Tanjungpinang (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menetapkan seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Kepulauan Riau sebagai zona kuning atau risiko penularan rendah virus corona jenis baru.

"Setelah Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Natuna turun dari zona oranye (risiko penularan sedang) menjadi zona kuning, maka seluruh kabupaten dan kota di Kepri zona kuning," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kepri Tjetjep Yudiana, di Tanjungpinang, Minggu.

Tjetjep mengemukakan penetapan kabupaten dan kota di Kepri sebagai zona kuning seiring dengan penurunan jumlah kasus aktif COVID-19. Saat ini, jumlah kasus aktif di Kepri tinggal 127 orang.

Kasus aktif COVID-19 di wilayah itu tersebar di Batam 10 orang, Tanjungpinang 53 orang, Bintan 23 orang, Karimun 22 orang, Kepulauan Anambas satu orang, Lingga satu orang dan Natuna 17 orang.

"Kasus aktif di Lingga dan Kepulauan Anambas tinggal satu orang. Mudah-mudahan kasus aktif di dua daerah ini segera nihil," ucapnya.

Ia mengingatkan warga agar tidak kendor menerapkan protokol kesehatan, meski kasus aktif COVID-19 turun drastis. Saat ini, banyak warga yang tidak menggunakan masker saat berinteraksi. Bahkan saat interaksi juga tidak menjaga jarak.

"Pengalaman kita dalam dua tahun terakhir, kondisi seperti ini sering ditemukan saat kasus aktif landai. Kami berharap ini tidak terjadi lagi sehingga kasus aktif tidak meningkat saat puasa hingga Lebaran," kata mantan Kepala Dinkes Kepri itu.

Tjetjep mengemukakan Kepri belum bersih dari COVID-19, meski kasus aktif relatif terkendali. Saat masyarakat lalai, tidak menerapkan protokol kesehatan, kasus aktif COVID-19 potensial meningkat.

"Jangan sampai akibat kelalaian kita, Kepri jadi Zona Merah, dengan aturan pembatasan sosial yang ketat. Kita pasti juga tidak mau ramadhan dan lebaran di rumah sakit akibat lalai," ucapnya.

Ia juga mengajak warga untuk mendukung program vaksinasi dosis ketiga (booster) sebagai upaya peningkatan imun tubuh dari serangan COVID-19.

"Kami menargetkan hingga akhir April 2022 capaian vaksinasi mencapai 50 persen. Saat ini, masih 33,58 persen atau 461.216 orang," katanya.

Pewarta : Nikolas Panama
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024