Ardiwinata: Wisata Batam seimbang antara kualitas dan kuantitas

id kepri batam,disbudpar batam,pariwisata ekonomi bisnis

Ardiwinata: Wisata Batam seimbang antara kualitas dan kuantitas

Kepala Dinas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam Ardiwinata. (ANTARA/Amandine Nadja)

Batam (ANTARA) - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam Ardiwinata, menegaskan bahwa pariwisata di Batam, Kepulauan Riau (Kepri), menjaga keseimbangan antara kualitas dan kuantitas.

“Pariwisata Batam berbeda dengan Bali. Wisatawan di sini rata-rata menginap sekitar 1,8 hari untuk hotel berbintang dan 1,5 hari untuk non-bintang, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023. Angka tersebut juga meningkat dari tahun 2022, dimana wisatawan menginap sekitar 1,7 hari untuk hotel berbintang dan 1,2 untuk non-bintang,” kata Ardiwinata di Batam, Rabu.

Kota Batam sebagai destinasi wisata yang strategis dekat dengan Singapura dan Malaysia, cenderung mengandalkan kunjungan jangka pendek (short-term stay), hal tersebut juga berkesinambungan dengan Kepri secara keseluruhan.

Data BPS mencatat bahwa rata-rata lama tinggal wisatawan mancanegara di Kepri pada 2024 hingga bulan Oktober adalah 1,97 hari.

Meski hal tersebut, di Batam sendiri tingkat kunjungan ulang (repeat visits) sangat tinggi, didukung oleh akses yang mudah dan daya tarik yang beragam.

Dari wisata kuliner, religi, hingga kegiatan hiburan singkat seperti olahraga atau konser, semua dirancang agar wisatawan dapat menikmati pengalaman maksimal meski dalam waktu singkat.

“Kalau bicara kualitas, harus definisikan. Bagi kami, kualitas itu adalah bagaimana wisatawan merasa puas dan terus kembali. Selain itu, kualitas juga tercermin dari dampaknya terhadap ekonomi lokal, seperti penggunaan hotel dan restoran. Sekitar 90% pendapatan sektor pariwisata berasal dari wisatawan, bukan penduduk lokal. Ini menunjukkan bahwa wisata Batam memiliki daya tarik yang signifikan,” tambahnya.

Ardiwinata juga menyoroti pentingnya peningkatan kualitas melalui sertifikasi di berbagai lini wisata.

“Semua lini, dari personal hingga venue dan amenitas, kami dorong untuk memiliki sertifikasi. Contohnya, Certificate Clearance Health Stability, dan green tourism, Ini semua dilakukan untuk membangun kepercayaan masyarakat dan wisatawan,” jelasnya.

Konsep green tourism atau wisata ramah lingkungan juga menjadi salah satu visi utama dalam pengembangan wisata di Batam, dimana secara bertahap mengurangi penggunaan plastik dan mendorong praktik wisata berkelanjutan yang ramah lingkungan.

Green tourism itu adalah bagaimana kita meminimalkan residu dan limbah, seperti sampah yang mencemari lingkungan. Kami imbau kepada hotel-hotel di Batam agar meminimalisir penggunaan plastik dan menggunakan bahan yang bisa di daur ulang,” tambahnya.

Disbudpar Kota Batam harap dapat melanjutkan untuk menyeimbangkan antara kualitas dan kuantitas pariwisata di Batam, dengan upaya meningkatkan pengalaman wisatawan yang berkunjung dan memastikan kunjungan ulang.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE