Natuna (ANTARA) - Kampung Pian Padang  menyimpan keindahan alam luar biasa indah, perpaduan bukit dengan padang savana, serta pantai pasir putih berbatuan. Daerah tersebut terletak di Dusun 1 Desa Cemaga Selatan, Kecamatan Bunguran Selatan, Natuna, Kepulauan Riau. 

" Letaknya kurang lebih 27 kilometer dari Ranai (pusat kota Kabupaten Natuna), terus masuk sekitar  dua kilometer lagi dari jalan besar," kata Yepi warga Ranai saat bersama teman komunitasnya yang akan berkunjung di objek wisata baru itu.

Dengan menempuh waktu kurang lebih satu jam menggunakan sepeda motor, anda akan tiba di Kampung Pian Padang.

Kampung yang terlihat lengang dan suasana bersahaja, kiri dan kanan jalan masih berdiri rumah panggung dengan bahan dasar kayu dengan jarak puluhan meter dari rumah satu ke rumah lainnya.

Anda akan disambut senyum khas warga setempat, antara menyapa dan penasaran dengan gestur keingintahuan mereka kepada setiap orang yang masuk ke kampung mereka.

Kampung Pian Tengah telah dilengkapi oleh Pemerintah fasilitas  umum seperti, sekolah sasar, posyandu, jalan aspal hingga di ujung kampung.

Sambil menikmati berkendara motor di atas jalan aspal yang mulus, jelas sekali terlihat belum lama dibangun dengan tampak garis putih putih yang masih terang dan bersih.

Setelah berkendara kurang lebih dua kilometer dari jalan utama, anda telah berada di pemukiman warga, bangunan paling menonjol di kampung itu terlihat dengan pagar tembok bertuliskan Sekolah Dasar Negeri 004 Cemaga Selatan, Pian Padang.

Jalan aspal akan berakhir di dermaga atau tambatan perahu yang berdiri kokoh di pantai pasir putih dengan birunya laut.

ANTARA  bersama tim Jelajah mencoba mencari tau lebih dalam lagi, jalan menuju objek wisata yang dimaksud. 

Dari pangkal dermaga, terlihat jalan setapak mengarah ke Selatan, terlihat jejak kendaraan lalu lalang dan tampak jejak ban motor yang tidak begitu lama melewati jalan tersebut.

Berkendaraan menggunakan motor sesekali terasa oleng karena berjalan di atas pasir putih dengan rerumputan pada kiri kanan jalan.

Setelah menempuh kurang lebih satu kilometer, anda akan menemukan bangunan seperti gudang dan rumah jaga serta bangunan pembangkit listrik.

"Mau mancing bang?," sapa seorang warga.

Setelah berkenalan, diketahui warga tersebut bernama Asep, asal Serang, Banten, Jawa Barat. Ia mengaku telah 2 Tahun bekerja di pabrik es milik Benny tersebut.

"Saya jaga di sini, kami berdua, gantian jaga, abang mau kemana," tanya Asep.

Ia juga menceritakan, pabrik es dengan kapasitas 30 ton itu akan segera ditutup dan pindah ke Selat Lampa.

"Disini ombak besar, kita akan bongkar untuk pindah lokasi," kata Asep.

Bangunan di atas laut itu telah dilengkapi dengan pembangkit listrik yang berada di daratan atau sisi pantai dengan kabel listrik yang ditopang tiang beton hingga jarak ratusan meter menuju ke gudang pabrik es tersebut.

Untuk menuju ke pabrik es anda harus bisa melewati jalan berupa pelantar kayu kurang lebih 200 meter.

"Ini es nya untuk memenuhi kebutuhan kapal rawai dari Tanjungbalai, Karimun, untuk warga setempat juga dan bagi nelayan pulau-pulau sekitar," lanjut Asep.


Setelah berbincang, akhirnya Asep sepakat untuk menunjukkan jalan menuju objek wisata yang menjadi target ANTARA bersama tim Jelajah.

"Mau ke tower ya, yuk saya antarkan, jalannya kecil di antara semak semak itu," ujar Asep.

Setelah menempuh kurang lebih dua kilometer berkendara anda akan tiba di bangunan tower, lampu mercusuar dengan bahan besi lempengan, tinggi kurang lebih 30 meter.

Tower tersebut berada di tengah hamparan padang savana dengan luas puluhan hektar, diarah Barat Laut tower, terdapat dinding bukit dengan hamparan hijau hutan belantara, dan di sisi Timur Laut hamparan pasir pantai dan birunya lautan Natuna.

Dikelilingi hamparan padang savana, tower mercusuar tersebut bisa pengunjung naiki dengan menggunakan tangga hingga ke puncak tower, kapasitas 8 orang.

Melewati ratusan anak tangga yang tersedia di dalam bangunan tower tanpa dinding tersebut, memicu adrenalin bagi para pengunjung.

Setelah bergantian, setibanya di atas puncak tower, Dwiki salah satu tim Jelajah berteriak sebagai ungkapan bahagia, senang, takjub atas suguhan alam ciptaan Tuhan yang sangat luar biasa.

"Luar biasa, terbayarkan, luar biasa indah," ungkap Dwiki.

Berada di atas tower tersebut, anda akan bisa menikmati pemandangan hamparan padang savana, gunung dengan hutannya yang hijau, bukitan berbatuan, hamparan pantai, laut dan tampak pula pada sisi utara menjulang tinggi Gunung Ranai.

Tidak hanya menikmati alam dari puncak tower, anda juga bisa menikmati alam bawah lautnya cukup dengan bersnorkling atau sekedar berenang, aman bagi pengunjung karena dasar pantai berpasir dan dikelilingi berbatuan.




 

Pewarta : Cherman
Editor : Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024