Batam (ANTARA) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus megupayakan peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di industri hulu migas dalam memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.
“SKK Migas terus berupaya meningkatkan TKDN dalam sektor hulu migas. Salah satunya dengan memfasilitasi kerja sama bisnis antara pelaku industri migas lokal, nasional, dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS),” kata Plt Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas, Rudi Satwiko di Batam, Selasa.
Ia mengatakan sektor hulu migas akan terus konsisten dalam mendorong industri-industri penunjang lokal untuk tumbuh dan berkembang, sehingga peran industri dalam perekonomian nasional dan daerah semakin meningkat.
“SKK Migas terus berkomitmen menciptakan efek berganda industri hulu migas terhadap sektor-sektor lainnya, sehingga terbangun kapasitas nasional yang memiliki daya saing untuk merealisasikan visi bersama meningkatkan produksi migas nasional 2030,” ujar dia.
Selain itu SKK Migas juga terus menerapkan berbagai strategi merealisasikan visi bersama meningkatkan produksi migas nasional 2030, sebesar 1 juta barel minyak per hari (MBOPD) dan gas sebanyak 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD).
Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas Erwin Suryadi menyampaikan hasil perhitungan TKDN hingga bulan April 2022 mencapai 62 persen.
“Jadi kalau tadi sudah disampaikan dalam forum itu target kita 57 persen, tapi hari ini per bulan April. Karena Mei masih hitung itu kita sudah mencapai 62 persen memang ini capaian yang lumayan,” kata Erwin.
Erwin menjelaskan SKK Migas akan terus berupaya mendekatkan para pelaku usaha daerah untuk ambil bagian sebagai penunjang industri hulu migas, serta mendorong peningkatan kemampuan dan kapasitas para pelaku usaha di daerah untuk terlibat lebih besar di aktivitas industri hulu migas.
Terkhusus wilayah Kepulauan Riau, ada perusahaan lokal yang mampu memproduksi dengan kandungan lokal hingga 80 persen seperti yang dimiliki A-S-L Shipyard Indonesia.
Kedepannya, perusahaan lokal tersebut akan didorong untuk lebih berperan dan bersaing lebih profesional, sehingga dapat berpartisipasi di Industri hulu migas yang memiliki standar kerja teknik yang tinggi.
“Banyak perusahaan lokal di Batam yang sebenarnya memiliki potensi di proyek-proyek hulu migas dan ini sangat beruntung karena perusahaan tersebut beroperasi di Indonesia,” kata Erwin.
“SKK Migas terus berupaya meningkatkan TKDN dalam sektor hulu migas. Salah satunya dengan memfasilitasi kerja sama bisnis antara pelaku industri migas lokal, nasional, dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS),” kata Plt Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas, Rudi Satwiko di Batam, Selasa.
Ia mengatakan sektor hulu migas akan terus konsisten dalam mendorong industri-industri penunjang lokal untuk tumbuh dan berkembang, sehingga peran industri dalam perekonomian nasional dan daerah semakin meningkat.
“SKK Migas terus berkomitmen menciptakan efek berganda industri hulu migas terhadap sektor-sektor lainnya, sehingga terbangun kapasitas nasional yang memiliki daya saing untuk merealisasikan visi bersama meningkatkan produksi migas nasional 2030,” ujar dia.
Selain itu SKK Migas juga terus menerapkan berbagai strategi merealisasikan visi bersama meningkatkan produksi migas nasional 2030, sebesar 1 juta barel minyak per hari (MBOPD) dan gas sebanyak 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD).
Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas Erwin Suryadi menyampaikan hasil perhitungan TKDN hingga bulan April 2022 mencapai 62 persen.
“Jadi kalau tadi sudah disampaikan dalam forum itu target kita 57 persen, tapi hari ini per bulan April. Karena Mei masih hitung itu kita sudah mencapai 62 persen memang ini capaian yang lumayan,” kata Erwin.
Erwin menjelaskan SKK Migas akan terus berupaya mendekatkan para pelaku usaha daerah untuk ambil bagian sebagai penunjang industri hulu migas, serta mendorong peningkatan kemampuan dan kapasitas para pelaku usaha di daerah untuk terlibat lebih besar di aktivitas industri hulu migas.
Terkhusus wilayah Kepulauan Riau, ada perusahaan lokal yang mampu memproduksi dengan kandungan lokal hingga 80 persen seperti yang dimiliki A-S-L Shipyard Indonesia.
Kedepannya, perusahaan lokal tersebut akan didorong untuk lebih berperan dan bersaing lebih profesional, sehingga dapat berpartisipasi di Industri hulu migas yang memiliki standar kerja teknik yang tinggi.
“Banyak perusahaan lokal di Batam yang sebenarnya memiliki potensi di proyek-proyek hulu migas dan ini sangat beruntung karena perusahaan tersebut beroperasi di Indonesia,” kata Erwin.