Tanjungpinang (ANTARA) - Kemendukbangga/BKKBN Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Riau menggelar rapat koordinasi daerah tingkat provinsi yang berfokus pada lima program prioritas atau quick wins Kemandukbangga/BKKBN dan penurunan stunting.
Rakorda dengan tema "Quick Wins Kemendukbangga/BKKBN untuk Indonesia Emas 2045" ini dibuka Asisten I bidang Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Provinsi Kepri Arif Fadillah di Lantai 4, Kantor Gubernur Kepri, Pulau Dompak, Tanjungpinang, Kamis (17/7).
"Kami menyambut positif penyelenggaraan Rakorda Bangga Kencana dan Pencegahan Stunting tingkat Provinsi Kepri tahun 2025," kata Arif Fadillah usai membuka acara tersebut.
Menurut Arif kegiatan ini sangat strategis sebagai upaya penguatan dan pemantapan komitmen bersama dalam mendukung program pembangunan keluarga.
Ia mengapresiasi seluruh stakeholder di wilayah Kepri, lalu kementerian/lembaga, unsur masyarakat, pihak swasta dan media yang telah berkontribusi memajukan program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di daerah tersebut.
Dalam kesempatan ini, Arief turut menyampaikan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) tahun 2024, antara lain berdasarkan hasil Pendataan Keluarga 2024 (PK-24), capaian Total Fertility Rate (TFR) Kepri cukup membanggakan dengan raihan 101,4 persen atau lebih tinggi dibandingkan capaian nasional sebesar 99,53 persen.
Kemudian, capaian IKU lainnya yang di atas 100 persen adalah Angka Prevalensi Kontrasepsi Modern (mCPR), lalu persentase Kebutuhan ber-KB yang Tidak Terpenuhi (Unmetneed) dan Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga).
Sementara, realisasi Dana Alokasi Khusus Bantuan Operasional Keluarga Berencana (DAK-BOKB) 2024, berdasarkan aplikasi Morena terealisasi sebesar 87,92 persen, yaitu Rp19,6 miliar dari pagu total sebesar Rp22,3 miliar.
"Penyerapan tertinggi diraih Kabupaten Bintan sebesar 97,24 persen, dan terendah adalah Kota Tanjungpinang dengan realisasi sebesar 70,94 persen," ungkapnya.
Selain itu, Arif juga mengajak seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah daerah, perangkat desa, swasta, maupun masyarakat, bekerja sama dan bersinergi dalam pencegahan stunting di Kepri. Saat ini angka stunting di Kepri sebesar 15 persen, atau mendekati target penurunan stunting nasional sebesar 14 persen.
Dia pun mendorong beberapa langkah strategis, antara lain menginternalisasi Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK) kabupaten/kota dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan renstra melalui Peta Jalan Pembangunan Kependudukan (PJPK).
Berikutnya, meningkatkan komitmen bersama dalam pembangunan keluarga, dan
memanfaatkan dana desa untuk mendukung program pencegahan stunting.
"Dengan demikian, intervensi yang sifatnya multi sektor dan multi government level tidak mungkin terlaksana dengan baik tanpa kerja kolaborasi," ucap Arif.
Sementara, Kepala Perwakilan BKKBN Kepri, Rohina mengatakan kegiatan rakorda tersebut merupakan wahana dalam pelaporan hasil capaian program serta mempercepat pencapaian tujuan pembangunan keluarga dan kependudukan melalui lima quick wins yang dicanangkan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, di mana program tersebut berorientasi pada dampak nyata di masyarakat.
Selain itu, kata Rohina, rapat itu juga bertujuan menyusun strategi dan arah kebijakan tahun berjalan dan tahun berikutnya, memperkuat sinergi antara pusat, daerah, dan mitra strategis dalam pembangunan keluarga dan kependudukan, mendorong percepatan implementasi program quick wins kementerian di daerah.
"Termasuk mengidentifikasi inovasi dan best practices di tingkat daerah untuk direplikasi secara nasional," ungkapnya.
Dari rakorda ini, lanjut Rohina, hasil yang diharapkan ialah rumusan rekomendasi strategis pembangunan kependudukan dan keluarga nasional, kemudian terintegrasinya program quick wins dalam rencana kerja kementerian/badan dan unit pelaksana di daerah, serta terbangunnya komitmen dan rencana aksi bersama pusat-daerah, dan teridentifikasinya inovasi-inovasi pelayanan keluarga di tingkat lapangan.
Rohina memaparkan lima quick wins tersebut adalah, Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting GENTING), (Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), Aplikasi Konsultasi Keluarga Berbasis AI (Akal Imitasi), dan Lansia Berdaya (SIDAYA).
Kelima program itu dirancang untuk menjawab kebutuhan strategis dan operasional pembangunan keluarga di lapangan dengan pendekatan lintas sektor, berbasis data, serta didukung oleh teknologi dan inovasi.
Namun demikian, keberhasilan implementasi quick wins ini sangat bergantung pada sinergitas antar level pemerintahan dan penguatan lini lapangan, sebab sebanyak dan sebesar apa pun program dirancang di tingkat pusat, keberhasilannya akan ditentukan oleh seberapa efektif diterjemahkan dan dilaksanakan oleh petugas di tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga desa.
Rohina mewakili pengelola dan pelaksana program Bangga Kencana, satgas dan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mengucapkan terima kasih kepada seluruh KLPD terkait, Gubernur, Bupati dan Wali Kota se-Kepri beserta seluruh jajarannya yang selama ini berupaya maksimal mempercepat penurunan stunting di wilayah masing-masing.
"Kami sangat menyadari bahwa tanpa kolaborasi dan sinergitas serta dukungan yang optimal dari kementerian, lembaga, gubernur, bupati dan wali kota beserta seluruh jajarannya, maka target program Percepatan Penurunan Stunting hanyalah sebuah impian yang sulit diwujudkan," kata Rohina.
Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid dengan menghadirkan stakeholder forkopimda serta mitra kerja yang terlibat dalam program Bangga Kencana dan Penurunan Stunting. Hadir 100 orang secara langsung/luring dan selebihnya daring via zoom meeting BKKBN Kepri.
Acara ini juga disejalankan dengan penyerahan DAK-BOKB tahun 2025 sebesar Rp23,4 miliar kepada perwakilan tujuh kabupaten/kota se-Kepri dan penandatangan perjanjian kinerja.
Komentar