Kairo (ANTARA) - Liga Arab pada Ahad (26/1) menolak upaya pemindahan warga Palestina dan menegaskan aktivitas untuk itu, baik melalui pemukiman ulang, aneksasi, atau perluasan permukiman, “telah terbukti gagal di masa lalu.”
“Melanggar prinsip-prinsip yang telah mapan dan komitmen jangka panjang, yang mendapat konsensus Arab dan internasional, hanya akan memperpanjang konflik dan membuat perdamaian semakin sulit dicapai,” demikian pernyataan Liga Arab.
Liga Arab kembali menegaskan bahwa “perjuangan rakyat Palestina adalah tentang tanah dan manusia, dan upaya untuk mencabut mereka dari tanah melalui relokasi, aneksasi, atau perluasan permukiman telah berulang kali gagal di masa lalu.”
Organisasi tersebut menekankan bahwa upaya semacam itu “ditolak dan melanggar hukum internasional.”
Liga Arab juga menyatakan bahwa “memaksa orang untuk meninggalkan tanah mereka hanya bisa disebut sebagai pembersihan etnis.”
Dalam pernyataannya, Liga Arab menekankan bahwa “situasi saat ini memerlukan upaya terus-menerus dari semua pihak untuk memperkuat dan mempertahankan gencatan senjata sebagai langkah awal untuk segera memulai rekonstruksi Gaza dan menyembuhkan luka rakyatnya, yang telah mengalami 15 bulan berturut-turut dari perang brutal."
"Infrastruktur Jalur Gaza telah mengalami kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah perang modern,” lanjut pernyataan itu.
Liga Arab menyerukan kepada “semua negara yang meyakini solusi dua negara sebagai jalan menuju perdamaian untuk bekerja secara serius dan segera memulai proses yang kredibel guna mewujudkan solusi ini dan menerapkannya di lapangan sesegera mungkin."
Liga Arab menambahkan, "Ini adalah satu-satunya cara untuk memastikan keamanan dan perdamaian bagi rakyat Palestina, Israel, serta seluruh masyarakat di kawasan dan dunia.”
Presiden AS Donald Trump menggambarkan Gaza sebagai “lokasi yang hancur” dan pada Sabtu menyerukan untuk “membersihkan habis” wilayah Palestina tersebut dan merelokasi warga Palestina ke Yordania dan Mesir.
“Saya lebih memilih bekerja sama dengan beberapa negara Arab dan membangun perumahan di lokasi lain di mana mereka mungkin bisa hidup damai untuk perubahan,” katanya kepada wartawan di atas Air Force One.
“Anda berbicara tentang 1,5 juta orang, dan kita bersihkan semuanya dan mengatakan, ‘Kalian tahu, ini sudah selesai,’” tambahnya.
Proposal Trump ini muncul sepekan setelah gencatan senjata mulai berlaku di Gaza pada 19 Januari, menghentikan perang genosida Israel yang telah menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 111.000 orang sejak 7 Oktober 2023.
Sumber: Anadolu
Jusuf Kalla...
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla menegaskan bahwa ide Amerika Serikat (AS) untuk merelokasi warga Jalur Gaza, Palestina ke luar negara itu adalah sesuatu hal yang tidak mungkin terjadi.
"Itu tercetus dalam rangka kampanye Presiden Trump (Donald Trump). Nah, ide itu sesuatu yang tidak mungkin terjadi," kata Jusuf Kalla saat ditemui di Kantor DMI Pusat Jalan Matraman Raya, Jakarta, Senin.
Hal tersebut disampaikan untuk merespons
wacana relokasi pengungsi Gaza yang diusulkan di tengah rencana kunjungan utusan Donald Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff ke Gaza, sebagaimana diwartakan media AS, NBC News pada 18 Januari 2025.
Selaku mantan Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) dua periode, JK mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang menguatkan alasan dirinya menyebut ide tersebut tidak mungkin terjadi.
Menurut dia, alasan pertama yakni tidak ada presiden atau kepala negara manapun yang mau dan membiarkan bangsanya didesak agar meninggalkan tanah kelahiran mereka sendiri, termasuk Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
Sikap serupa, kata dia, juga akan dilakukan oleh presiden dari negara yang disebut-sebut akan menjadi tujuan pemindahan warga Gaza oleh pihak AS, yang dalam hal ini salah satunya adalah Indonesia.
"Sesuatu yang tidak mungkin, presiden tidak akan setuju," imbuhnya menegaskan.
Ia menyakini bahwa sebagai bangsa yang besar dan berwawasan teknologi yang baik maka Pemerintah Palestina pasti sudah memiliki rencana dan desain untuk mereka membangun kembali daerahnya yang hancur oleh gempuran militer Israel.
"Kalau warga mereka dipindahkan siapa yang akan membangun kembali kota Gaza. Di Gaza mereka bisa membangun 400 kilometer terowongan di tengah kota, jadi tidak mungkin lah," ujarnya.
JK berharap masyarakat Indonesia, khususnya bagi umat Islam di dunia jangan terlalu khawatir terhadap ide yang dilontarkan oleh AS tersebut, terlebih bukan rahasia umum lagi kalau Donald Trump memiliki sosok yang kontroversial.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Liga Arab tolak upaya pemindahan rakyat Palestina