Washington (ANTARA) - Amerika Serikat dan Arab Saudi resmi menandatangani kesepakatan penjualan senjata senilai 142 miliar dolar AS atau senilai dengan Rp2,35 kuadriliun, di tengah kunjungan Presiden AS Donald Trump ke negara tersebut.

"Amerika Serikat dan Arab Saudi menandatangani kesepakatan penjualan di sektor pertahanan terbesar dalam sejarah senilai hampir 142 miliar dolar AS yang membuka akses bagi Arab Saudi terhadap peralatan pertahanan tercanggih dan layanan dari belasan firma pertahanan AS," demikian menurut pernyataan Gedung Putih, Selasa.

Kesepakatan tersebut akan membolehkan AS memasok peralatan untuk memperkuat kapabilitas angkatan udara dan antariksa serta pertahanan udara dan rudal Arab Saudi.

Selain itu, Arab Saudi akan diuntungkan dengan penguatan keamanan maritim dan pesisir, keamanan perbatasan, serta pembaruan sistem informasi dan komunikasi, demikian menurut Gedung Putih.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump tiba di Riyadh dan mengumumkan komitmen Arab Saudi untuk menginvestasikan hingga 600 miliar dolar AS (Rp9,96 kuadriliun) di Amerika Serikat.


Menurut pernyataan Gedung Putih, kesepakatan yang diteken dalam pertemuan bilateral tersebut dirancang untuk memperkuat keamanan energi dan industri pertahanan AS.

Akses AS terhadap infrastruktur global dan mineral kritis juga akan semakin maju berkat kesepakatan dengan Arab Saudi itu.
 

Sumber: Sputnik

Jet mewah...
 


Dalam pemberitaan sebelumnya disebutkan, sejumlah Senator Partai Demokrat Amerika Serikat pada Senin (12/5) mengatakan bahwa niat Presiden Donald Trump untuk menerima jet mewah senilai 400 juta dolar AS (Rp6,6 triliun) dari Qatar adalah langkah bahaya bagi AS.

Niat Trump untuk mengubah jet mewah yang merupakan hadiah dari keluarga kerajaan Qatar itu menjadi pesawat resmi kepresidenan AS dinilai para senator Demokrat mengancam keamanan nasional serta bertentangan dengan Konstitusi AS.

"Setiap presiden yang menerima hadiah semacam ini, senilai 400 juta dolar AS, dari pemerintah asing menciptakan konflik kepentingan yang jelas, menimbulkan pertanyaan keamanan nasional yang serius, mengundang pengaruh asing, dan merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah kita," kata senator Demokrat Chris Coons, Brian Schatz, Cory Booker, dan Chris Murphy dalam sebuah pernyataan.

Para senator menekankan bahwa Air Force One (pesawat resmi kepresidenan AS) merupakan simbol kepresidenan dan Amerika Serikat sendiri. Mereka juga mengatakan bahwa Konstitusi AS melarang pejabat terpilih menerima hadiah besar dari pemerintah asing tanpa persetujuan Kongres.

Para anggota legislator AS itu telah berjanji untuk meminta Senat guna membahas masalah tersebut pada pekan ini.

Sebelumnya pada hari yang sama, Trump mengatakan bahwa "bodoh" untuk menolak pesawat gratis dari Qatar dan menyebut kemungkinan hadiah itu sebagai "isyarat yang hebat."

Presiden AS mengatakan dia tidak berencana untuk menggunakan pesawat itu untuk kebutuhan pribadinya setelah masa jabatannya berakhir.

Trump menjelaskan bahwa merawat pesawat kepresidenan yaitu Boeing 747 yang berusia 40 tahun saat ini membutuhkan biaya perawatan yang "sangat besar".

Axios melaporkan bahwa diskusi tengah berlangsung antara Kementerian Pertahanan Qatar dan Pentagon mengenai pengalihan pesawat tersebut ke AS.

Sumber: Sputnik-OANA
 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: AS-Arab Saudi teken penjualan senjata terbesar senilai Rp2 kuadriliun

Pewarta : Nabil Ihsan
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2025