Balikpapan (ANTARA) - Sebanyak 450 prajurit Batalyon Infanteri (Yonif) 614 Raja Pandhita (RJP) Kodam VI Mulawarman yang bermarkas di Malinau, Kalimantan Utara, menggantikan pasukan Yonif Raiders 200 Bhakti Negara yang berinduk ke Kodam II Sriwijaya, Sumatera Selatan mengawal perbatasan Indonesia-Malaysia.
“Kami akan berjaga di tepi utara dan barat Kabupaten Kutai Barat dan Malinau, yaitu di batas dengan negara bagian Sabah dan Sarawak dari Malaysia,” kata Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Dan Satgas Pamtas) Yonif 614 RJP Mayor Inf Indar Irawan, Selasa.
Para prajurit akan bertugas mulai akhir tahun 2020 ini hingga 9 bulan mendatang. Penugasan ini adalah yang kedua bagi Yonif 614 AJP setelah 2016 lampau. Pada penugasan pertama, Yon 614 mengamankan perbatasan bagian utara, yaitu batas langsung Kabupaten Nunukan dengan Sabah, Malaysia.
Sebagai penjaga perbatasan, para prajurit mewaspadai hal-hal yang ilegal seperti illegal logging, illegal mining, dan menjadi penegak hukum dan ketertiban yang pertama.
Sebelumnya, menurut Dansatgas Mayor Indar, sejak akhir pekan lalu sudah bergerak dari markas di Malinau sebanyak 224 personel, dari Bandara Kolonel RA Bessing menuju sejumlah pos dengan menggunakan pesawat Cassa TNI AD dan helikopter Bell yang diterbangkan Penerbad.
Dansatgas Mayor Indar sendiri memimpin langsung 177 personel bergerak menggunakan jalur laut dari Pelabuhan Malinau menuju ke Pos Komando Taktis (Poskotis) di Kecamatan Long Bagun Kabupaten Mahakam Hulu.
“Saya tugaskan juga beberapa personel Satgas di Tarakan untuk membantu administrasi dan distribusi logistik,” jelas Mayor Indar.
Pada saat yang sama Wakil Komandan (Wadan) Satgas Mayor Inf Amar Supratman membawahi 47 personel bergeser dari Mako Yonif 614/RJP ke Pos Komando Utama (Pos Kout) di Malinau.
Selama pergeseran pasukan ini semua tetap wajib mematuhi protokol kesehatan pencegahan COVID-19.
“Kami siap dan akan memberikan pengabdian terbaik,” tegas Mayor Indar.