Batam, (Antaranews Kepri) - Sebuah mobil jenis jip berwarna pekat tanpa atap dan tanpa lampu penerangan melaju kencang menembus gerimis disertai angin kencang memasuki komplek Gardu Induk (GI) milik Bright PLN di Sekupang, Batam, Sabtu (17/11) dini hari. Derum knalpot mobil itu beradu dengan suara azan subuh yang bersahutan dari beberapa masjid di kawasan Tiban, Sekupang, dan sekitarnya.
Mobil jip yang diubah suai sebagai kendaraan taktis itu menyusuri gerbang belakang komplek GI, mengarah ke sebuah gedung yang terletak berdekatan dengan instalasi bertegangan tinggi.
Delapan penumpang berdiri pada bagian samping jip dengan posisi setengah merunduk, berpegangan pada bar besi di bagian pilar mobil. Derap kaki bersepatu lars terdengar cepat, menyusul suara decit ban beradu dengan aspal halaman parkir instalasi. Pria-pria tegap itu beragam hitam pekat, berpenutup wajah, berkacamata googles, dan memakai helm antipeluru itu menodongkan senapan laras panjang, jenis SS 1 sambil melangkah sedikit merunduk menuju pintu belakang gedung.
Seorang pria bersenjata laras panjang yang berada di pos jaga tidak menyadari bahaya, saat seorang pria berseragam hitam melumpuhkannya dengan pisau sangkur. Sementara, di bagian depan gedung kantor yang sekaligus berfungsi sebagai ruang kontrol panel listrik, dua pria bersenjata laras panjang kontan tersungkur diterjang peluru milik kelompok kecil berseragam hitam itu.
Bunyi tembakan senjata kaliber 5,56 milimeter terdengar bersahutan, ditutup dengan sejumlah teriakan mengerang. Tubuh-tubuh bergelimpangan, cairan merah membasahi tembok, kaca dan lantai ruangan.
Tak lama berselang, dua pria berseragam hitam mengawal keluar seorang karyawan PLN keluar tak lebih dari 10 menit kemudian. Sebuah mobil jenis kabin ganda dan satu mobil sedan milik Polsek Sekupang membawa karyawan yang baru dibebaskan itu menjauhi gedung.
Drama penyanderaan pegawai PLN di dalam objek vital itu berakhir dengan tewasnya dua orang pelakunya. Sementara, empat komplotan yang oleh Komandan Korem 033/WP Brigjen TNI Gabriel Lema disebut Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) berhasil ditangkap hidup-hidup.
Pasukan kecil berseragam hitam itu adalah Tim Penanggulangan Teror (Gultor) dari Batalyon Infanteri Raider Khusus 136/Tuah Sakti. Tim kecil berkekuatan 12 personel itu diturunkan untuk pengakhiran operasi pembebasan sandera. Personel Gultor dengan kemampuan tempur asimetris itu sangat terkoordinasi. Mereka bergerak dengan cepat, senyap dan tepat melumpuhkan komplotan KKSB sekaligus membebaskan sandera dalam Operasi Latihan Pemantapan Raider dalam Operasi Keamanan Dalam Negeri (Opskamdagri) 2018.
Komandan Korem 033/WP Brigjen TNI Gabriel Lema menyebut, operasi itu selain untuk mengasah kemampuan tempur prajurit Raider juga sebagai akumulasi latihan parsial selama satu tahun. Selain itu, latihan juga digelar sebagai persiapan penugasan personel Yonif Raider Khusus 136/TS ke daerah rawan di Maluku Utara, dalam waktu dekat.
"Skenario menghadapi musuh di dalam negeri ini untuk mengasah kemapuan dan mengkondisikan prajurit dalam kesiapsiagaan tertingginya," kata Gabriel Lema ditemui saat penutupan latihan di Markas Komando Yonif Raider Khusus 136/TS di Tembesi, Batam, Sabtu (17/11).
Meskipun merupakan latihan internal TNI AD di bawah Korem, namun Gabriel menyatakan, pada operasi sebenarnya tetap harus melibatkan kekuatan pendukung lain baik dari TNI maupun Polri. Tim Gultor yang diturunkan sebagai pemukul yang menuntaskan misi operasi itu bergerak dengan dukungan personel lain.
Sebanyak 330 personel diterjunkan selama proses latihan operasi pembebasan. Masih menurut Gabriel, sebelum tim penuntas menyelesaikan misi, ratusan prajurit sudah melakukan pergerakan terkoordinasi. 100 personel di luar pelaku operasi menjadi penerjemah strategi yang mengkomunikasikan langkah dan perintah pengendali operasi kepada personel di lapangan.
Para prajurit dalam skenario pembebasan sandera itu menjalani misi yang cukup panjang. Mereka secara bertahap mengumpulkan informasi intelejen, mengendap, melakukan pengintaian sambil terus mengulur waktu dengan bernegosiasi. Ketika informasi posisi dan kekuaran penyandera sudah lengkap, tim penuntas diturunkan untuk melumpuhkan KKSB dan membebaskan sandera dengan selamat.
"Materinya komplit, ini mulai dari basis, gerilya gunung hutan, rawa laut sungai dan pantai, mobilisasi udara dan serbuan ruangan," kata Gabriel.
Selain itu, latihan tersebut juga merupakan ajang mengasah kemampuan inflitrasi dan eksfiltrasi pasukan dalam menghadapi pertempuran asimetris. Pasalnya, Gabriel menambahkan, sebagai satuan khusus yang berbasis di wilayah perbatasan negara, Yonif Raider Khusus 136/TS harus selalu siap memberikan jaminan keamanan bagi warga masyarakat.
"Harus siap. Latihan dan latihan itu hasilnya harus membuat masyarakat aman, nyaman dan selamat," pungkasnya.
Berita Terkait
Kim Jong Un serukan persiapan perang
Sabtu, 16 Maret 2024 15:04 Wib
Basarnas Natuna lakukan pencarian lansia hilang di Desa Selaut
Kamis, 14 Maret 2024 16:03 Wib
Kasad: Mayor Teddy siap jabat Wadanyonif 328/Dirgahayu
Rabu, 13 Maret 2024 16:55 Wib
TNI AL gelar latihan menembak di perairan Batam
Senin, 11 Maret 2024 14:29 Wib
Pemkab Natuna dan TNI Polri kolaborasi pengendalian minuman beralkohol
Minggu, 10 Maret 2024 9:25 Wib
Lanud RSA Raden Sadjad Natuna gelar donor darah sambut HUT ke-78
Kamis, 7 Maret 2024 12:52 Wib
Basarnas Natuna gelar pelatihan SAR di ketinggian
Senin, 4 Maret 2024 19:28 Wib
TNI AU berhasil lakukan uji pendaratan C-130J Super Hercules di Bandara Wamena
Senin, 4 Maret 2024 12:08 Wib
Komentar