PM Israel akui bertanggung jawab atas ledakan pager massal di Lebanon

id benjamin netanyahu,ledakan pager lebanon

PM Israel akui bertanggung jawab atas ledakan pager massal di Lebanon

Sejumlah orang membawa poster dan foto sandera Israel saat melakukan demonstrasi menentang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan pemerintahnya di Tel Aviv, Israel Sabtu (9/11/2024). Mereka menyerukan Netanyahu melakukan gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pertukaran sandera. ANTARA FOTO/REUTERS/Mostafa Alkharou/Spt.

Yerusalem (ANTARA) - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk pertama kalinya mengaku bertanggung jawab atas ledakan massal pager (penyeranta) yang mengguncang Lebanon pada hampir dua bulan lalu.

"Sebelum operasi pager, mereka memberi tahu saya bahwa Amerika Serikat akan menentangnya, tetapi saya tidak mendengarkan mereka," kata Netanyahu dalam sidang kabinet pada Ahad (10/11), seperti dikutip saluran televisi Israel Channel 12.

Ia mengacu pernyataannya itu pada sejumlah pejabat tinggi pertahanan dan politik Israel yang menentang serangan dengan menggunakan pager maupun pembunuhan terhadap pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah.

Pengakuan Netanyahu itu merupakan yang pertama kalinya diberikan pejabat tinggi Israel secara terbuka bahwa mereka bertanggung jawab atas ledakan massal perangkat komunikasi nirkabel di Lebanon.

Sedikitnya 26 orang tewas dan lebih dari 3.200 lainnya terluka setelah ribuan perangkat pager meledak di beberapa wilayah di Lebanon pada 17 September dan 18 September. 

Nasrallah dibunuh dalam serangan udara Israel di Beirut selatan pada 27 September.

Israel melancarkan serangan besar-besaran di Lebanon sejak akhir September atas alasan mengincar Hizbullah.

Sedikitnya 3.100 orang tewas dan lebih dari 13.800 terluka dalam serangan Israel sejak Oktober 2023, menurut otoritas kesehatan Lebanon.

Israel melancarkan invasi ke selatan Lebanon pada 1 Oktober.

Tindakan Israel itu meningkatkan ketegangan pada perang lintas perbatasan yang telah berlangsung selama setahun sejak Gaza mulai dicabik perang.

Dalam pemberitaan terpisah disebutkan, sejumlah kota di distrik Tyre, Lebanon selatan pada Sabtu (9/11) digempur pesawat tempur Israel. Akibatnya 12 paramedis dan relawan pertahanan sipil tewas, serta melukai tiga lainnya.

Kementerian Kesehatan Lebanon menyatakan pesawat tempur itu menyasar kota Deir Qanoun Ras Al-Ain di distrik Tyre, menewaskan enam anggota Pramuka Islam -- para relawan dalam operasi medis darurat dan pertahanan sipil -- serta seorang paramedis dari Asosiasi Kesehatan Islam -- sebuah organisasi amal.

Serangan di Deir Qanoun Ras Al-Ain juga menewaskan seorang warga sipil dan melukai 12 orang lainnya.

Kementerian juga melaporkan bahwa serangan udara di kota Ain Baal di Tyre melukai tiga anggota Pramuka Islam.

Menurut Kantor Berita Nasional Lebanon, lima anggota Pramuka Islam tewas dalam serangan udara di kota Hanouiyeh di Tyre.

Kementerian mengecam serangan Israel yang terus-menerus menyasar paramedis sebagai “kejahatan perang berkelanjutan yang tidak dapat dicegah komunitas internasional yang bertanggung jawab menegakkan hukum kemanusiaan internasional untuk mencegah kekerasan dan genosida.”

Kementerian Kesehatan juga melaporkan bahwa serangan udara Israel di lingkungan Al-Midan di Nabatieh melukai 12 orang.

 

Sumber: Anadolu



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Netanyahu akui bertanggung jawab atas ledakan pager massal di Lebanon

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE