Jakarta (ANTARA) - Ganda campuran andalan Tanah Air Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti akan memaksimalkan persiapan menghadapi wakil tuan rumah Yuta Watanabe/Arisa Higashino pada laga penyisihan terakhir Grup C Olimpiade Tokyo 2020, Senin (26/7).
Jika dilihat dari segi peringkat BWF, kedua pasangan itu memang tidak terpaut jauh. Praveen/Melati saat ini menduduki peringkat keempat dunia, sedangkan Watanabe/Higashino menempati urutan kelima.
“Yang pasti, besok harus lebih siap. Kami akan melawan tuan rumah, dan itu pasti tidak akan mudah. Jadi, semuanya harus lebih dipersiapkan lagi dengan baik, dari mulai teknik, fokus, motivasi, komunikasi, semuanya. Kami juga harus siap capek,” kata Melati dalam keterangan resmi Komite Olimpiade Indonesia (KOI) yang diterima di Jakarta, Minggu.
Sebelumnya pada laga penyisihan kedua Grup C yang berlangsung Minggu, Praveen/Melati memetik kemenangan straight gim atas pasangan Denmark Mathias Christiansen/Alexandra Boje dengan skor 24-22, 21-19.
Wakil Garuda itu harus melewati laga sengit untuk meraih kemenangan kedua mereka. Duo Denmark itu memberikan perlawanan yang cukup kuat sepanjang pertandingan. Bahkan, mereka terus mengekor Praveen/Melati, meskipun tidak sampai berbalik unggul.
“Kalau melawan mereka (Christiansen/Boje) memang selalu ramai, poinnya banyak. Kita menang, tapi ya begitu, poinnya mepet-mepet,” ujar Melati.
Sementara itu, Praveen menilai penampilannya bersama Melati pada hari ini jauh lebih baik dibandingkan kemarin, Sabtu (24/1), saat mereka menghadapi pasangan Australia Simon Wing Hang Leung/Gronya Somerville pada laga penyisihan perdana Grup C.
“Pertandingan hari ini jauh lebih baik dari kemarin, dan jauh lebih memuaskan. Kami sudah bermain dengan pola yang enak sejak gim pertama, dan kami tidak mau kecolongan seperti kemarin. Makanya kami harus fokus terus. Kami ingin terus bermain dengan baik,” tambah Praveen.
Di sisi lain, Melati mengaku masih merasa grogi saat melakoni pertandingan keduanya di Olimpiade Tokyo 2020.
“Pastinya grogi, apalagi kemarin pas pertandingan pertama, lebih tegang lagi dari sekarang. Mungkin karena ini Olimpiade yang sudah ditunggu selama lima tahun. Baru pertama kali juga buat saya. Tapi Alhamdulillah, tadi rasa grogi itu bisa dibuang dulu saat di lapangan, jadi bisa lebih enjoy mainnya,” ungkap Melati.
Rasa grogi itu rupanya juga dirasakan oleh Praveen meskipun tahun ini menjadi kali keduanya mengikuti ajang Olimpiade. Sebelumnya, ia sudah pernah tampil di Olimpiade Rio de Janeiro pada 2016.
“Kami memahami bahwa kami bermain di panggung Olimpiade, kami sangat gugup, tapi kami selalu berusaha mengusir perasaan itu jauh-jauh,” tutur Praveen.
“Yang pasti, bedanya Olimpiade Rio dan Olimpiade Tokyo adalah, di Rio ada penonton, sedangkan di Tokyo sepi, hening. Saya ingin menganggap ini seperti latihan biasa, tapi tidak bisa, karena sebetulnya ini adalah pertandingan,” pungkasnya.
Komentar