Batam (ANTARA) - Wisatawan mancanegara menghabiskan dana sekitar Rp7,6 juta atau 543 dolar AS per orang setiap mengunjungi Kota Batam, Kepulauan Riau.
"BPS merilis, setiap wisman mengeluarkan uang di Batam sebanyak 543 dolar AS dalam setiap kunjungan," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam Ardiwinata, Kamis.
Meski masih relatif sedikit, ia mengatakan angka itu sudah meningkat, seiring bertambahnya masa tinggal wisman di Kota Batam.
Ardi menyatakan lama tinggal wisatawan mancanegara di Kota Batam Kepulahan Riau meningkat dari rata-rata 2,8 hari per kunjungan pada 2018 menjadi rata-rata 3,35 hari pada 2019. Capaian itu juga melebihi target RPJMD Kota Batam, yang hanya 3,03 hari per kunjungan.
Ardi mengatakan, meningkatnya waktu berlibur wisman dan jumlah dana yang dikeluarkan pelancong di Batam sesuai dengan semangat Kementerian Pariwisata agar pariwisata menjadi penghasil devisa negara.
Pemkot Batam juga terus berupaya agar angka kunjungan, lama tinggal dan dana yang dihabiskan setiap wisman meningkat.
"Untuk mendorong ekonomi kreatif dari pariwisata, kami masih menunggu arahan dari kementerian," kata dia.
Mengenai peningkatan masa tinggal dan rara-rata pengeluaran wisman di Batam, ia mengatakan itu merupakan upaya Pemkot dalam menggalakkan 3A, yakni amenitas, atraksi dan aksesbilitas.
"Kami berbangga, ini berkat kerja sama berbagai pihak dan dimotori wali kota," kata dia.
"BPS merilis, setiap wisman mengeluarkan uang di Batam sebanyak 543 dolar AS dalam setiap kunjungan," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam Ardiwinata, Kamis.
Meski masih relatif sedikit, ia mengatakan angka itu sudah meningkat, seiring bertambahnya masa tinggal wisman di Kota Batam.
Ardi menyatakan lama tinggal wisatawan mancanegara di Kota Batam Kepulahan Riau meningkat dari rata-rata 2,8 hari per kunjungan pada 2018 menjadi rata-rata 3,35 hari pada 2019. Capaian itu juga melebihi target RPJMD Kota Batam, yang hanya 3,03 hari per kunjungan.
Ardi mengatakan, meningkatnya waktu berlibur wisman dan jumlah dana yang dikeluarkan pelancong di Batam sesuai dengan semangat Kementerian Pariwisata agar pariwisata menjadi penghasil devisa negara.
Pemkot Batam juga terus berupaya agar angka kunjungan, lama tinggal dan dana yang dihabiskan setiap wisman meningkat.
"Untuk mendorong ekonomi kreatif dari pariwisata, kami masih menunggu arahan dari kementerian," kata dia.
Mengenai peningkatan masa tinggal dan rara-rata pengeluaran wisman di Batam, ia mengatakan itu merupakan upaya Pemkot dalam menggalakkan 3A, yakni amenitas, atraksi dan aksesbilitas.
"Kami berbangga, ini berkat kerja sama berbagai pihak dan dimotori wali kota," kata dia.