Tanjungpinang (Antara Kepri) - Massa pengunjuk rasa gagal menduduki Kantor PLN Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) kecuali Batam di Tanjungpinang, Rabu, sebab gedung tersebut dijaga ketat oleh aparat keamanan.

Massa berjumlah sekitar 600 orang hanya berjalan kaki menuju Gedung Daerah Tanjungpinang, sementara puluhan mahasiswa dari berbagai kampus bertahan di kantor perusahaan listrik tersebut.

Massa juga membawa Manajer PT PLN Kepri kecuali Batam Mahjudin ke Gedung Daerah. Mahjudin diminta menjelaskan permasalahan kelistrikan di Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan.

Mahjudin mengatakan pemadaman listrik terpaksa dilakukan karena dua mesin pembangkit listrik di Galang Batang rusak. Kapasitas listrik sekarang hanya 41 MW, sedangkan beban puncak mencapai 57 MW.

"Perbaikan listrik terus dilakukan. Kami juga menggunakan cara lain untuk menormalkan kembali listrik sebelum puasa," ujarnya.

Sementara itu koordinator aksi, Andi Cory Fatahuddin mendesak Dirut PT PLN memperhatikan permasalahan ini. Krisis listrik di Tanjungpinang sudah terjadi belasan tahun yang lalu, dan sampai sekarang belum berhasil dibenahi.

"PLN Tanjungpinang tidak dapat mengambil keputusan. Kami minta Direktur PLN turun tangan menyelesaikan permasalahan ini," katanya.

Di Kantor PLN Kepri aksi unjuk rasa masih berlangsung. Polisi memperketat keamanan dengan memasang kawat di depan pagar kantor itu.

Sementara di Gedung Daerah aksi unjuk rasa berlangsung mulai tadi malam, namun massa membubarkan diri. Polisi juga menjaga setiap sudut kantor yang sering digunakan Gubernur Kepri HM Sani untuk berbagai kegiatan pemerintahan.(Antara)

Editor: Rusdianto

Pewarta : Niko Panama
Editor : Kepulauan Riau
Copyright © ANTARA 2024