Bintan (ANTARA) - Pemerintah Singapura sampai sekarang belum mengizinkan warganya untuk berlibur ke kawasan wisata berskala internasional Lagoi, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri).
Kepala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar, di Tanjungpinang, Rabu, mengatakan, pemilik dan pengelola hotel dan restoran di Lagoi sejak awal sudah mempersiapkan diri menerima tamu-tamu dari Singapura, yang sebelum pandemi COVID-19 paling banyak berkunjung ke kawasan itu.
Persiapan yang dilakukan seperti menerapkan protokol kesehatan di lokasi wisata dan menyiapkan kawasan khusus yang menarik bagi wisatawan mancanegara (wisman) tersebut.
Namun Pemerintah Singapura belum memberi kepastian kapan mulai mengizinkan warganya untuk menikmati keindahan pantai di Lagoi.
"Kami berharap Oktober 2021 warga Singapura sudah dapat berlibur ke Lagoi," katanya.
Buralimar mengemukakan kondisi pandemi COVID-19 memaksa Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Singapura untuk melindungi warga mereka. Berbagai kebijakan yang diambil dalam rangka mencegah penularan COVID-19, tidak serta-merta membuahkan kabar baik pada sektor pariwisata.
Namun pelaku usaha pariwisata menyadari bahwa keselamatan pekerja dan wisatawan di masa pandemi menjadi hal yang harus diprioritaskan, katanya.
"Kondisi sekarang 'kan beda. Pembukaan objek wisata dan keluar masuk wisman perlu mendapat persetujuan pemerintah. Karena itu, perlu jalin kesepakatan Pemerintah Indonesia dengan Singapura," ucapnya.
Ia mengemukakan pertemuan khusus antara Presiden Indonesia dan Perdana Menteri Singapura yang dijadwalkan Oktober 2021 setelah tertunda sekitar empat bulan diharapkan membuahkan hasil yang mendorong kemajuan sektor pariwisata di Kepri, khususnya Lagoi.
Tahun ini, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan itu, dan Pemprov Kepri berharap pertemuan tersebut dilaksanakan di Lagoi.
"Kami tentu mengharapkan salah satu yang dibahas adalah pembukaan jalur pelayaran untuk wisatawan asal Singapura ke Lagoi. Mudah-mudahan pertemuan itu sekaligus awal untuk menjadikan Lagoi sebagai pilot project objek wisata yang menerima wisatawan asal Singapura," ujarnya.
Buralimar berharap pengusaha perhotelan dan restoran di kawasan lainnya, tidak "baper" ketika Lagoi ditetapkan sebagai pilot project Travel Bubble berskala mikro.
"Sabar, seluruh sektor pariwisata di Kepri tetap mendapat perhatian khusus," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar, di Tanjungpinang, Rabu, mengatakan, pemilik dan pengelola hotel dan restoran di Lagoi sejak awal sudah mempersiapkan diri menerima tamu-tamu dari Singapura, yang sebelum pandemi COVID-19 paling banyak berkunjung ke kawasan itu.
Persiapan yang dilakukan seperti menerapkan protokol kesehatan di lokasi wisata dan menyiapkan kawasan khusus yang menarik bagi wisatawan mancanegara (wisman) tersebut.
Namun Pemerintah Singapura belum memberi kepastian kapan mulai mengizinkan warganya untuk menikmati keindahan pantai di Lagoi.
"Kami berharap Oktober 2021 warga Singapura sudah dapat berlibur ke Lagoi," katanya.
Buralimar mengemukakan kondisi pandemi COVID-19 memaksa Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Singapura untuk melindungi warga mereka. Berbagai kebijakan yang diambil dalam rangka mencegah penularan COVID-19, tidak serta-merta membuahkan kabar baik pada sektor pariwisata.
Namun pelaku usaha pariwisata menyadari bahwa keselamatan pekerja dan wisatawan di masa pandemi menjadi hal yang harus diprioritaskan, katanya.
"Kondisi sekarang 'kan beda. Pembukaan objek wisata dan keluar masuk wisman perlu mendapat persetujuan pemerintah. Karena itu, perlu jalin kesepakatan Pemerintah Indonesia dengan Singapura," ucapnya.
Ia mengemukakan pertemuan khusus antara Presiden Indonesia dan Perdana Menteri Singapura yang dijadwalkan Oktober 2021 setelah tertunda sekitar empat bulan diharapkan membuahkan hasil yang mendorong kemajuan sektor pariwisata di Kepri, khususnya Lagoi.
Tahun ini, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan itu, dan Pemprov Kepri berharap pertemuan tersebut dilaksanakan di Lagoi.
"Kami tentu mengharapkan salah satu yang dibahas adalah pembukaan jalur pelayaran untuk wisatawan asal Singapura ke Lagoi. Mudah-mudahan pertemuan itu sekaligus awal untuk menjadikan Lagoi sebagai pilot project objek wisata yang menerima wisatawan asal Singapura," ujarnya.
Buralimar berharap pengusaha perhotelan dan restoran di kawasan lainnya, tidak "baper" ketika Lagoi ditetapkan sebagai pilot project Travel Bubble berskala mikro.
"Sabar, seluruh sektor pariwisata di Kepri tetap mendapat perhatian khusus," katanya.