Natuna (ANTARA Kepri) - "Baku tembak" dalam jarak dekat mewarnai latihan gabungan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI saat menyergap "gerombolan bersenjata" di Desa Ceruk, Kecamatan Bunguran Timur Laut, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Kamis.
Sejumlah personel TNI melakukan penyergapan di dua titik yang menjadi target dalam skenario latihan gabungan.
Kontak senjata terjadi ketika kelompok penyerbu PPRC mengepung beberapa rumah di perkampungan Bukit Seleman.
Letusan senjata laras panjang bersahut-sahutan saat matahari mulai menyembulkan sinarnya di ufuk timur.
Dalam beberapa menit beberapa anggota gerombolan dengan penanda kain merah di kepala berjatuhan terkena tembakan. Beberapa di antaranya melarikan diri ke hutan dan dikejar pihak TNI.
Drama penyergapan tersebut merupakan bagian dari skenario latihan dengan taktik serangan permukiman terhadap musuh yang telah menguasai suatu perkampungan.
Pasukan yang terlibat dalam latihan serangan darat gabungan itu adalah Batalyon Linud 330 Kostrad dan Pasukan Marinir II Wilayah Barat.
Komandan Kodim 0318 Natuna Letkol CZI Sujadi, Kamis mengatakan, latihan operasi serangan darat gabungan tersebut akan dilanjutkan Jumat (7/9) pagi dengan target melumpuhkan musuh yang masih menduduki beberapa perumahan warga di lima lokasi.
"Latihan dilanjutkan besok pukul 05.00 WIB. Kemudian, pada pukul 08.00 WIB dilanjutkan upacara penutupan latihan di lapangan sepak bola Desa Tanjung," katanya.
Asisten Operasi Kostrad yang juga Kepala Wasit dan Pengendali Latihan PPRC Kolonel (Inf) Ainurrahman mengatakan, latihan yang melibatkan 600 tentara itu merupakan puncak dari latihan gabungan PPRC yang dibuka Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono di Bandara Lanud Ranai pada Selasa (4/9).
"Ada tujuh titik dengan 12 rumah yang akan direbut dari Tim Penimbul Situasi (Bulsi) yang diskenariokan sebagai musuh," kata Ainurrahman.
Sebelumnya, Batalyon Linud juga melakukan latihan operasi lintas udara dengan target merebut Bandara Lanud Ranai, sedangkan Pasukan Marinir melakukan pendaratan di Pantai Sengiap yang berjarak lebih dari 20 kilometer dari Ranai, ibu kota Natuna.
"Latihan ini bertujuan untuk mengasah kemampuan PPRC dalam mengatasi 'trouble spot' yang mengancam integritas NKRI. Latihan ini kali melibatkan sekitar 2.500 personel dari berbagai kesatuan," tambahnya. (RDT/A013)
Editor: Jo Seng Bie
Sejumlah personel TNI melakukan penyergapan di dua titik yang menjadi target dalam skenario latihan gabungan.
Kontak senjata terjadi ketika kelompok penyerbu PPRC mengepung beberapa rumah di perkampungan Bukit Seleman.
Letusan senjata laras panjang bersahut-sahutan saat matahari mulai menyembulkan sinarnya di ufuk timur.
Dalam beberapa menit beberapa anggota gerombolan dengan penanda kain merah di kepala berjatuhan terkena tembakan. Beberapa di antaranya melarikan diri ke hutan dan dikejar pihak TNI.
Drama penyergapan tersebut merupakan bagian dari skenario latihan dengan taktik serangan permukiman terhadap musuh yang telah menguasai suatu perkampungan.
Pasukan yang terlibat dalam latihan serangan darat gabungan itu adalah Batalyon Linud 330 Kostrad dan Pasukan Marinir II Wilayah Barat.
Komandan Kodim 0318 Natuna Letkol CZI Sujadi, Kamis mengatakan, latihan operasi serangan darat gabungan tersebut akan dilanjutkan Jumat (7/9) pagi dengan target melumpuhkan musuh yang masih menduduki beberapa perumahan warga di lima lokasi.
"Latihan dilanjutkan besok pukul 05.00 WIB. Kemudian, pada pukul 08.00 WIB dilanjutkan upacara penutupan latihan di lapangan sepak bola Desa Tanjung," katanya.
Asisten Operasi Kostrad yang juga Kepala Wasit dan Pengendali Latihan PPRC Kolonel (Inf) Ainurrahman mengatakan, latihan yang melibatkan 600 tentara itu merupakan puncak dari latihan gabungan PPRC yang dibuka Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono di Bandara Lanud Ranai pada Selasa (4/9).
"Ada tujuh titik dengan 12 rumah yang akan direbut dari Tim Penimbul Situasi (Bulsi) yang diskenariokan sebagai musuh," kata Ainurrahman.
Sebelumnya, Batalyon Linud juga melakukan latihan operasi lintas udara dengan target merebut Bandara Lanud Ranai, sedangkan Pasukan Marinir melakukan pendaratan di Pantai Sengiap yang berjarak lebih dari 20 kilometer dari Ranai, ibu kota Natuna.
"Latihan ini bertujuan untuk mengasah kemampuan PPRC dalam mengatasi 'trouble spot' yang mengancam integritas NKRI. Latihan ini kali melibatkan sekitar 2.500 personel dari berbagai kesatuan," tambahnya. (RDT/A013)
Editor: Jo Seng Bie