Jakarta (ANTARA) - Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Rhorom Priyatikanto mengungkapkan Komet Neowise atau C/2020 F3 akan melintasi titik terdekat dengan Bumi pada 23 Juli 2020.
"Pada 23 Juli pukul 09.41 WIB, komet ini diperkirakan melintasi titik terdekatnya dengan Bumi," kata Rhorom kepada dihubungi di Jakarta, Rabu.
Jarak terdekat komet pada saat itu adalah 103,5 juta kilometer dari Bumi. Jarak itu setara dengan 2/3 jarak Bumi-Bulan sehingga tidak perlu menganggapnya sebagai objek yang berpeluang berpapasan atau menabrak Bumi.
Komet Neowise dapat diamati dari Bumi sudah sejak lama. Komet itu teramati pertama kali pada 27 Maret 2020 saat komet masih jauh dari Matahari dan tampak redup sekali.
Komet masih dapat diamati hingga beberapa bulan ke depan, tentu menggunakan bantuan teleskop karena semakin jauh, komet akan tampak semakin redup.
Namun, perlu dicatat bahwa Komet Neowise tampak dengan mata telanjang sekitar akhir Juni hingga akhir Juli.
Saat ini, Komet Neowise sudah berada di sebelah timur Matahari sehingga bisa dilihat saat petang, selama beberapa menit setelah matahari tenggelam.
"Komet akan tampak samar karena terangnya sudah mendekati batas kemampuan mata kita," ujarnya.
Dengan alat bantu seperti kamera digital, binokuler, atau teleskop, komet bisa tampak lebih terang.
Komet Neowise tidak berpengaruh pada Bumi. Rhorom menuturkan jauh pada masa yang lampau, komet-komet seperti itu bisa jadi banyak menghujani Bumi sehingga esnya yang mencair dapat membasahi Bumi hingga planet itu layak menopang kehidupan.
Komet Neowise merupakan komet berperiode panjang. Dengan orbitnya saat ini, diperkirakan periode orbit komet itu 6.800 tahun.
Dengan demikian, komet itu akan kembali setelah 6.800 tahun lagi.
"Bisa jadi dia (komet) tak akan kembali lagi karena gangguan gravitasi yang dia alami membelokkan orbitnya," tuturnya.
Untuk wilayah Pontianak, komet Neowise tampak pada 20-25 Juli 2020.
Berita Terkait
Hujan meteor bakal warnai langit pada 13 Agustus 2023
Jumat, 11 Agustus 2023 19:21 Wib
BRIN sebut Satelit Lapan-A3 hasilkan data citra 538 juta kilometer persegi
Kamis, 22 Juni 2023 10:57 Wib
Lapan sebut tidak ada cuaca ekstrem saat jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182
Selasa, 12 Januari 2021 11:40 Wib
KPK panggil dua mantan pejabat Badan Informasi Geospasial terkait kasus CSRT
Kamis, 10 Desember 2020 12:13 Wib
Puncak hujan meteor teramati lewat tengah malam sampai subuh
Rabu, 12 Agustus 2020 20:54 Wib
Pesawat N219 amfibi ditargetkan uji terbang sebelum 2023
Rabu, 12 Agustus 2020 19:52 Wib
LAPAN: Penguasaan teknologi antariksa syarat menuju industri 4.0
Minggu, 22 Maret 2020 3:31 Wib
Satelit Lapan A4 akan diluncurkan Desember 2020
Jumat, 21 Februari 2020 21:26 Wib
Komentar