Lingga (Antara Kepri) - Bendera merah putih sepanjang tujuh meter terbentang di pemikiman warga suku laut Pulau Lipan Kecamatan Selayar, Kabupaten Lingga, saat momen peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia, Kamis (17/8) sekitar pukul 10:10 WIB siang.
Aksi cinta negeri yang digagas sejumlah anggota Komiten Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di Kecamatan Selayar itu, turut diiringi nyanyian lagu kebangsaan oleh warga suku laut setempat.
Syarifah Nuhasanah, anggota KNPI sekaligus Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) mitra dari Kementrian Sosial RI, mengatakan kegiatan menyambut momen peringatan hari kemerdekaan seperti itu baru pertama kali dibuat di Selayar.
"Ini pertama kalinya bendera sepanjang tujuh meter dibentang di pemukiman adat terpencil Kabupaten Lingga. Terselenggara berkat kerjasama para pemuda KNPI dan TKSK Kecamatan Selayar," kata dia, dihubungi dari Daik, Jum'at.
Kegiatan itu disambut dengan sangat baik oleh warga komunitas adat terpencil (KAT) Pulau Lipan.
Di dalam sejarah pun, nenek moyang mereka juga pernah ikut berjuang bersama masyarakat daerah setempat, untuk memerdekakan salah satu wilayah Nusantara tersebut.
"Perpaduan budaya memang tampak terasa. Tapi antusias mereka sungguh luar biasa," ujarnya.
Selaku petugas TKSK yang juga bertanggung jawab memperhatikan kesejahteraan sosial masyarakat KAT, Sy Nurhasanah memanfaatkan dengan baik momen tersebut, untuk lebih mengenalkan arti keberagaman dan persatuan kepada suku asli pulau Lingga itu.
"Kami ingin mereka hari ini tidak hanya jadi penonton. Tapi ikut jadi bagian pelaksanaan ini. Pada dasarnya suku KAT juga merupakan warga negara Indonesia. Jadi sudah seharusnya mereka turut serta menyambut dan merayakan hari kemerdekaan bangsa ini," ungkap aktifis wanita yang akrab disapa Noy itu.
Bahkan secara pribadipun, Noy memang tertarik menggali dan mempelajari pola keseharian masyarakat suku laut Pulau Lipan itu.
"Dulu pernah saya buatkan judul proposal dan skripsi saya tahun 2010 silam, yang mengangkat makna upacara adat kematian pada suku laut," kata dia.
Dia berharap, dengan kegiatan perayaan HUT RI di pemukiman suku laut itu dapat merubah persepsi negatif banyak orang tentang ketidak-pedulian KAT terhadap nilai-nilai kemerdekaan RI.
"Mereka juga tahu lagu Indonesia Raya. Mereka bagian dari bangsa, yang pantas mendapat perhatian sama oleh negara," tutupnya. (Antara)
Editor: Evy R Syamsir
Aksi cinta negeri yang digagas sejumlah anggota Komiten Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di Kecamatan Selayar itu, turut diiringi nyanyian lagu kebangsaan oleh warga suku laut setempat.
Syarifah Nuhasanah, anggota KNPI sekaligus Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) mitra dari Kementrian Sosial RI, mengatakan kegiatan menyambut momen peringatan hari kemerdekaan seperti itu baru pertama kali dibuat di Selayar.
"Ini pertama kalinya bendera sepanjang tujuh meter dibentang di pemukiman adat terpencil Kabupaten Lingga. Terselenggara berkat kerjasama para pemuda KNPI dan TKSK Kecamatan Selayar," kata dia, dihubungi dari Daik, Jum'at.
Kegiatan itu disambut dengan sangat baik oleh warga komunitas adat terpencil (KAT) Pulau Lipan.
Di dalam sejarah pun, nenek moyang mereka juga pernah ikut berjuang bersama masyarakat daerah setempat, untuk memerdekakan salah satu wilayah Nusantara tersebut.
"Perpaduan budaya memang tampak terasa. Tapi antusias mereka sungguh luar biasa," ujarnya.
Selaku petugas TKSK yang juga bertanggung jawab memperhatikan kesejahteraan sosial masyarakat KAT, Sy Nurhasanah memanfaatkan dengan baik momen tersebut, untuk lebih mengenalkan arti keberagaman dan persatuan kepada suku asli pulau Lingga itu.
"Kami ingin mereka hari ini tidak hanya jadi penonton. Tapi ikut jadi bagian pelaksanaan ini. Pada dasarnya suku KAT juga merupakan warga negara Indonesia. Jadi sudah seharusnya mereka turut serta menyambut dan merayakan hari kemerdekaan bangsa ini," ungkap aktifis wanita yang akrab disapa Noy itu.
Bahkan secara pribadipun, Noy memang tertarik menggali dan mempelajari pola keseharian masyarakat suku laut Pulau Lipan itu.
"Dulu pernah saya buatkan judul proposal dan skripsi saya tahun 2010 silam, yang mengangkat makna upacara adat kematian pada suku laut," kata dia.
Dia berharap, dengan kegiatan perayaan HUT RI di pemukiman suku laut itu dapat merubah persepsi negatif banyak orang tentang ketidak-pedulian KAT terhadap nilai-nilai kemerdekaan RI.
"Mereka juga tahu lagu Indonesia Raya. Mereka bagian dari bangsa, yang pantas mendapat perhatian sama oleh negara," tutupnya. (Antara)
Editor: Evy R Syamsir