Gorontalo (ANTARA) - Puluhan siswi taruni di SMA Terpadu Wira Bhakti Gorontalo melarikan diri dari asrama sekolah, karena diduga mendapat perundungan dari senior.
Seorang tua siswa, Sera, di Gorontalo, Jumat mengatakan menurut keterangan puterinya, mereka lari dari asrama sekolah sekitar pukul 02.00 WITA melalui tembok pagar lalu berjalan kaki ratusan meter sebelum memesan jasa angkutan untuk pergi ke rumah orang tua satu rekannya.
"Menurut keterangan anak saya dan rekan-rekannya, mereka lari dari sekolah karena tidak tahan dengan tekanan atau perlakuan dari senior mereka," kata Sera.
Perlakuan yang mereka alami kata dia, sering dihukum dengan cara duduk dengan posisi kaki dilipat ke samping dalam waktu lama.
Kemudian mereka wajib bergerak cepat saat dipanggil atau diperintah oleh seniornya. Bahkan karena takut melanggar batas hitungan mundur yang ditentukan senior, seorang siswa terjatuh dari tangga hingga menyebabkan cedera serius pada bagian rahang.
Ia mengatakan selain itu para taruni itu juga mengeluhkan perlakuan senior, yang sering meminta uang jajan mereka untuk membeli makanan.
Atas tekanan yang dialami tersebut kata Sera, para siswi akhirnya memutuskan bersama-sama lari dari asrama sekolah karena takut akan mendapatkan perlakuan yang bisa membahayakan keselamatan.
Sementara itu ketika dikonfirmasi, Kepala Sekolah SMA Terpadu Wira Bhakti Marwan Potale mengatakan pihaknya mengambil langkah pencegahan dengan mengizinkan para taruni kembali ke keluarga masing-masing.
Pihak sekolah belum bisa mengambil kesimpulan terkait persoalan ini, karena para taruni masih diminta oleh orang tua mereka untuk kembali ke rumah masing-masing.
Seorang tua siswa, Sera, di Gorontalo, Jumat mengatakan menurut keterangan puterinya, mereka lari dari asrama sekolah sekitar pukul 02.00 WITA melalui tembok pagar lalu berjalan kaki ratusan meter sebelum memesan jasa angkutan untuk pergi ke rumah orang tua satu rekannya.
"Menurut keterangan anak saya dan rekan-rekannya, mereka lari dari sekolah karena tidak tahan dengan tekanan atau perlakuan dari senior mereka," kata Sera.
Perlakuan yang mereka alami kata dia, sering dihukum dengan cara duduk dengan posisi kaki dilipat ke samping dalam waktu lama.
Kemudian mereka wajib bergerak cepat saat dipanggil atau diperintah oleh seniornya. Bahkan karena takut melanggar batas hitungan mundur yang ditentukan senior, seorang siswa terjatuh dari tangga hingga menyebabkan cedera serius pada bagian rahang.
Ia mengatakan selain itu para taruni itu juga mengeluhkan perlakuan senior, yang sering meminta uang jajan mereka untuk membeli makanan.
Atas tekanan yang dialami tersebut kata Sera, para siswi akhirnya memutuskan bersama-sama lari dari asrama sekolah karena takut akan mendapatkan perlakuan yang bisa membahayakan keselamatan.
Sementara itu ketika dikonfirmasi, Kepala Sekolah SMA Terpadu Wira Bhakti Marwan Potale mengatakan pihaknya mengambil langkah pencegahan dengan mengizinkan para taruni kembali ke keluarga masing-masing.
Pihak sekolah belum bisa mengambil kesimpulan terkait persoalan ini, karena para taruni masih diminta oleh orang tua mereka untuk kembali ke rumah masing-masing.