Natuna (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau melatih pelajar SMKN 1 Bunguran Timur Laut cara mencegah dan menanggulangi kebakaran.
Kepala Bidang Pencegahan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkar) Kabupaten Natuna Beni Suparta di Natuna, Selasa, mengatakan total peserta yang mengikuti kegiatan sebanyak 70 orang.
"Kegiatan kita laksanakan tadi pagi, total peserta beserta guru sekitar 70 orang," ucap dia.
Ia menerangkan materi yang diajarkan berupa cara memadamkan api dengan alat pemadam sederhana (apas), alat pemadam ringan (apar), cara mematikan tabung gas yang terbakar, cara menyelamatkan diri, cara mengevakuasi pelajar, dan hal lainnya yang berkenaan dengan pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran.
"Ini merupakan sosialisasi, untuk mengedukasi untuk para pelajar dan guru," ujar dia.
Selain itu, pihaknya juga melakukan simulasi evakuasi kebakaran gedung sekolah, dengan melibatkan pelajar dan guru. Menurut dia, kegiatan serupa juga sudah dilakukan di beberapa sekolah dan instansi di wilayah setempat.
"Tujuannya untuk meminimalisasi dampak atau korban jiwa akibat kebakaran," katanya.
Ia menilai, simulasi perlu dilakukan, agar pelajar dan perangkat sekolah mengetahui apa yang harus dilakukan saat berada di situasi bahaya, dan mengetahui titik kumpul atau titik evakuasi.
Ia menambahkan pihaknya juga mengedukasi perangkat sekolah bahwa pentingnya menyediakan apar di gedung.
"Jika masyarakat atau pelajar mengetahui tentang mitigasi kebakaran, akan memudahkan dinas kami dalam bekerja," ujarnya.
Kepala Bidang Pencegahan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkar) Kabupaten Natuna Beni Suparta di Natuna, Selasa, mengatakan total peserta yang mengikuti kegiatan sebanyak 70 orang.
"Kegiatan kita laksanakan tadi pagi, total peserta beserta guru sekitar 70 orang," ucap dia.
Ia menerangkan materi yang diajarkan berupa cara memadamkan api dengan alat pemadam sederhana (apas), alat pemadam ringan (apar), cara mematikan tabung gas yang terbakar, cara menyelamatkan diri, cara mengevakuasi pelajar, dan hal lainnya yang berkenaan dengan pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran.
"Ini merupakan sosialisasi, untuk mengedukasi untuk para pelajar dan guru," ujar dia.
Selain itu, pihaknya juga melakukan simulasi evakuasi kebakaran gedung sekolah, dengan melibatkan pelajar dan guru. Menurut dia, kegiatan serupa juga sudah dilakukan di beberapa sekolah dan instansi di wilayah setempat.
"Tujuannya untuk meminimalisasi dampak atau korban jiwa akibat kebakaran," katanya.
Ia menilai, simulasi perlu dilakukan, agar pelajar dan perangkat sekolah mengetahui apa yang harus dilakukan saat berada di situasi bahaya, dan mengetahui titik kumpul atau titik evakuasi.
Ia menambahkan pihaknya juga mengedukasi perangkat sekolah bahwa pentingnya menyediakan apar di gedung.
"Jika masyarakat atau pelajar mengetahui tentang mitigasi kebakaran, akan memudahkan dinas kami dalam bekerja," ujarnya.