Batam (Antara Kepri) - Badan Pengusahaan Batam mengisyaratkan akan menarik lahan seluas 175 hektare yang dialokasikan untuk Drydocks World and Maritime World karena hingga awal Juni tidak ada konfirmasi terkait pembangunan pada lahan tersebut.
"Hingga saat ini lahan itu belum kunjung dibangun. Tidak ada juga laporan progres penyelesaian ad,inistrasi dari DWMW ke BP Batam, padahal batas waktu yang diberikan hanya sampai akhir Juni 2013 ini. Jika tidak juga segera direalisasikan kami akan ambil tindakan tegas untuk mencabutnya," kata Kasubdit Humas dan Publikasi BP Batam Ilham Eka Hartawan di Batam, Senin.
Ilham mengatakan, beberapa waktu lalu BP Batam sudah menerima laporan dari PT Bina Bangun Bahari (BBB), Indonesia sebagai mitra dari DWMW yang akan membangun pada lahan tersebut.
"Kami ingin DWMW yang melaporkan sendiri tentang progresnya. Bukan rekanan mereka. Namun hingga saat ini tidak pernah ada perwakilan DWMW yang datang menunjukkan keseriusannya untuk segera membangun," kata dia.
Ilham mengatakan, rencana investasi DWMW diajukan pada 2007 untuk membangun galangan kapal. Namun tidak segera direalisasikan meski beberapa kali dikirimi surat peringatan untuk segera membangun.
Sejak tahun itu, BP Batam sudah menyetujui alokasi lahan yang diajukan DWMW sebagai perluasan usaha. Perluasan usaha tersebut masuk dalam bidang usaha perbaikan dan pembuatan kapal.
Namun kemudian perluasan usaha dengan nilai investrasi sekitar 2,5 miliar dolar AS tersebut tidak ditindaklanjuti dengan proses pembangunan.
Pada 2010, kata Ilham, pihak DWMW meminta perpanjangan waktu untuk penyelesaian proyek perluasan tersebut dengan proyek Batam Maritim Center hingga khirnya Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyetujui realisasi perluasan usaha Drydocks diperpanjang waktunya sampai Desember 2011.
"Namun nyatanya sampai sekarang tidak ada realisasi. Hingga saat ini kami masih menunggu proses selanjutnya hingga akhir Maret untuk mengambil keputusan menarik atau tetap mengalokasikan lahan tersebut bagi Drydocks," kata dia.
Sebelum menyatakan investasi 2,5 miliar dolar AS, DWMW sudah membangun tiga fasilitas perusahaan di kawasan Tanjunguncang, Batam.
Fasilitas tersebut Drydocks World Nanindah, merupakan galangan kapal seluas 57 hektare yang dikhususkan untuk pembuatan kapal dan pengolahan baja, Drydocks World Pertama.
Fasilitas galangan kapal seluas 28 hektare, dibangun untuk melayani perbaikan kapal dan manufaktur suku cadang dan bagian kapal lainnya serta Drydocks World Graha yang merupakan fasilitas galangan kapal paling modern dan pertama di Indonesia yang mengkhususkan di bidang konstruksi industri migas lepas pantai dan rig. (Antara)
Editor: Rusdianto
"Hingga saat ini lahan itu belum kunjung dibangun. Tidak ada juga laporan progres penyelesaian ad,inistrasi dari DWMW ke BP Batam, padahal batas waktu yang diberikan hanya sampai akhir Juni 2013 ini. Jika tidak juga segera direalisasikan kami akan ambil tindakan tegas untuk mencabutnya," kata Kasubdit Humas dan Publikasi BP Batam Ilham Eka Hartawan di Batam, Senin.
Ilham mengatakan, beberapa waktu lalu BP Batam sudah menerima laporan dari PT Bina Bangun Bahari (BBB), Indonesia sebagai mitra dari DWMW yang akan membangun pada lahan tersebut.
"Kami ingin DWMW yang melaporkan sendiri tentang progresnya. Bukan rekanan mereka. Namun hingga saat ini tidak pernah ada perwakilan DWMW yang datang menunjukkan keseriusannya untuk segera membangun," kata dia.
Ilham mengatakan, rencana investasi DWMW diajukan pada 2007 untuk membangun galangan kapal. Namun tidak segera direalisasikan meski beberapa kali dikirimi surat peringatan untuk segera membangun.
Sejak tahun itu, BP Batam sudah menyetujui alokasi lahan yang diajukan DWMW sebagai perluasan usaha. Perluasan usaha tersebut masuk dalam bidang usaha perbaikan dan pembuatan kapal.
Namun kemudian perluasan usaha dengan nilai investrasi sekitar 2,5 miliar dolar AS tersebut tidak ditindaklanjuti dengan proses pembangunan.
Pada 2010, kata Ilham, pihak DWMW meminta perpanjangan waktu untuk penyelesaian proyek perluasan tersebut dengan proyek Batam Maritim Center hingga khirnya Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyetujui realisasi perluasan usaha Drydocks diperpanjang waktunya sampai Desember 2011.
"Namun nyatanya sampai sekarang tidak ada realisasi. Hingga saat ini kami masih menunggu proses selanjutnya hingga akhir Maret untuk mengambil keputusan menarik atau tetap mengalokasikan lahan tersebut bagi Drydocks," kata dia.
Sebelum menyatakan investasi 2,5 miliar dolar AS, DWMW sudah membangun tiga fasilitas perusahaan di kawasan Tanjunguncang, Batam.
Fasilitas tersebut Drydocks World Nanindah, merupakan galangan kapal seluas 57 hektare yang dikhususkan untuk pembuatan kapal dan pengolahan baja, Drydocks World Pertama.
Fasilitas galangan kapal seluas 28 hektare, dibangun untuk melayani perbaikan kapal dan manufaktur suku cadang dan bagian kapal lainnya serta Drydocks World Graha yang merupakan fasilitas galangan kapal paling modern dan pertama di Indonesia yang mengkhususkan di bidang konstruksi industri migas lepas pantai dan rig. (Antara)
Editor: Rusdianto