Batam (ANTARA) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kepulauan Riau memperkuat sinergi dalam upaya pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (Gernas PIP).
Deputi Kepala Perwakilan TPID Provinsi Kepulauan Riau, Adidoyo Prakoso menyebutkan ada tiga program dari Gernas PIP, yaitu meningkatkan produksi pangan melalui program pemanfaatan lahan pekarangan dan perluasan lahan untuk budidaya tanaman pangan, memperkuat kerja sama antardaerah untuk memastikan kelancaran distribusi pangan, dan melaksanakan upaya stabilisasi harga pangan melalui operasi pasar yang telah dan akan terus dilakukan di sejumlah pasar di wilayah Kepri.
"Dalam jangka panjang, TPID akan terus mendorong upaya peningkatan kapasitas produksi lokal melalui penguatan kelembagaan nelayan/petani, perluasan lahan, dan implementasi teknik budidaya yang lebih baik seperti Program Lipat Ganda dan digital farming," ujar Adidoyo dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Batam, Rabu.
Selain itu, TPID Kepri mengingatkan dampak lanjutan dari penyesuaian harga BBM dan kondisi cuaca yang berdampak pada pasokan komoditas sayur-sayuran serta ikan segar pada bulan Oktober 2022.
"Memasuki bulan Oktober 2022, tekanan inflasi diperkirakan masih berlanjut namun lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Beberapa risiko inflasi yang perlu diwaspadai, yakni dampak lanjutan dari penyesuaian harga BBM dan kondisi cuaca yang berdampak pada pasokan komoditas sayur-sayuran serta ikan segar," kata dia.
Pada September 2022, TPID Kepri mencatat inflasi di daerah setempat sebesar 1,06 persen (mtm) didorong kenaikan harga BBM dan kenaikan biaya masuk akademi/perguruan tinggi sejalan pergantian tahun ajaran baru.
"Inflasi didorong oleh peningkatan harga kelompok komoditas yang harganya diatur oleh pemerintah (administered prices) utamanya bensin serta meningkatnya tekanan inflasi kelompok inti yang didorong oleh kenaikan biaya masuk akademi/perguruan tinggi sejalan pergantian tahun ajaran baru," kata Adidoyo.
Ia menjelaskan tekanan inflasi pada kelompok komoditas pangan bergejolak (volatile food) cenderung berkurang.
Pada September 2022, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kepri secara bulanan mengalami inflasi sebesar 1,06 (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan Agustus 2022 yang mengalami deflasi sebesar -0,50 persen (mtm).
Pada saat yang sama, IHK nasional tercatat mengalami inflasi sebesar 1,17 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar -0,21 persen (mtm).
Deputi Kepala Perwakilan TPID Provinsi Kepulauan Riau, Adidoyo Prakoso menyebutkan ada tiga program dari Gernas PIP, yaitu meningkatkan produksi pangan melalui program pemanfaatan lahan pekarangan dan perluasan lahan untuk budidaya tanaman pangan, memperkuat kerja sama antardaerah untuk memastikan kelancaran distribusi pangan, dan melaksanakan upaya stabilisasi harga pangan melalui operasi pasar yang telah dan akan terus dilakukan di sejumlah pasar di wilayah Kepri.
"Dalam jangka panjang, TPID akan terus mendorong upaya peningkatan kapasitas produksi lokal melalui penguatan kelembagaan nelayan/petani, perluasan lahan, dan implementasi teknik budidaya yang lebih baik seperti Program Lipat Ganda dan digital farming," ujar Adidoyo dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Batam, Rabu.
Selain itu, TPID Kepri mengingatkan dampak lanjutan dari penyesuaian harga BBM dan kondisi cuaca yang berdampak pada pasokan komoditas sayur-sayuran serta ikan segar pada bulan Oktober 2022.
"Memasuki bulan Oktober 2022, tekanan inflasi diperkirakan masih berlanjut namun lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Beberapa risiko inflasi yang perlu diwaspadai, yakni dampak lanjutan dari penyesuaian harga BBM dan kondisi cuaca yang berdampak pada pasokan komoditas sayur-sayuran serta ikan segar," kata dia.
Pada September 2022, TPID Kepri mencatat inflasi di daerah setempat sebesar 1,06 persen (mtm) didorong kenaikan harga BBM dan kenaikan biaya masuk akademi/perguruan tinggi sejalan pergantian tahun ajaran baru.
"Inflasi didorong oleh peningkatan harga kelompok komoditas yang harganya diatur oleh pemerintah (administered prices) utamanya bensin serta meningkatnya tekanan inflasi kelompok inti yang didorong oleh kenaikan biaya masuk akademi/perguruan tinggi sejalan pergantian tahun ajaran baru," kata Adidoyo.
Ia menjelaskan tekanan inflasi pada kelompok komoditas pangan bergejolak (volatile food) cenderung berkurang.
Pada September 2022, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kepri secara bulanan mengalami inflasi sebesar 1,06 (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan Agustus 2022 yang mengalami deflasi sebesar -0,50 persen (mtm).
Pada saat yang sama, IHK nasional tercatat mengalami inflasi sebesar 1,17 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar -0,21 persen (mtm).