GP Ansor: cegah politik identitas di Tanjungpinang

id GP Ansor,politik identitas,pilkada tanjungpinang

GP Ansor: cegah politik identitas di Tanjungpinang

Logo GP Ansor (antaranews.com)

Jangan sampai gerakan negatif itu mendapat respons atau dukungan dari masyarakat. Mari bersama-sama kita mencegahnya
Tanjungpinang (Antaranews Kepri) - Gerakan Pemuda Ansor Provinsi Kepulauan Riau menyerukan seluruh elemen masyarakat mencegah politik identitas selama masa kampanye Pilkada Tanjungpinang tahun 2018.

Wakil Sekretaris GP Ansor Kepri Rukmono di Tanjungpinang, Kamis, mengatakan politik identitas dapat menimbulkan konflik hingga perpecahan di tengah masyarakat, karena itu perlu dicegah bersama.

"Pilkada seharusnya menjadi momentum penting yang dimanfaatkan oleh para kandidat dan pendukungnya untuk mengambil hati masyarakat dengan cara yang tepat, seperti menyampaikan rencana kerja, visi dan misi," katanya.

Pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Tanjungpinang yang berkompetisi pada Pilkada 2018 yakni Syahrul-Rahma dan Lis Darmansyah-Maya Suryanti. Kedua pasangan calon diharapkan dapat mengendalikan massa pendukungnya untuk mencegah pergesekan.

Menurut dia, selama ini politik identitas belum terjadi di Tanjungpinang. Namun ada gerakan-gerakan tertentu yang mulai mengarah pada politik identitas untuk menjatuhkan salah satu pasangan calon.

"Jangan sampai gerakan negatif itu mendapat respons atau dukungan dari masyarakat. Mari bersama-sama kita mencegahnya," ujarnya, yang juga pengurus Forum RT dan RW Tanjungpinang.

Ia juga mengingatkan seluruh pengurus RT dan RW bersikap indenpenden dalam menghadapi Pilkada Tanjungpinang 2018. RT dan RW mungkin mendukung salah satu pasangan calon, namun sebaiknya tidak mempengaruhi warganya untuk menghidari perpecahan.

Pengurus RT dan RW juga sebaiknya memberikan kesempatan yang sama kepada pasangan calon wali kota dan wakil wali kota untuk menyosialisasikan visi dan misi.

"Jangan menolak pasangan calon tertentu untuk bersosialisasi," katanya yang juga Ketua RT 01/RW 10 Kelurahan Batu Sembilan, Tanjungpinang.

Rukmono mengatakan, pesta demokrasi kali ini masih relatif datar. Dinamika politik yang terjadi juga masih kurang bergairah, seperti tidak terjadi apa-apa menjelang pilkada.

Ia mengimbau penyelenggara pilkada untuk lebih aktif menyosialisasikan pilkada, dan mendorong masyarakat menggunakan hak suaranya pada hari pemungutan suara.

"Yang dikhawatirkan itu potensi golput cukup tinggi karena dinamika pilkada masih datar," katanya.

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE