Hamilton, Kanada (ANTARA) - Gempuran Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 menyebabkan bencana lingkungan berskala besar serta munculnya 39 juta ton reruntuhan bangunan, demikian menurut Badan Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP).

"Peningkatan konflik sejak 7 Oktober 2023 telah berdampak besar terhadap masyarakat dan lingkungan Gaza," demikian diungkapkan UNEP dalam laporannya yang dirilis Selasa (18/6).

"Pengeboman intensif Israel telah menyebabkan kehancuran besar dengan intensitas yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam aspek infrastruktur, aset produktif, dan penyediaan layanan," menurut badan PBB itu.

UNEP menyatakan bahwa masyarakat Gaza saat ini terpapar risiko dari polusi tanah, air, dan udara yang juga menyebabkan kerusakan ekosistem alam yang terancam tak dapat dipulihkan.

Badan tersebut mengatakan 39 juta ton reruntuhan gedung, jalan, dan infrastruktur tersebut tercampur dengan amunisi aktif yang belum meledak, asbes, serta bahan berbahaya lainnya.

"Banyak jasad manusia tertimbun reruntuhan bangunan yang jumlahnya sangat besar itu," kata UNEP.

Amunisi dan bahan peledak di kawasan padat penduduk mencemari tahan dan sumber air. Badan PBB itu juga menyoroti potensi pencemaran dari logam berat yang bocor dari panel surya yang rusak.

UNEP turut menyoroti kerusakan besar sistem manajemen sampah padat di Gaza. Lima dari enam fasilitas terkait yang ada di kawasan tersebut rusak parah.

Karena proses pembersihan reruntuhan dapat berlangsung bertahun-tahun, apalagi dengan sedikitnya lahan kosong di Jalur Gaza, badan tersebut menegaskan perlunya persoalan ini ditangani dalam upaya pemulihan Gaza nantinya.

Badan PBB itu juga memperingatkan bahwa upaya Israel menghancurkan sistem terowongan di Jalur Gaza dengan mengalirkan air laut juga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.

Sementara itu, UNEP menyatakan bahwa akibat kondisi keamanan dan akses yang tidak terjamin laporan tersebut disiapkan hanya berdasar informasi yang didapat secara tidak langsung dan dari kegiatan PBB di lapangan.

Badan tersebut menegaskan, penyelidikan secara langsung akan dilaksanakan begitu kondisi keamanan terjamin.

Laporan itu juga menekankan pentingnya gencatan senjata segera diwujudkan demi melindungi nyawa dan memitigasi dampak jangka panjang perang terhadap lingkungan di Jalur Gaza.

21 tewas...

Sementara itu, dalam pemberitaan terpisah disebutkan setidaknya 21 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza pada Selasa (18/6) atau hari ketiga Hari Raya Idul Adha, menurut sumber medis.

Sumber medis yang tidak disebutkan namanya oleh Anadolu pada Rabu, mengatakan bahwa pesawat tempur Israel menyerang tiga rumah di pusat kota Deir al-Balah, menewaskan 13 orang dan melukai beberapa lainnya.

Dua orang lainnya tewas ketika sebuah pesawat tak berawak Israel menghantam sekelompok warga sipil di Jalur Gaza tengah.

Beberapa orang juga dilaporkan tewas dan terluka dalam serangan udara Israel terhadap sebuah rumah di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza.

Dua warga sipil tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel di Kota Gaza, sementara dua lainnya tewas dalam pemboman Israel di al-Qarara sebelah timur Khan Younis di Jalur Gaza selatan.

Tim medis Palestina juga menemukan seorang warga Palestina, setelah penembakan Israel yang menargetkan sekelompok warga sipil di sebelah barat Rafah di Gaza selatan. Sedangkan warga Palestina lainnya tewas akibat tembakan tentara Israel di timur Rafah.

Pasukan Israel juga meledakkan puluhan rumah di lingkungan Saudi di Rafah, menurut saksi mata.

Israel yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan pejuang Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.

Lebih dari 37.350 warga Palestina telah terbunuh di Gaza. Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak, serta lebih dari 85.400 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional yang keputusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasinya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei.


Sumber: Anadolu

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PBB: 39 juta ton reruntuhan menggunung di Gaza akibat agresi Israel

Pewarta : Nabil Ihsan
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024