaporkan bahwa Arouri tewas dalam serangan drone Israel di kantor Hamas di Mecherfeh, Beirut selatan yang menewaskan sedikitnya enam orang.
“Ledakan ini bertujuan untuk menyeret Lebanon ke fase konfrontasi baru menyusul serangan yang terus terjadi setiap hari di wilayah selatan yang menimbulkan banyak korban jiwa dan luka,” katanya.
“Lebanon berkomitmen pada resolusi legitimasi internasional, khususnya Resolusi 1701 (PBB),'' katanya.
Akan tetapi, lanjut PM, Israel telah melanggar dan melampaui resolusi tersebut karena mereka masih belum puas dengan tingkat kematian dan kehancuran.
"Terbukti bagi semua orang bahwa keputusan perang ada di tangan Israel dan sangat penting untuk mencegah dan menghentikan agresi mereka,'' kata Mikati.
Mengenai hal ini, Lebanon berencana mengajukan keberatan mendesak kepada Dewan Keamanan PBB terhadap Israel terkait dengan serangan tersebut, demikian menurut pernyataan Kantor PM.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PM Israel minta menterinya bungkam soal pembunuhan pemimpin Hamas