Tanjungpinang (Antaranews Kepri) - Sebanyak 25 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengangkat potensi wisata Pulau Penyengat melalui deklarasi bertema "Penyengat Kampung Kite, Penyengat Warisan Kite".
Kegiatan yang digelar di Balai Kelurahan Pulau Penyengat Sabtu (14/4), diisi dengan pagelaran panggung budaya, seperti musik kreatif, pembacaan puisi, pembacaan Gurindam 12, dendang anak, dan tari zapin, turut juga menyajikan bazar kuliner dengan menu tradisional khas Melayu.
Ketua pelaksana kegiatan, Leonardo Wigen, menjelaskan kegiatan ini adalah salah satu program mahasiswa KKN UGM, dalam rangka menumbuhkan kesadaran masyarakat agar sadar wisata dan sadar warisan.
Menurutnya, Pulau Penyengat memiliki banyak potensi wisata menarik, seperti peninggalan situs-situs sejarah Kerajaan Melayu, budaya, kearifan lokal, serta kuliner.
"Dengan kekayaan potensi yang ada, ia berharap masyarakat Pulau Penyengat siap mendukung dan berpartisipasi dalam perkembangan pariwisata sekaligus melestarikan warisan budaya yang telah dimiliki," ujar Mahasiswa Fakultas Hukum UGM ini.
Sementara itu, salah satu Mahasiswa KKN UGM, Syiva Fauzia Lestari mengaku cukup kewalahan, karena kegiatan ini disambut antusias masyarakat, meskipun dalam kondisi hujan deras, masyarakat tetap ramai menyaksikan acara ini.
"Alhamdulillah, respons masyarakat positif, sampai-sampai kami kewalahan meladeni masyarakat yang terus berdatangan," ungkapnya
Dikatakan Mahasiswa Fakultas Geografi UGM ini, selain mengangkat potensi wisata di Pulau Penyengat, kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Pulau Penyengat.
"Mudah-mudahan kegiatan ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi untuk kesejahteraan masyarakat di Pulau Penyengat," pungkas Syifa.
Kegiatan KKN-PPM UGM ini dilaksanakan selama dua bulan, mulai 1 Maret hingga 27 April 2018. Mereka melaksanakan KKN bersama di dua lokasi, yakni di Pulau Penyengat dan Kampung Bugis.
Kegiatan yang digelar di Balai Kelurahan Pulau Penyengat Sabtu (14/4), diisi dengan pagelaran panggung budaya, seperti musik kreatif, pembacaan puisi, pembacaan Gurindam 12, dendang anak, dan tari zapin, turut juga menyajikan bazar kuliner dengan menu tradisional khas Melayu.
Ketua pelaksana kegiatan, Leonardo Wigen, menjelaskan kegiatan ini adalah salah satu program mahasiswa KKN UGM, dalam rangka menumbuhkan kesadaran masyarakat agar sadar wisata dan sadar warisan.
Menurutnya, Pulau Penyengat memiliki banyak potensi wisata menarik, seperti peninggalan situs-situs sejarah Kerajaan Melayu, budaya, kearifan lokal, serta kuliner.
"Dengan kekayaan potensi yang ada, ia berharap masyarakat Pulau Penyengat siap mendukung dan berpartisipasi dalam perkembangan pariwisata sekaligus melestarikan warisan budaya yang telah dimiliki," ujar Mahasiswa Fakultas Hukum UGM ini.
Sementara itu, salah satu Mahasiswa KKN UGM, Syiva Fauzia Lestari mengaku cukup kewalahan, karena kegiatan ini disambut antusias masyarakat, meskipun dalam kondisi hujan deras, masyarakat tetap ramai menyaksikan acara ini.
"Alhamdulillah, respons masyarakat positif, sampai-sampai kami kewalahan meladeni masyarakat yang terus berdatangan," ungkapnya
Dikatakan Mahasiswa Fakultas Geografi UGM ini, selain mengangkat potensi wisata di Pulau Penyengat, kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Pulau Penyengat.
"Mudah-mudahan kegiatan ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi untuk kesejahteraan masyarakat di Pulau Penyengat," pungkas Syifa.
Kegiatan KKN-PPM UGM ini dilaksanakan selama dua bulan, mulai 1 Maret hingga 27 April 2018. Mereka melaksanakan KKN bersama di dua lokasi, yakni di Pulau Penyengat dan Kampung Bugis.