Batam (ANTARA) - Sebanyak 30 peserta khusus Sumber Daya Manusia (SDM) dari Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan mengikuti pelatihan Pembentukan dan Pembinaan Agen Perubahan BP Batam, yang digelar oleh BP Batam melalui Direktorat Restrukturisasi bersama Accelerated Culture Transformation ACT Consulting (ESQ) pimpinan Dr. HC Ary Ginanjar Agustian.

 

Plt. Direktur Restrukturisasi Asep Lili Halilulloh menyatakan, pelaksanaan pelatihan ini merupakan langkah konkrit internalisasi nilai  Spirit (Service Excellent, Proffesional, Innovative, Integrity & Entrepreneurship) BP Batam dalam mencapai kinerja yang tinggi dan produktif, khususnya pada Unit Usaha yang banyak bersentuhan dengan masyarakat.

 

Hal ini sejalan dengan semangat pembangunan yang terus digelorakan Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, termasuk pelayanan kepada masyarakat dan investor yang harus optimal. 

 

"Harapan kami adalah bagaimana merubah mindset dari SDM, bukan berarti rekan-rekan tidak melaksanakan tugas, tetapi ada target dan harapan lebih, karena Bapak Ibu bertugas mengelola aset-aset sehingga dapat optimal. Agen Perubahan untuk BP Batam, untuk Batam yang semakin maju,” ujar Asep dari keterangan tertulis yang diterima Antara di Batam, Jumat (5/8).

 

Untuk target pembinaan pada SDM Badan Usaha Asep menjelaskan, bahwa lebih dari 60% SDM BP Batam berada pada unit penghasil atau Badan Usaha. Dan setelah dua tahun Badan Usaha berjalan, dirinya mengatakan telah dilakukan evaluasi pengukuran implementasi nilai organisasi masih belum berkembang signifikan,  khusus pada unit Badan Usaha sebagai mesin korporasi BP Batam. 

 

“yang ingin kita bentuk adalah mindset, inner Corporate Culture atau budaya korporasi yang melayani, bukan berati kita jadi pengusaha, tapi perilaku kita harus jadi perilaku korporasi, karena kita akan layani pelanggan kita, masyarakat yang membutuhkan layanan kita,” ucapnya.

 

Perdana setelah pandemi COVID-19, pembinaan dilakukan berfokus pada Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan, yang menangani pengelolaan asset paling banyak, dan bersentuhan langsung dengan masyarakat.

 

“Aset paling banyak ada di Fasling , meskipun mungkin ada yang besar ada yang kecil, sebagian besar berkaitan dengan public service, dan sebagian besar pegawai nya ada di situ dari dulu. Nah ini yang perlu kita poles. Ini soft skill, bukan hard skill, kita ingin rubah inner, mindset, culture-nya,” kata dia.

 

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pembinaan melalui ESQ ini adalah gerbang awal, yang diharapkan hasilnya adalah adanya Agen Perubahan. Change Agen yang nantinya terpilih akan menjadi influencer bagi yang lain mengingat ada ribuan pegawai atau SDM yang mayoritas ada di Badan Usaha. 

 

Agen Perubahan selalu menanamkan sikap optimis demi tercipta sebuah perubahan karena perannya membantu organisasi untuk mengubah cara kerja, pengelolaan dan menginspirasi orang lain untuk berkembang.

 

“Nanti akan kita pilih mana yang layak jadi Agen Perubahan, kita bina, dan mereka nanti yang akan menyebarkan virus positif ke yang lain. Dan tentu pembinaan seperti ini tidak akan berhenti di sini ya, unit usaha yang lain akan kita upayakan untuk dapat dilakukan pembinaan serupa, bergantian,” kata Asep.

 


Pewarta : Ilham Yude Pratama
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024