Batam (ANTARA) - Kantor Perwakilan Kementerian Agama Kota Batam, Kepulauan Riau meningkatkan pemahaman guru madrasah terhadap Kurikulum Merdeka melalui metode training of trainers (ToT) atau pelatihan bagi pelatih.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Batam Zulkarnain Umar di Batam, Selasa, mengatakan hal tersebut sebagai upaya untuk mempercepat penyebaran pemahaman guru dalam penerapan Kurikulum Merdeka.
"Kita di Kemenag terus melakukan sosialisasi bahkan kita mengirim instruktur ke pusat dalam rangka TOT sehingga temen-temen yang sudah di training ini bisa menyampaikan ke dewan guru lainnya di sekolah. Dan itu melalui masing-masing madrasah dan pondok pesantren melakukan kegiatan-kegiatan untuk memberikan pemahaman bagaimana pelaksanaan Kurikulum Merdeka ini," kata dia.
Baca juga:
Kemenag Batam bekerja sama dengan KPPAD cegah kekerasan seksual
Pemprov Kepri terima 18.720 dosis vaksin COVID-19 penguat
Ia menjelaskan penerapan Kurikulum Merdeka berfokus meningkatkan kreativitas pada peserta didik serta mengasah kemampuan pemetaan perencanaan.
"Alhamdulillah di kita sudah dilaksanakan oleh beberapa madrasah dan pondok pesantren karena itu tidak jauh berbeda dengan Kurikulum 13, dan lebih menekankan pada soft skill (keterampilan lunak), artinya kepada karakter dan memberikan kebebasan kepada murid dan santri untuk lebih bisa berkreasi," kata dia.
Sebelumnya, Zulkarnain menyebutkan 45 madrasah di Kota Batam telah menerapkan Kurikulum Merdeka.
"Madrasah keseluruhannya mulai dari MI, MTS, MA itu ada 60 madrasah. Kalau saat ini hampir seluruh madrasah sudah memulai, walaupun belum sempurna secara keseluruhan tapi bisa dikatakan hampir 75 persen madrasah sudah memulai penerapan Kurikulum Merdeka," kata dia.
Baca juga:
32 perusahaan Batam ikuti bursa kerja 2022
KSOP pindahkan muatan kapal tanker MT Young Yong yang kandas di perairan Batam
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Batam Zulkarnain Umar di Batam, Selasa, mengatakan hal tersebut sebagai upaya untuk mempercepat penyebaran pemahaman guru dalam penerapan Kurikulum Merdeka.
"Kita di Kemenag terus melakukan sosialisasi bahkan kita mengirim instruktur ke pusat dalam rangka TOT sehingga temen-temen yang sudah di training ini bisa menyampaikan ke dewan guru lainnya di sekolah. Dan itu melalui masing-masing madrasah dan pondok pesantren melakukan kegiatan-kegiatan untuk memberikan pemahaman bagaimana pelaksanaan Kurikulum Merdeka ini," kata dia.
Baca juga:
Kemenag Batam bekerja sama dengan KPPAD cegah kekerasan seksual
Pemprov Kepri terima 18.720 dosis vaksin COVID-19 penguat
Ia menjelaskan penerapan Kurikulum Merdeka berfokus meningkatkan kreativitas pada peserta didik serta mengasah kemampuan pemetaan perencanaan.
"Alhamdulillah di kita sudah dilaksanakan oleh beberapa madrasah dan pondok pesantren karena itu tidak jauh berbeda dengan Kurikulum 13, dan lebih menekankan pada soft skill (keterampilan lunak), artinya kepada karakter dan memberikan kebebasan kepada murid dan santri untuk lebih bisa berkreasi," kata dia.
Sebelumnya, Zulkarnain menyebutkan 45 madrasah di Kota Batam telah menerapkan Kurikulum Merdeka.
"Madrasah keseluruhannya mulai dari MI, MTS, MA itu ada 60 madrasah. Kalau saat ini hampir seluruh madrasah sudah memulai, walaupun belum sempurna secara keseluruhan tapi bisa dikatakan hampir 75 persen madrasah sudah memulai penerapan Kurikulum Merdeka," kata dia.
Baca juga:
32 perusahaan Batam ikuti bursa kerja 2022
KSOP pindahkan muatan kapal tanker MT Young Yong yang kandas di perairan Batam