Batam (ANTARA) - Kepolisian Daerah Kepulauan Riau (Polda Kepri) melibatkan kelompok tani atau poktan di Kota Batam, untuk mengelola lahan tidur menjadi lahan produktif, guna mendukung ketahanan pangan, sebagaimana tertuang dalam Astacita Presiden RI Prabowo Subianto.
Kepala Biro Sumber Daya Manusia (Karo SDM) Polda Kepri Kombes Pol. Danang Beny Kuspriandono kepada ANTARA dikonfirmasi di Batam, Sabtu, mengatakan kelompok tani yang dilibatkan adalah Kelompok Tani Tunas Mekar, beranggotakan 23 petani, yang mengelola lima hektare lahan produktif milik Polda Kepri.
“Kami melibatkan kelompok tani, karena mereka yang lebih profesional untuk meningkat program ini. Polda atau Polri hanya sebatas memotivasi, karena kami tidak profesional untuk bertani,” kata Beny.
Polda Kepri memanfaatkan lahan produktif seluas lima hektar di Mata Ikan, Kelurahan Sambau, Kecamatan Nongsa Kota Batam untuk ditanami jagung dan jenis tanaman hortikultura lainnya.
Pemanfaatan lahan produktif ini merupakan program yang disiapkan Polda Kepri untuk mendukung ketahanan pangan dan swasembada pangan yang sebagaimana Astacita Presiden RI.
Pada Jumat (15/11) telah dicanangkan penanaman 30 ribu bibit jagung di lahan tersebut. Anggota kelompok tani yang dilibatkan dibekali dengan lahan, peralatan bertani, bibit hingga pupuk.
“Lima hektare dikembangkan, selain untuk jagung, sayuran dan kolam ikan untuk tahap awal. Sekarang lagi progres pengembangan lahan,” katanya.
Sekretaris Kelompok Tani Tunas Mekar Bambang Setioadji mengapresiasi Polda Kepri yang telah mempercayai kelompoknya untuk mengelola lahan produktif tersebut untuk mendukung Astacita Presiden RI.
Menurut dia, kepercayaan diberikan kepada petani untuk mengelola lahan pertanian seluas lima hektare tersebut berdampak baik terutama dapat meningkatkan taraf hidup petani.
“Program ini sangat membantu para petani, dapat mengelola dengan perluasan lahan seperti bisa meningkatkan taraf hidup petani,” ujarnya.
Dia menyebut, Kelompok Tani Tunas Mekar sudah berdiri sejak 1990, merupakan pengembangan dari kelompok tani yang ada di kawasan Barelang. Nongsa menjadi daerah produktif untuk pertanian setelah Barelang.
Satu kelompok tani, kata dia, beranggotakan 15 sampai 23 orang petani. Rata-rata petani memilik lahan garapan sendiri dengan luasan berkisar antara 1,5 hektare sampai dengan 2 hektare. Lahan tersebut statusnya sewa.
Lahan sewa ini salah satu kendala yang dihadapi petani, karena harus membayar biaya sewa, belum lagi biaya produksi pertanian mulai dari pupuk dan juga bibit. Adanya pengelolaan lahan produktif dari Polda Kepri, petani menjadi punya garapan lahan baru tanpa dipungut sewa.
Nantinya hasil produksi dari lahan tersebut juga dapat dimanfaatkan oleh petani.
“Instruksinya saat ini dikasih lahan, nanti hasil pertaniannya ke kami tetapi belum tau teknis pembagiannya,” ujar Aji.
Adapun jenis tanaman pertanian yang kerap ditanami oleh petani seperti pisang, jagung, singkong, ubi, dan sayur-sayuran, di antaranya cabai, terong, kangkung, kemangi dan masih banyak lainnya.
“Untuk bisa saja kami bisa memproduksi hingga 50 ton per bulan. Semua produksi pertanian ini untuk mensuplai kebutuhan bahan pokok di Kota Batam,” ujarnya.