Kota Gaza, Palestina (ANTARA) - Pemimpin kelompok Palestina Hamas, Ismail Haniyeh, pada Jumat (5/1) mendesak Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken fokus menghentikan serangan Israel di Gaza yang telah menewaskan 22.000 orang dan menyebabkan pengungsian massal, kelaparan, juga penyebaran penyakit.
“Kami berharap Blinken mengambil pelajaran dari tiga bulan terakhir dan menyadari skala kesalahan yang dilakukan AS dengan memberikan dukungan penuh kepada Israel," kata kepala biro politik Hamas tersebut melalui pesan video.
“Kami berharap dia (Blinken) fokus menghentikan agresi dan pendudukan di seluruh wilayah Palestina,” katanya.
Haniyeh juga mendesak para pejabat negara-negara Arab dan Islam, yang akan bertemu Menlu Amerika Serikat itu “untuk menyampaikan bahwa masa depan dan stabilitas kawasan sangat berkaitan dengan perjuangan Palestina yang tidak dapat diabaikan.”
“Rakyat dan perlawanan (Palestina) tidak akan menerima pendudukan yang selalu mencekik kami,” katanya.
Blinken sedang melakukan kunjungan di kawasan Timur Tengah sampai 10 Januari, yang dimulai dari Turki pada Jumat malam. Dia juga akan mengunjungi Yunani, Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Israel, Mesir, dan Tepi Barat.
“Saya kembali ke kawasan untuk melakukan diplomasi lanjutan tentang situasi di Gaza,” kata Blinken dalam unggahannya di X.
“Saya akan terus mendesakkan perlindungan nyawa warga sipil dan secara intensif berkoordinasi dengan para mitra untuk menjamin pembebasan tawanan dan memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan berkelanjutan di Gaza".
Hingga kini, Israel terus menggempur Jalur Gaza sejak Hamas meluncurkan serangan lintas batas 7 Oktober lalu.
Dalam pemberitaan sebelumnya, Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia (HAM) Volker Turk menyatakan bahwa dirinya sangat terganggu dengan rencana Israel untuk memindahkan warga Palestina secara massal dari Gaza.
“Sangat terganggu dengan pernyataan pejabat tinggi Israel mengenai rencana pemindahan warga sipil dari Gaza ke negara ketiga,” kata dia dalam sebuah unggahan di platform media sosial X pada Kamis.
Turk menegaskan bahwa 85 persen penduduk Gaza, yang sudah mengungsi di dalam wilayahnya sendiri, berhak kembali ke rumah mereka.
“Hukum internasional melarang pemindahan paksa orang-orang yang dilindungi atau deportasi dari wilayah pendudukan,” ujar dia, memperingatkan.
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich telah menyatakan dukungannya terhadap migrasi sukarela warga Palestina di Jalur Gaza, dan mendesak negara-negara lain untuk menerima mereka.
Pernyataan Gvir dan Smotrich dikecam oleh komunitas internasional, termasuk oleh AS, Inggris, Jerman, dan Prancis.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemimpin Hamas Haniyeh desak Blinken setop agresi Israel di Gaza
“Kami berharap Blinken mengambil pelajaran dari tiga bulan terakhir dan menyadari skala kesalahan yang dilakukan AS dengan memberikan dukungan penuh kepada Israel," kata kepala biro politik Hamas tersebut melalui pesan video.
“Kami berharap dia (Blinken) fokus menghentikan agresi dan pendudukan di seluruh wilayah Palestina,” katanya.
Haniyeh juga mendesak para pejabat negara-negara Arab dan Islam, yang akan bertemu Menlu Amerika Serikat itu “untuk menyampaikan bahwa masa depan dan stabilitas kawasan sangat berkaitan dengan perjuangan Palestina yang tidak dapat diabaikan.”
“Rakyat dan perlawanan (Palestina) tidak akan menerima pendudukan yang selalu mencekik kami,” katanya.
Blinken sedang melakukan kunjungan di kawasan Timur Tengah sampai 10 Januari, yang dimulai dari Turki pada Jumat malam. Dia juga akan mengunjungi Yunani, Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Israel, Mesir, dan Tepi Barat.
“Saya kembali ke kawasan untuk melakukan diplomasi lanjutan tentang situasi di Gaza,” kata Blinken dalam unggahannya di X.
“Saya akan terus mendesakkan perlindungan nyawa warga sipil dan secara intensif berkoordinasi dengan para mitra untuk menjamin pembebasan tawanan dan memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan berkelanjutan di Gaza".
Hingga kini, Israel terus menggempur Jalur Gaza sejak Hamas meluncurkan serangan lintas batas 7 Oktober lalu.
Dalam pemberitaan sebelumnya, Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia (HAM) Volker Turk menyatakan bahwa dirinya sangat terganggu dengan rencana Israel untuk memindahkan warga Palestina secara massal dari Gaza.
“Sangat terganggu dengan pernyataan pejabat tinggi Israel mengenai rencana pemindahan warga sipil dari Gaza ke negara ketiga,” kata dia dalam sebuah unggahan di platform media sosial X pada Kamis.
Turk menegaskan bahwa 85 persen penduduk Gaza, yang sudah mengungsi di dalam wilayahnya sendiri, berhak kembali ke rumah mereka.
“Hukum internasional melarang pemindahan paksa orang-orang yang dilindungi atau deportasi dari wilayah pendudukan,” ujar dia, memperingatkan.
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich telah menyatakan dukungannya terhadap migrasi sukarela warga Palestina di Jalur Gaza, dan mendesak negara-negara lain untuk menerima mereka.
Pernyataan Gvir dan Smotrich dikecam oleh komunitas internasional, termasuk oleh AS, Inggris, Jerman, dan Prancis.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemimpin Hamas Haniyeh desak Blinken setop agresi Israel di Gaza