Tanjungpinang (Antaranews Kepri) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dan pihak terkait memastikan wisatawan asal Tiongkok yang berkunjung ke Pulau Bintan mematuhi izin berwisata dan tidak menyalahgunakan kedatangannya untuk tujuan lain.
"Jumlah wisatawan asal Tiongkok yang datang ke Pulau Bintan dan kembali ke negaranya harus sama," kata Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Buralimar di Tanjungpinang, Rabu.
Hal itu terkait kekhawatiran beberapa pihak yang curiga kedatangan warga Tiongkok tidak hanya untuk berlibur, melainkan juga bekerja di Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang, Pulau Bintan.
Ia menjelaskan, pemerintah pusat, pemerintah daerah dan instansi vertikal bersinergi untuk mengawasi wisatawan asing tersebut agar tidak menyalahgunakan izin.
Pengawasan juga dilakukan untuk memberi rasa aman kepada para turis.
Kepala Dinas mengatakan ratusan wisatawan asal Tiongkok akan berkunjung ke Pulau Bintan, secara bergantian mulai 29 Januari hingga akhir Februari 2018.
Wisatawan datang menggunakan pesawat sewa, Nam Air sebanyak 50 kali penerbangan dan Citilink sebanyak 12 kali penerbangan.
"Jadi ada 62 kali penerbangan selama sekitar sebulan, kemudian akan diajukan izin kembali," katanya.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, setiap wisman menghabiskan waktu di pulau itu selama empat hari, kemudian kembali ke negaranya.
Wisatawan asal Negeri Tirai Bambu itu datang menggunakan biro travel dengan paket perjalanan wisata, bekerja sama dengan hotel di Tanjungpinang dan Bintan dan maskapai penerbangan.
"Kerja sama ini sudah terjadi sejak tahun lalu ketika pemerintah pusat incar wisatawan asal Tiongkok untuk meningkatkan kunjungan wisman ke Bintan dan Tanjungpinang," ucapnya.
Ia mengatakan 160 hingga 180 orang wisatawan asal Tiongkok tiba dalam satu kali penerbangan. Mereka berasal dari 12 kota di Tiongkok.
"Sebagian wisatawan berkebangsaan Tiongkok ada yang berlibur di Tanjungpinang dan ada juga di Bintan," ujarnya. (Antara)
Editor: Pradanna
"Jumlah wisatawan asal Tiongkok yang datang ke Pulau Bintan dan kembali ke negaranya harus sama," kata Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Buralimar di Tanjungpinang, Rabu.
Hal itu terkait kekhawatiran beberapa pihak yang curiga kedatangan warga Tiongkok tidak hanya untuk berlibur, melainkan juga bekerja di Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang, Pulau Bintan.
Ia menjelaskan, pemerintah pusat, pemerintah daerah dan instansi vertikal bersinergi untuk mengawasi wisatawan asing tersebut agar tidak menyalahgunakan izin.
Pengawasan juga dilakukan untuk memberi rasa aman kepada para turis.
Kepala Dinas mengatakan ratusan wisatawan asal Tiongkok akan berkunjung ke Pulau Bintan, secara bergantian mulai 29 Januari hingga akhir Februari 2018.
Wisatawan datang menggunakan pesawat sewa, Nam Air sebanyak 50 kali penerbangan dan Citilink sebanyak 12 kali penerbangan.
"Jadi ada 62 kali penerbangan selama sekitar sebulan, kemudian akan diajukan izin kembali," katanya.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, setiap wisman menghabiskan waktu di pulau itu selama empat hari, kemudian kembali ke negaranya.
Wisatawan asal Negeri Tirai Bambu itu datang menggunakan biro travel dengan paket perjalanan wisata, bekerja sama dengan hotel di Tanjungpinang dan Bintan dan maskapai penerbangan.
"Kerja sama ini sudah terjadi sejak tahun lalu ketika pemerintah pusat incar wisatawan asal Tiongkok untuk meningkatkan kunjungan wisman ke Bintan dan Tanjungpinang," ucapnya.
Ia mengatakan 160 hingga 180 orang wisatawan asal Tiongkok tiba dalam satu kali penerbangan. Mereka berasal dari 12 kota di Tiongkok.
"Sebagian wisatawan berkebangsaan Tiongkok ada yang berlibur di Tanjungpinang dan ada juga di Bintan," ujarnya. (Antara)
Editor: Pradanna