Hamilton, Kanada (ANTARA) - Utusan Iran untuk PBB Amir Saeed Iravani menegaskan, Rabu (31/7), bahwa negaranya akan membalas pembunuhan kepala politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran "ketika dianggap perlu dan tepat."
"Republik Islam Iran memiliki hak yang melekat untuk membela diri sesuai dengan hukum internasional untuk menanggapi tindakan teroris dan kriminal ini secara tegas ketika dianggap perlu dan tepat," kata Iravani kepada Dewan Keamanan PBB.
Iravani menyebut kematian Haniyeh "hasil dari tindakan terorisme agresif oleh rezim pendudukan Zionis Israel".
Dia menggambarkan serangan itu sebagai kelanjutan dari kegiatan teroris dan sabotase yang dilancarkan Israel di kawasan.
Dia menyatakan mengutuk sangat mengutuk serangan itu.
Iravani juga menegaskan kembali "komitmen Iran untuk menegakkan hukum internasional serta tujuan dan prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa."
Perdamaian di kawasan itu hanya dapat dicapai dengan menghormati prinsip-prinsip tersebut, katanya. Dia menuduh Israel mengambil sikap agresif terhadap semua negara di kawasan itu.
Iravani menyebut "para pemimpin rezim (Israel) yang kasar dan suka berperang ini" tidak menghormati prinsip-prinsip dasar hukum internasional. AS, katanya, juga memikul tanggung jawab karena merupakan "sekutu strategis dan pendukung utama rezim Israel."
Dia mendesak masyarakat internasional dan Dewan Keamanan PBB untuk tidak tinggal diam dalam menghadapi kejahatan keji tersebut.
"Selama hampir 10 bulan, negara-negara tertentu, khususnya AS, telah melindungi Israel dari tanggung jawab apa pun atas pembantaian di Gaza dan kegiatan jahat di kawasan itu," ujarnya.
Dia menuduh negara-negara tersebut tidak hanya menghalangi hak Palestina untuk membela diri secara sah tetapi juga berusaha melegitimasi pembantaian dan genosida Israel terhadap rakyat Palestina, yang mengarah pada salah tafsir konsep pembelaan diri.
Iravani mendesak Dewan Keamanan untuk segera mengambil tindakan guna meminta pertanggungjawaban Israel atas serangan tersebut, termasuk sanksi dan tindakan lain guna mencegah rezim Zionis itu terus melancarkan serangan berbahaya.
Feda Abdelhady, wakil duta besar Palestina untuk PBB, mengatakan warga sipil Palestina dilanda ketakutan, penderitaan, dan kerugian yang meningkat setiap hari akibat kekuatan pendudukan Israel.
Abdelhady menekankan bahwa para pemimpin Palestina mengutuk keras pembunuhan Haniyeh dan bahwa keadaan berkabung telah dideklarasikan di Palestina.
Dia mengatakan bahwa Israel lebih menyukai "kekerasan dan teror" daripada penghormatan pada hukum internasional, diplomasi dan kehidupan manusia.
Utusan Palestina tersebut mengatakan tidak ada anak, perempuan, pria, atau bayi yang bisa lolos dari penargetan oleh tentara pendudukan Israel dan milisi pemukim Israel.
Sumber: Anadolu
Jusuf Kalla...
Berita Terkait
Turki upaya pulangkan jenazah aktivis HAM yang dibunuh Israel
Minggu, 8 September 2024 16:01 Wib
Unjuk rasa pro-Palestina digelar besar-besaran di Jenewa
Minggu, 8 September 2024 15:18 Wib
Dalam sepekan pemukim ilegal Israel robohkan 47 bangunan pertanian di Tepi Barat bagian selatan
Minggu, 8 September 2024 10:26 Wib
Ribuan orang unjuk rasa di London serukan gencatan senjata di Jalur Gaza
Minggu, 8 September 2024 6:40 Wib
Qatar dan Mesir kutuk pembunuhan pegiat HAM Aysenur Ezgi Eygi oleh Israel
Sabtu, 7 September 2024 15:13 Wib
BPOM Batam beri edukasi perempuan di Natuna cara jaga keamanan pangan
Kamis, 5 September 2024 14:28 Wib
BPOM Batam beri penguatan keamanan pangan kepada kader di Natuna Kepri
Selasa, 3 September 2024 14:38 Wib
Hamas klaim tentara Israel bunuh beberapa tawanan Israel
Senin, 2 September 2024 9:51 Wib
Komentar