Manokwari, Papua Barat (ANTARA) -
Padahal setiap pertolongan darurat menggunakan obat-obatan yang tersedia di rumah sakit.
Pihaknya meminta para pengambil kkebijakan juga tokoh adat, masyarakat dan agama turut membantu untuk menekan angka pasien kecelakaan akibat miras.
"Masalah ini sudah masuk kategori darurat untuk diselesaikan secara cepat," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Akibat miras, pasien kecelakaan banyak ditangani RSUD Manokwari
Direktur RSUD Manokwari , Provinsi Papua Barat dr Alwan Rimosan, Sp.B,FINACS mengatakan instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit setempat banyak menangani pasien kecelakaan lalu lintas, khususnya diakibatkan minuman keras (miras).
"Ini jadi masalah yang sering ditangani selain masalah trauma, kami harapkan jadi perhatian semua pihak. Apalagi pasien kecelakaan akibat miras juga tidak ditanggung BPJS Kesehatan," kata dia di Manokwari, Sabtu.
Yang menjadi masalah kemudian, banyak dari pasien mengelak ketika ditagih membayar biaya pengobatan. Mereka mengaku tidak punya uang yang cukup dan tidak ada keluarga.
Yang menjadi masalah kemudian, banyak dari pasien mengelak ketika ditagih membayar biaya pengobatan. Mereka mengaku tidak punya uang yang cukup dan tidak ada keluarga.
Padahal setiap pertolongan darurat menggunakan obat-obatan yang tersedia di rumah sakit.
"Mau klaim BPJS Kesehatan mereka juga tidak punya. Banyak yang memaksa pulang begitu saja," kata dia melanjutkan.
Pihaknya meminta para pengambil kkebijakan juga tokoh adat, masyarakat dan agama turut membantu untuk menekan angka pasien kecelakaan akibat miras.
"Masalah ini sudah masuk kategori darurat untuk diselesaikan secara cepat," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Akibat miras, pasien kecelakaan banyak ditangani RSUD Manokwari