Tanjungpinang (ANTARA) - Sejumlah pecinta musik di Tanjungpinang berencana menggelar pertunjukan musik dan seni sempena peringatan Hari Musik Nasional yang jatuh pada 9 Maret 2019 mendatang di halaman RRI Tanjungpinang yang diharapkan mampu menjadi daya tarik baru dalam mengembangkan dunia pariwisata di Kota Tanjungpinang.
Ketua Bentan Music Community, Nuzuar David mengatakan, pihaknya mengapresiasi langkah pemerintah yang telah menetapkan 9 Maret sebagai Hari Musik Nasional, sebagai upaya meregenerasi para pecinta musik di tanah air, khususnya di ibukota Provinsi Kepulauan Riau.
"Rencananya nanti akan ada penampilan kelompok musik dari kalangan pelajar, siang sampai malam ada kelompok musik umum," kata David, saat menggelar konferensi pers di kedai kopi W & W, Kamis (28/2).
Menurut David, pada memontum itu juga digelar pertunjukan musik tradisional maupun modern. Bahkan, sebagai upaya melestarikan musik dan seni di Tanjungpinang, pihaknya juga menghadirikan sejumlah kesenian angklung dan kesenian tradisional lainnya pada malam peringatan Hari Musik Nasional tersebut.
"Kita berupaya menghadirkan semua unsur musik, jadi tidak diskriminasi dan kita tidak membawakan lagu-lagu barat, tapi nasional," tuturnya.
Sejauh ini, kata David, Bentan Music Community (BMC) Tanjungpinang sudah banyak berperan dalam membangkitkan semangat pecinta musik di Tanjungpinang. Upaya itu dituangkan dalam kegiatan dan iven-iven live music disejumlah kafe-kafe di Tanjungpinang sejak 2 tahun terakhir. BMC Tanjungpinang memiliki tanggungjawab untuk meregenerasikan para pecinta musik di Tanjungpinang.
"Tidak mudah menyatukan persepsi, namun kami cukup bersabar, sampai saat ini sudah banyak bergabung, untuk merangkul kawan-kawan insan seni untuk tetap eksis berkesenian, membuat panggung bersama di sejumlah tempat," ujarnya.
Sementara itu, Candra Wijaya, Sekretaris BMC Tanjungpinang menambahkan, BMC merupakan wadah bagi penggemar musik untuk melestarikan musik di Tanjungpinang. Kehadiran BMC Tanjungpinang selain untuk berkumpul-kumpul juga memotivasi kepada generasi muda dalam bermusik di Tanjungpinang, namun tidak disambut oleh pihak pemerintah.
"Regenerasi tetap ada, tetapi saat ini pihak pemerintah tidak begitu serius mendukung kegiatan seperti ini, kami selalu mengingatkan untuk selalu bersinergi melaksanakan kegiatan musik dan seni," ujarnya.
Kata Candra, dulu sekitar tahun 2000 setiap kali diadakan iven festival band di Tanjungpinang, puluhan grup band ikut berpartisipasi.
"Sekarang tidak seperti itu lagi, pemerintag sekarang lebih pro kepada iven-iven sport atau olahraga. Bermusik jangankan internasional, nasional aja kurang, padahal musik ini talenta," imbuhnya.
Padahal, musik dan seni mampu menjadikan cara pemerintah untuk mengembangkan dunia pariwisata di Tanjungpinang. Potensi musik dan seni untuk menggenjot pariwisata di Tanjungpinang tidak kalah dengan kegiatan-kegiatan olahraga yang pernah ada, seperti balap motor, perahu naga atau dragon boat dan lainnya.
"Untuk membangkitkan pariwisata, jalan satu-satunya yang efektif adalah kesenian. Kita lihat sekarang, sanggar juga sudah mati, padahal kita punya potensi yang besar, kenapa ini tidak di optimalkan," tegasnya.
Candra turut menambahkan, pada malam peringatan Hari Musik Nasional akan ada puluhan komunitas musik dari berbagai genre di Tanjungpinang.
"Kita imbau untuk semua pecinta musik untuk datang, karena ini ulang tahun kita, jangan mengaku pecinta musik kalau nanti tidak hadir, termasuk pemerintah," sebutnya.
Ketua Bentan Music Community, Nuzuar David mengatakan, pihaknya mengapresiasi langkah pemerintah yang telah menetapkan 9 Maret sebagai Hari Musik Nasional, sebagai upaya meregenerasi para pecinta musik di tanah air, khususnya di ibukota Provinsi Kepulauan Riau.
"Rencananya nanti akan ada penampilan kelompok musik dari kalangan pelajar, siang sampai malam ada kelompok musik umum," kata David, saat menggelar konferensi pers di kedai kopi W & W, Kamis (28/2).
Menurut David, pada memontum itu juga digelar pertunjukan musik tradisional maupun modern. Bahkan, sebagai upaya melestarikan musik dan seni di Tanjungpinang, pihaknya juga menghadirikan sejumlah kesenian angklung dan kesenian tradisional lainnya pada malam peringatan Hari Musik Nasional tersebut.
"Kita berupaya menghadirkan semua unsur musik, jadi tidak diskriminasi dan kita tidak membawakan lagu-lagu barat, tapi nasional," tuturnya.
Sejauh ini, kata David, Bentan Music Community (BMC) Tanjungpinang sudah banyak berperan dalam membangkitkan semangat pecinta musik di Tanjungpinang. Upaya itu dituangkan dalam kegiatan dan iven-iven live music disejumlah kafe-kafe di Tanjungpinang sejak 2 tahun terakhir. BMC Tanjungpinang memiliki tanggungjawab untuk meregenerasikan para pecinta musik di Tanjungpinang.
"Tidak mudah menyatukan persepsi, namun kami cukup bersabar, sampai saat ini sudah banyak bergabung, untuk merangkul kawan-kawan insan seni untuk tetap eksis berkesenian, membuat panggung bersama di sejumlah tempat," ujarnya.
Sementara itu, Candra Wijaya, Sekretaris BMC Tanjungpinang menambahkan, BMC merupakan wadah bagi penggemar musik untuk melestarikan musik di Tanjungpinang. Kehadiran BMC Tanjungpinang selain untuk berkumpul-kumpul juga memotivasi kepada generasi muda dalam bermusik di Tanjungpinang, namun tidak disambut oleh pihak pemerintah.
"Regenerasi tetap ada, tetapi saat ini pihak pemerintah tidak begitu serius mendukung kegiatan seperti ini, kami selalu mengingatkan untuk selalu bersinergi melaksanakan kegiatan musik dan seni," ujarnya.
Kata Candra, dulu sekitar tahun 2000 setiap kali diadakan iven festival band di Tanjungpinang, puluhan grup band ikut berpartisipasi.
"Sekarang tidak seperti itu lagi, pemerintag sekarang lebih pro kepada iven-iven sport atau olahraga. Bermusik jangankan internasional, nasional aja kurang, padahal musik ini talenta," imbuhnya.
Padahal, musik dan seni mampu menjadikan cara pemerintah untuk mengembangkan dunia pariwisata di Tanjungpinang. Potensi musik dan seni untuk menggenjot pariwisata di Tanjungpinang tidak kalah dengan kegiatan-kegiatan olahraga yang pernah ada, seperti balap motor, perahu naga atau dragon boat dan lainnya.
"Untuk membangkitkan pariwisata, jalan satu-satunya yang efektif adalah kesenian. Kita lihat sekarang, sanggar juga sudah mati, padahal kita punya potensi yang besar, kenapa ini tidak di optimalkan," tegasnya.
Candra turut menambahkan, pada malam peringatan Hari Musik Nasional akan ada puluhan komunitas musik dari berbagai genre di Tanjungpinang.
"Kita imbau untuk semua pecinta musik untuk datang, karena ini ulang tahun kita, jangan mengaku pecinta musik kalau nanti tidak hadir, termasuk pemerintah," sebutnya.