Moskow (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri Israel pada Selasa (10/6) memastikan bahwa aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, bersama sejumlah relawan lainnya yang berada di kapal Madleen, telah tiba di Bandara Ben Gurion. Beberapa di antara mereka dijadwalkan segera meninggalkan Israel.

Sebelumnya, pada Senin dini hari, militer Israel menaiki kapal pesiar berbendera Inggris, Madleen, yang membawa 12 relawan menuju Jalur Gaza. Pemerintah Israel menyatakan bahwa seluruh penumpang kapal tersebut akan dideportasi ke negara asal masing-masing.

"Para penumpang kapal Madleen (‘Selfie Yacht’, menurut Israel) telah tiba di Bandara Ben Gurion untuk meninggalkan Israel dan kembali ke negara asal mereka. Beberapa penumpang diperkirakan akan berangkat dalam beberapa jam ke depan," demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Israel melalui platform X.

"Mereka yang menolak menandatangani dokumen deportasi dan enggan meninggalkan Israel akan dibawa ke hadapan otoritas hukum sesuai peraturan yang berlaku di Israel untuk mengesahkan proses deportasi," lanjut pernyataan tersebut.

Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa para penumpang kapal disambut oleh perwakilan konsuler dari negara asal mereka masing-masing setibanya di Bandara Ben Gurion.

Sumber: Sputnik-OANA


Swedia kontak Israel...
 

Dalam berita terpisah disebutkan, Swedia pada Senin (9/6) mengaku tengah menjalin komunikasi dengan Israel setelah rezim Zionis mencegat kapal bantuan ke Gaza di perairan internasional dan menahan penumpangnya, termasuk aktivis iklim Greta Thunberg.

Kantor pers Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Swedia mengatakan pihaknya terus memantau situasi usai Israel menahan sejumlah aktivis di atas kapal bernama Madleen itu.

“Kementerian Luar Negeri dan perwakilan terkait di luar negeri telah mengetahui situasi ini dan sedang memantau perkembangannya,” ujar kantor tersebut dalam pernyataannya.

Disebutkan, Kemlu Swedia dan Kedutaan Besar Swedia di Tel Aviv saat ini tengah berkomunikasi dengan otoritas setempat dan mengikuti perkembangan secara seksama.

Pada Senin pagi, kapal Madleen yang berbendera Inggris dicegat dan digeledah oleh pasukan Israel sebelum mencapai Gaza. Kapal itu kemudian ditarik ke pelabuhan Israel.

“Jika bantuan konsuler dibutuhkan, Kedutaan Besar dan Kementerian Luar Negeri akan mengevaluasi cara terbaik untuk memberikan bantuan kepada warga negara Swedia,” sebut pernyataan itu.

Kapal tersebut mengangkut 12 orang untuk misi kemanusiaan, yang terdiri dari 11 aktivis dan seorang jurnalis.

Selain Greta Thunberg, aktivis lainnya adalah Yasemin Acar dari Jerman; Baptiste Andre, Pascal Maurieras, Yanis Mhamdi, dan Reva Viard dari Prancis; Thiago Avila dari Brazil; Suayb Ordu dari Turki; Sergio Toribio dari Spanyol; Marco van Rennes dari Belanda; serta Omar Faiad, jurnalis Al Jazeera Mubasher dari Prancis.

Anggota Parlemen Eropa berdarah Prancis-Palestina, Rima Hassan, juga termasuk yang ditahan oleh Israel.

Koalisi Freedom Flotilla mengirim Madleen dari Sisilia, Italia, untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, wilayah kantong Palestina yang diblokade oleh Israel.

Kapal itu membawa bantuan mendesak bagi warga Gaza, termasuk susu formula bayi, tepung, beras, popok, pembalut wanita, perangkat penyulingan air, perlengkapan medis, kruk, serta kaki dan tangan palsu untuk anak-anak.



Sumber: Anadolu


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Israel deportasi Greta Thunberg dan relawan kapal Madleen

Pewarta : Yoanita Hastryka Djohan
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2025