Tanjungpinang (ANTARA) - Gelombang ombak di kawasan perairan Provinsi Kepulauan Riau dapat menjadi energi terbarukan untuk mengurangi polusi udara dan sumber energi yang berasal dari fosil, kata pengamat ekonomi, Dr. Dody Dermawan, di Tanjungpinang, Jumat.
"Salah satu proposal yang dapat diajukan kepada pemerintah pusat dalam konteks G20 adalah pengelolaan potensi kemaritiman yakni dengan memanfaatkan sumber energi alami, seperti ombak di Pantai Natuna maupun Kepulauan Anambas sebagai energi yang ramah lingkungan," ungkap dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang itu.
Dody menjelaskan energi ombak bukan hal baru di negara-negara maju karena energi ombak sudah dipergunakan di sejumlah negara di Eropa.
Baca juga:
Pemprov Kepri raih opini WTP ke-12 dari BPK
Warga menilai janggal beli minyak goreng pakai KTP
Energi ombak potensial dipergunakan di Kepri untuk memenuhi kebutuhan antara lain penerangan di pulau-pulau, yang sampai sekarang belum merata, apalagi Kepri memiliki lautan seluas 96 persen dibanding daratan.
"Ini terkait keinginan pemerintah sehingga melahirkan kebijakan. Mungkin tahap awal energi ombak dijadikan sebagai energi alternatif," ucap Ketua Senat Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji itu.
Ekonomi digital
Selain energi ombak, lanjutnya, isu strategis yang dibahas dalam G20 yakni ekonomi digital. Kepri sebagai salah satu pasar perdagangan dalam ekonomi digital memiliki peran strategis karena wilayahnya berbatasan dengan sejumlah negara seperti Singapura dan Malaysia.
Untuk membangun ekonomi digital di Kepri, menurut Dody, dibutuhkan infrastruktur dan sumber daya manusia yang memadai. Kepri harus memulainya, apalagi rangkaian kegiatan G20 yang nantinya diikuti sekitar 6 ribu peserta tidak hanya dilaksanakan di Bali tahun ini, melainkan di Kota Batam dan Kabupaten Bintan.
Baca juga:
Pemkot Batam sarankan pedagang daging beli sapi dari Bali
Perda Bank Riau Kepri Syariah disahkan
"Perekonomian Kepri akan ketinggalan jika tidak masif dan gagal membudayakan ekonomi digital. Perdagangan dan industri di Kepri dapat dikuasai pihak luar," katanya.
Dody mengemukakan digitalisasi perekonomian menjadi isu penting yang seharusnya menjadi fokus pemerintah. Pemanfaatan aplikasi dalam perdagangan maupun sebagai alat transaksi perlu diperkuat.
"Transaksi secara konvensional sudah harus ditinggalkan karena kebutuhan konsumen di era modern. Kita harus mulai terbiasa menggunakan aplikasi," ucapnya.
"Salah satu proposal yang dapat diajukan kepada pemerintah pusat dalam konteks G20 adalah pengelolaan potensi kemaritiman yakni dengan memanfaatkan sumber energi alami, seperti ombak di Pantai Natuna maupun Kepulauan Anambas sebagai energi yang ramah lingkungan," ungkap dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang itu.
Dody menjelaskan energi ombak bukan hal baru di negara-negara maju karena energi ombak sudah dipergunakan di sejumlah negara di Eropa.
Baca juga:
Pemprov Kepri raih opini WTP ke-12 dari BPK
Warga menilai janggal beli minyak goreng pakai KTP
Energi ombak potensial dipergunakan di Kepri untuk memenuhi kebutuhan antara lain penerangan di pulau-pulau, yang sampai sekarang belum merata, apalagi Kepri memiliki lautan seluas 96 persen dibanding daratan.
"Ini terkait keinginan pemerintah sehingga melahirkan kebijakan. Mungkin tahap awal energi ombak dijadikan sebagai energi alternatif," ucap Ketua Senat Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji itu.
Ekonomi digital
Selain energi ombak, lanjutnya, isu strategis yang dibahas dalam G20 yakni ekonomi digital. Kepri sebagai salah satu pasar perdagangan dalam ekonomi digital memiliki peran strategis karena wilayahnya berbatasan dengan sejumlah negara seperti Singapura dan Malaysia.
Untuk membangun ekonomi digital di Kepri, menurut Dody, dibutuhkan infrastruktur dan sumber daya manusia yang memadai. Kepri harus memulainya, apalagi rangkaian kegiatan G20 yang nantinya diikuti sekitar 6 ribu peserta tidak hanya dilaksanakan di Bali tahun ini, melainkan di Kota Batam dan Kabupaten Bintan.
Baca juga:
Pemkot Batam sarankan pedagang daging beli sapi dari Bali
Perda Bank Riau Kepri Syariah disahkan
"Perekonomian Kepri akan ketinggalan jika tidak masif dan gagal membudayakan ekonomi digital. Perdagangan dan industri di Kepri dapat dikuasai pihak luar," katanya.
Dody mengemukakan digitalisasi perekonomian menjadi isu penting yang seharusnya menjadi fokus pemerintah. Pemanfaatan aplikasi dalam perdagangan maupun sebagai alat transaksi perlu diperkuat.
"Transaksi secara konvensional sudah harus ditinggalkan karena kebutuhan konsumen di era modern. Kita harus mulai terbiasa menggunakan aplikasi," ucapnya.