Bintan, Kepulauan Riau (ANTARA) - Kapal Bahtera Nusantara 01 kembali menunda pelayaran karena cuaca buruk, kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kepulauan Riau Junaidi.
"Kapal itu belum mendapatkan ijin untuk berlayar lantaran gelombang laut tinggi dan angin kencang," ujar Junaidi di Bintan, Rabu.
Kapal Roro Bahtera Nusantara 01 kembali berlayar dari Pelabuhan Tanjunguban, Kabupaten Bintan menuju Pulau Tambelan di Bintan, Pulau Matak di Kabupaten Kepulauan Anambas, Pulau Serasan di Natuna dan Sintete di Kalimantan Barat setelah gelombang laut landai dan angin tidak kencang.
Biasanya, Kapal Bahtera Nusantara 01 berlayar dari Tanjunguban setiap Rabu sore. Kamis pagi kapal tersebut sampai ke Pulau Serasan.
"Butuh waktu sekitar 18 jam berlayar dari Tanjunguban menuju Natuna, cukup lama dan berisiko jika dipaksakan saat cuaca buruk," tuturnya.
Sementara kapal roro lainnya dengan rute Bintan, Tanjungpinang, Batam, Karimun dan Lingga masih berjalan normal. Namun nakhoda dan kru kapal tetap harus waspada.
"Kalau untuk pelayaran sekitar Batam, Tanjungpinang, Bintan, Lingga dan Karimun masih aman, gelombang laut paling tinggi mencapai 2,5 meter. Tetapi di Natuna dan Anambas mencapai 6 meter, tentu membahayakan keselamatan penumpang dan kru kapal jika dipaksakan berlayar," ujarnya.
Saat ini, kapal roro yang mengangkut penumpang, barang dan kendaraan itu sandar di Pelabuhan Roro Tanjunguban, Kabupaten Bintan. Kapal itu dapat berlayar kembali setelah mendapatkan ijin dari Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) setempat.
KSOP mengeluarkan ijin berdasarkan rekomendasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (GMKG).
"Kebijakan pemerintah terhadap pelayaran kapal tergantung rekomendasi dari BMKG," ucapnya.
"Kapal itu belum mendapatkan ijin untuk berlayar lantaran gelombang laut tinggi dan angin kencang," ujar Junaidi di Bintan, Rabu.
Kapal Roro Bahtera Nusantara 01 kembali berlayar dari Pelabuhan Tanjunguban, Kabupaten Bintan menuju Pulau Tambelan di Bintan, Pulau Matak di Kabupaten Kepulauan Anambas, Pulau Serasan di Natuna dan Sintete di Kalimantan Barat setelah gelombang laut landai dan angin tidak kencang.
Biasanya, Kapal Bahtera Nusantara 01 berlayar dari Tanjunguban setiap Rabu sore. Kamis pagi kapal tersebut sampai ke Pulau Serasan.
"Butuh waktu sekitar 18 jam berlayar dari Tanjunguban menuju Natuna, cukup lama dan berisiko jika dipaksakan saat cuaca buruk," tuturnya.
Sementara kapal roro lainnya dengan rute Bintan, Tanjungpinang, Batam, Karimun dan Lingga masih berjalan normal. Namun nakhoda dan kru kapal tetap harus waspada.
"Kalau untuk pelayaran sekitar Batam, Tanjungpinang, Bintan, Lingga dan Karimun masih aman, gelombang laut paling tinggi mencapai 2,5 meter. Tetapi di Natuna dan Anambas mencapai 6 meter, tentu membahayakan keselamatan penumpang dan kru kapal jika dipaksakan berlayar," ujarnya.
Saat ini, kapal roro yang mengangkut penumpang, barang dan kendaraan itu sandar di Pelabuhan Roro Tanjunguban, Kabupaten Bintan. Kapal itu dapat berlayar kembali setelah mendapatkan ijin dari Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) setempat.
KSOP mengeluarkan ijin berdasarkan rekomendasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (GMKG).
"Kebijakan pemerintah terhadap pelayaran kapal tergantung rekomendasi dari BMKG," ucapnya.